Meet the #emaklebay

Dua tahun terakhir ini hidup gue benar benar berubah. Perubahan dari wanita bekerja kantoran sampai akhirnya di rumah saja. Sebagai catatan, bekerja di industri media itu sangat menyeeenaaangkan untuk gue yang pada saat itu belum memiliki anak.

Penekanan sekali lagi… Sebelum. Gue. Memiliki. Anak… Setelah memiliki anak, semuanya berubah total.


#emaklebay resign dari kantor


Menjadi working mom terutama ketika baby masih ASI eksklusif ternyata beraat. Gue sempat mencobanya sebelum akhirnya menyerah.

Banyak sekali faktor yang membuat gue memutuskan untuk resign:

  1. MACET. Berhubung rumah gue ada di Sewenjen Sawangan macet city. Gak usah diceritain, udah enegh duluan. Pokoknya jijay bajay najis buncis.
  2. Malas pumping asi.. karena.. pumpingnya… di… TOILET (iyuuuuhh)
  3. Babysitter berada di opsi paling akhir. Iya, gue parnoan.
  4. Berhubung berat gue waktu hamil seperti beruang kutub, jelas saja masuk kantor badan ini gedenya masih mak HO-HAH. Babon bison aja lebih bahenol. HUH.
  5. Gue tidak bisa multitasking. Sering apa yg sedang gue pikirkan dirumah rancu sama urusan pekerjaan gue.

Pernah suatu hari gue menelepon rumah menanyakan bagaimana kabar bocil. Baydeway ada aturan di kantor setiap mau telpon harus disambungkan melalui operator,, jadi ada jeda beberapa saat sebelum tersambung dengan si penerima telpon.

Lagi enak2 bengong membayangkan makan enak tapi badan menjadi kurus, tiba2 telepon gue diangkat,,


gue           : Halo, selamat siang.. eh apa kabar Bu? (Lupa gak tau mau telpon siapa)

si mbak    : ya halo bu (pasti heran kenapa si Ibu kok jadi formal banget)
gue         : eh tolong ecariin iklan? eh salah cariin taksi dong.. eh tunggu ini gue sedang ngapain ya?
si mbak    : bu… Ibu gak kenapa2 kan? (dan si embak pun bingung)

#emaklebay sibuk jadi Ibu rumah tangga

Jika ditanya sekarang sibuk apa, jawabannya sesimpel “dirumah saja”. Simpel ya.. Tapi kenyataanya, kok gue lebih sibuk dan capek dibanding waktu masih ngantor yah? Bahkan dengan beban pekerjaan gue yang paling berat sekalipun.

Apalagi dirumah saja dengan bos kecil yang pada waktu itu belum bisa bicara jadi nggak ngerti apa maunya dia.


Bos kecil : ” Amenyaaa menyamenyaaaaa…” (tunjuk2)

Gue          : ” Mau apa? Main?” (masih sabar)
Bos kecil : “ Mantemanteman temaaan,,, AAAAAKKK…” (gebrak2 mejanya)
Gue          : ” Teman-teman?… teman-teman apaaan?” 
Bos kecil  : ” Tekeetekek tekeeetekekkk…”
Gue          : ” Heh? Ketek naik gethek?” (oh Tuhan tolooong)
Bos kecil  : ” AAAAAKK….brep..ammbrrr” (lalu nangis mbeker-mbeker)
Gue          : –> frustasi

#emaklebay ngajarin bocil toilet training


Kalau berurusan dengan buang air kecil, bocil tidak terlalu menghebohkan. Kalau pipis dilantai, tinggal diganti celana sambil diajak membersihkan genangan air pipisnya. Dan jika bocil sedang pipis di kamar mandi, gue tinggal menjadi cheerleader yang paling heboh sedunia.. mirip2 para Chibi2 laah cuma harus di zoom in 300%.
Yang paling mendebarkan sekaligus membahagiakan adalah ketika bocil sedang belajar poop di toilet.

Gue      : (sedang melangkah gontai ke dapur)

Bocil    : “Mammiii… mandii..” ( gelisah… jalan mondar mandir.. pose gaya ngeden)
Gue      : “Ekok tumben? biasanya harus ngajak mainan bedhol desa ke kamar mandi”
Bocil    : ” Mamiii… Mandi,,, I’ik.. Be’ul” (geret2 baju gue dan menunjuk kamar mandi)


Gue menemani dia duduk di toilet sambil mengejan. 


Gue jongkok menghadap toilet.


Jarak Gue dengan toilet hanya beberapa inchi


BHUHUHUHUHU mimpi apaa gue semalam? Demi apaaa gue harus harus berjarak 6 cm dari toilet? Ni toilet tinggal minta dicium ini mah. 


Sekarang jika bocil minta ditemani poop gue sudah punya trik khusus. Membayangkan saja toilet itu sebagai Jim Sturgess. Lumayan kan selama beberapa menit close up dengan mas Jim Sturgess….


Plakeplakkeplak Plakeplakeplaaak…. Yakalik si JimStu mau disama’in sama toilet.


