Cerita Sebelumnya
Ada di postingan ini dan di sini. Jadi karena berdasarkan laporan mata-mata, sampai saat ini nggak ada teman-teman pembaca yang masuk rumah sakit, maka cerita tentang Krabbypatty akan gue selesaikan di postingan ini.
Goodbye Phuket.
Setelah check out kami menikmati sarapan homemade buatan si pemilik Caza Brazil. Anyway,, alias jalannya Anik, #yaoloh_garingnya_sampai_mau_boker walaupun Phuket berada di kawasan Thailand selatan yang banyak penduduk muslimnya, tapi pemilik hostel kami beretnis china. Jadi pasrah saja kalau makanan yang disajikan kena babi.. Cuma bisa berdoa semoga babinya sudah mualaf, jadi kita satu muhrim gitu.
Perjalanan dilanjutkan melalui darat menuju Krabi. Kami disuguhi pemandangan seperti jalur selatan Jawa dilengkapi dengan sign board yang bertuliskan huruf Thailand. Tulisannya beda tipis sama huruf bahasa Jawa. Gue curiga jangan-jangan kita sedang mudik ke Yogyakarta dimana tiap 10 meter ada plang restoran Pring Sewu.
Krabi
Kami sampai di pusat kota Krabi yaitu Aonang. Ingat ya, Aonang..
Sebaiknya kita harus berhati-hati melafalkannya.. Kenapa begitu? Bisa salah persepsi buebuuu….Bayangkan, salah intonasi sedikit bisa menjadi pemicu keributan rumah tangga loh… Gak percaya?
Ada satu cerita yang terjadi pada sebuah keluarga artis A4.. Bukan, bukan keluarga folio, A3, A5, dan kuarto,, kita tidak sedang membicarakan bisnis fotocopy… Tapi penghuni rumah ini adalah Anang, Ashyanti, Aurel dan Azriel.. Gue curiga, jangan-jangan Anang putus sama Syahrini karena namanya tidak pakai huruf A. Mungkin Syahrini menolak, karena nama di KTP akan berubah jadi Ahrini Ahmasa Ahiya, Gengsiii dooong… Gak hoki kan?
Anang : “Syantih, kemarinh keh Thailand kamuh borosh belanjah kemanah ajiyah?” *kalau sok imut, logat Anang jadi sunda*
Asyanti : “Aaah Anaaanggg” *mencoba manja*
Anang : ” Syantik.. Akuk tuk serius nanyak, kemarin kamuk ke Thailand kemanak? Tak’iye.” *kalau ngambek, logat Anang jadi madura*
Asyanti : ” Aonang, Nang. Aaaww.. Anang.. sakit Anang iiihh…. ” *mungkin dia dikitik-kitik*
Anang : “HEH. DAASAAARR ISTRII TAK TAU DIUNTUUNG!! DITANYA APA, JAWABNYA APA *#@%^&*%$*” disensor demi keamanan umat manusia
Asyanti : ” AAWWW… NAAANG.. AWWWHH… NAAANGGG.. NAAANG.. AAWWWWWW!!”
Nah kan nah kan.. kata yang mirip apalagi bisa dibalik-balik artinya jadi beda kaan
***
Kembali ke Aonang. Jalanan Aonang yang lebar mengingatkan gue akan pusat kota Boyolali tahun 1990-an. Bedanya disini sudah ada gerai Stabucks dan gerai-gerai hasil warisan konstipasi-yahudi lainnya.. Sementara Boyolali sejauh yang terakhir gue lihat,. mmm,, masih ada patung sapi lambang pergaulan anda.. Pokoknya kalau sampai Boyolali jangan lupa foto di patung sapi itu deh, biar dianggap gaul.. oleh sapi-sapi Boyolali, tapinya.
Setelah capek berkeliling mencari penginapan, tepatnya lima meter kekanan dan lima meter kekiri dari tempat kami diturunkan, akhirnya kami memilih Dream Garden Hostel.
Sambil istirahat, kami melihat saluran televisi lokal. Semua program televisi disulihsuarakan ke bahasa thailand. Jadi meskipun di TV ada Mike Tyson lagi nangis meronta-ronta dipangkuan Lady Gaga, tetap pembicaraan yang terdengar adalah “prangkakakkp swarakakkaakap kap kap” gituuuh.
Sungguh menarik sekali TVRI-nya Thailand ini. Sampai ahirnya kami melihat program musik AMKM .
Intermezzo sebentar,, pada tau AMKM kan? Jangan bilang jaman piyik masih belum bisa cebok nggak pernah nonton AMKM. Ya Ampun RPUL gak tau, sekarang AMKM gak tau juga.. Apakah semua pembaca bukan anak generasi NKOTB?,, (yak pakai singkatan aja terus).
Jadi, apa coba singkatan AMKM? :
- Anang Menyanyi, Krisdayanti Mualmules? Bukan… Maap itu kalau gue lagi nyanyi karaoke kook
- Aku Makan, Kamu Menelan Ludah? Bukan.. itu edisi tanggal tuak, cuma bisa makan indomi sepiring berdua
- Andi Malarangeng Ketahuan Mengupil? Bukan.. Ini sebeenernya gue lagi ngapain sih
- Agnez Monica Kenapa Menjeriat-jerit? Bukan.. Itu edisi… ah yasudahlah…
Jadi sebenarnya AMKM adalah Anda Meminta Kami Memutar, Penyiarnya Rina Gunawan yang selalu bergonta-ganti wig.
Aduh, sampai mana tadi? Intinya ada satu lagu yang kocak banget video klip-nya. Gue lupa apa judul lagunya. Peran utama wanitanya mirip banget ama Omas. Nah Omas ini naksir sama cowok ganteng, tapi ternyata si cowok ini penyuka-sesama-batang. Mungkin nama artis Omas versi Thailand adalah Omasyahputri Tarakdungtong Tosduludong.