Rutinitas sehari-hari #emaklebay dan si bocil 

 
Gue pikir di rumah saja artinya gue bisa bermalas-malasan seakan bersantai kala weekend. SALAH BESAR. GUe harus bangun lebih pagi karena jadwal padat seharian sudah menanti, termasuk diantaranya memasak dan melatih si bocil makan.
Berhubung ilmu ndapur gue masih sedangkal kubangan kodok, maka banyak bahan2 makanan yang baru gue kenal saat memberikan makanan pendamping ASI/MPASI ke bocil. Ini contohnya:

  1. Bit. Kalau lagi pengen bocil merah belepotan seperti edward cullen, sajikan menu bit yang merah menggelenyar ini.
  2. Misoa. Ih baru tau, kalau suami bs dimakan 😀
  3. Butternut pumpkin yang sekelas dengan Kabocha. Ish gue kan gak pernah masak begonoan. Pernah beli buternut pumpkin di supermarket dan alamakjaang ajigilek jabang boker. Mahal banget!! Beli sebuah, eee akhirnya yang terpakai cuma sejempit,,,
  4. Zuchini. Benda apaaaa ituuu? Ternyata zuchini ini adalah terong jepang.  Hati2 salah beli ya karena bentuknya beda tipis dengan timun jepang. 


Suatu hari terjadi percakapan dengan Mbak Ida, PRT mertua gue, ketika gue masak di rumah mertua.

 
Mba Ida   : ” Masak apa mbak”  (sepertinya lebih tercium insting kepo.. daripada tercium aroma lezatnya masakan gue)
Gue        : “Masak sup zuchini mba” (gue lebih mirip chef Gordon Rames daripada chef Gordon Ramsey)
Mba Ida  : ” Ealaaah kok itu nama mbak ipar saya,,, Yu Sukini,, melasi temen. Yu Sukini jadi terong”
Gue          : –> Ngakak sampai jaman jahiliyah balik lagi <–



#emaklebay melatih bocil belajar makan



Sejak belajar makan, bocil gue biasain duduk di booster seat. Hampir tidak pernah gue gendong apalagi makan sambil jalan-jalan di luar. Soalnya gue lebih mirip induk ayam ngejar2 piyik2-nya.

Kalau ingin menguji kesabaran coba deh suapin bocil yang sedang belajar makan. Proses ini lebih sering bikin spaneng emaknya daripada bikin bahagia…

Untuk mempertahankan konsentrasi bocil makan gue perlu usaha ekstra untuk membuat dia tidak bosan. Begini kronologisnya:



Gue    : “Ayoo aaaak,,, enyaaakk lo mamaaam” (mangap2 nawarin suapan)
Bocil  : “Aaaakkk,,, maamama mamammm” (semangat mangap di tiga suapan pertama)

sepuluh menit kemudian


Gue   : ” Aaamm,, aaaakk” (bersemangat padahal tampilan makanan di mangkuk sudah nggak mbejaji)

Bocil   : “mmmmm” (melirik bosan dengan mulut terbuka hanya membentuk garis tipis)
Gue   : (mengeluarkan perlengkapan makan lengkap dengan isinya)
Bocil  : “Aweyaa,, weyaweyaweyaaa,,,”
Gue   : ” Hyongalah thole leee.. kamu lagi mandi kembang?” (menghela nafas dengan berat, seberat badan gue. Mungkin bocil sedang terinspirasi oleh Ponari)

Ilustrasi yang terjadi kemudian adalah bocil makan sendiri. Dalam artian makanannya diublegh-ublegh, air minum jadi kobokan.  Makanannya di pegang-diremat-dihayati rasanya-lalu dimasukkan ke gelas.  Tidak lupa airnya diminum, setelah dirasa nggak enak, kobokan itu berakhir untuk mengguyur kepala dan mukanya. 


Kemudian bocil sibuk punya kegemaran baru yaitu melempar semua benda di meja makannya ke penjuru ruangan.. Mangkok piring dan mainan2nya semua berterbangan didepan hidung gue seperti piring terbang wuuuuuzzzzzzzzzzz mendarat sampai diujung ruangan. Iyak bisa dalam radius 5 km kalau lagi saking lebaynya


HOREEE ANAKKU SEDANG JADI ATLET LEMPAR LEMBING
 
(lalu emak tergeletak pingsan di lantai)
Jika ada peribahasa sedia payung sebelum hujan, maka untuk gue sedia alas koran sebelum bocil makan.
 
Proses belajar makan tidak terlepas dari GTM. Tadinya gue pikir GTM ini apaan sih? Gerakan Tulungagung Merdeka? Gayus Tak Melarikandiri? Gebetan Tapi Mesra? T ternyata GTM itu artinya Gerakan Tutup Mulut alias mogok makan.
Bocil pernah GTM? WOOOO jangan salah menilai… pastinya sering dong.. dan gue? Pasrah!

Pernah waktu lagi lemas2nya (versi emak) dan sedang asik2nya (versi bocil) belajar makan… dalam artian si bocil sedang mengeluarkan jurus ajian puting beliungnya ke seluruh penjuru ruangan tiba-tiba datang tetangga dekat gue.

Tetangga   : “Ya ampuuuunn keren aidan masih mau ya duduk dikursi. Eh Itu koran buat apaan?”

Gue           : ” Buat alas kalau bocil mulai bermanuver”

Tetangga  : “Jadi mirip karjo-nya mertua gue” (ngakak)

Gue           : ” Siapa Karjo? Hari gini masih ada baby yang namanya Karjo?”

Tetangga  : ” Bukan, Karjo itu burung kakak tua mertua gue”
 

MAMAAAKK… mirip sesi makan burung mertuanya tetangga gue.









 

Diterbitkan oleh

dewi

Traditional dancer dan Illustrator yang aselinya malas nonton drama korea, pengennya masak-cuci piring aja..

5 tanggapan untuk “Meet the #emaklebay”

Tinggalkan komentar