***
Eniweii,, alias jalannya Enik #yaoloh_garingnya_sampai_mau_boker, ada kesamaan minat antara Krabi dan Phuket. Mereka memiliki kedekatan sosial yang erat dengan dua negara yaitu Swedia dan India. India? iya India dengan bombay tekstilnya.
![]() |
harus bersandar, angkat satu kaki sambil menerawang menatap masa depan.. *iya, pokoknya yang kayak lagi foto prewedding* |
![]() |
Harus sudah mandi sore, pakai outfit kaos/kemeja yang dimasukkan kedalam celana jeans ketat.. Jangan lupa minyak firdaus dan minyak nyong-nyong supaya rambut tetap terjaga,, ke-kilong-annya |
![]() |
Jangan lupa kancing kemeja diturunkan sampai memperlihatkan bulu dada. Kalau berkeringat rasanya nanti semriwing. Gelisah alias geli-geli basah gitu |
Yang jadi permasalahan adalah dengan deskripsi busana tadi, wajah mas-mas itu India banget. India banget itu yang kayak gimana sih? Yah, kayak gini ini ..
![]() |
Neng.. Neng,,, Neng… Eh ada eneng.. |
Nah lepas dari Komeng dan Omas kita ketemu dengan Aziz Ansari. Itupun masih cakepan si Aziz. Terusannya ada seorang Aziz jadi-jadian yang secara konsisten nggodain cewek-cewek yang lewat. Tapi kalimatnya garing, saking garingnya, kerupuk karak yang kisut kepanasan aja gak mau disamain sama kalimat mas-mas ini.
“Haeeee are you malaysia? Are you malaysia..?”
Ada alasan kenapa kalimat ini garing banget :
- Sweety. Sweaty? Haduuuhh. Memangnya kami ini disamakan dengan salah satu diapers baby anti keringatan?
- Malaysia? Kami Malaysia? Memangnya wajah kami mirip Mahatir Muhammad .. eh salah ya.. ulangi lagi. Memangnya kami mirip dengan Bubu-nya Syahrini apa?
![]() |
Suami nyanyik lagunya alm. Nike Ardilla ” Oh Tuhaan,, Tolonglaah… Tunjukkan jalaaan, pada hidupkuuu..” |
Malam terakhir di Krabi..
Restoran tempat kami makan malam penuh dengan pasangan yang berbulan madu. Boro-boro teman-teman gue (yang pada kala itu semuanya jomblo) mau ngeceng, yang ada, meja-meja disekitar kami diisi pasangan yang serius berkencan. Sepintas mirip sekali dengan ajang pencarian jodoh Take Me Out… Pokoknya acara dimana setiap pasangan akan diberi waktu 5 menit untuk saling mengetahui satu sama lain, sebelum bergeser ke meja sebelahnya dan melakukan wawancara yang sama.
![]() |
Apakah mereka sampai bergeser ke meja kami? Yo rak mungkin.. Ngelindhur popiye?.. |
![]() |
lihat bahkan botol2 untuk nemenin pacaran sama ada lampu2 sengkrilip nya |
Nah sepulangnya dari makan malam, kami melewati deretan warung kaki lima.. Lucunya ada box telpon dengan warna-warni pun suara musik dangdut-krabi-pantura.. Mungkin, ini mungkin loh ya ,,, ini box telepon yang dibutuhkan untuk pencitraan ke pasangan masing-masing…
Tumijo : ” HALOO.. jangan kenceng..kenceng, Ndar.. namaku Tomii… aku lagi dugeeemm” *langsung berlari ke box telepon umum terdekat,, padahal tadinya lagi di pinggir jalan. Jongkok nahan pup*
Wulandari : ” HALOOK . Opo Tum? Sampeyan dadi Tomi? Ngapusiiikk,,, mesti sampeyan ada main ama cewek lain tooo?”
Tumijo : ” Ndaaak,, ini aku sendirian lagi diskoo. Kamu ndak denger?.. Nih takdengerkeee”
Lalu terdengar lagu Denpasar Moon-nya Maribeth yang jadi backsound telepon umum ini.
Demikian cerita kami di Krabi, sambil menunggu boarding kembali ke Bangkok silakan dinikmati foto-foto selama di Krabi:
![]() |
sebut saja namanya Bunga… temennya si sebut-saja-namanya-Mawar |
![]() |
Tewe ketemu idolanya.. Kimi Raikonen.. ingat ya Raikonnen, bukan Kimi Raikomeng apalagi Kimi Raikoreng.. *bisa digaplok pakai melon kalo bilang Kimi mukanya korengan* |
![]() |
Pakai sisir bulet. Karena roll poni gak kuat menahan beban hidup sodarah-sodarah! |
- Berdiri disebelahnya terus mengendus-endus bagaiamana sih aroma cowok ganteng tuh.
- Jatuhkan tas ransel didekatnya, siapa tau berakhir seperti di iklan jaman dulu “Kesan pertama begitu menggoda.. selanjutnya, terserah anda”. Terserahnya disini moga aja ngga digaplok ama masnyah
- Jadi cewek tuh harus berani kenalan duluan, tapi siap-siap nyesel kalau si masnyah ternyata ‘ngondek’.
Realitanya? Cuma bisa ngowoh ileran sambil berharap besok ketemu di pengkolan gang.
***
Salah satu kesamaan dengan Jakarta, disini para pedagang kaki lima juga buka lapak DVD bajakan. Apakah mereka juga menjual DVD bokep? Pasti. Termasuk didalamnya tidak memajang cover DVD bokep secara terang-terangan. Tau sendiri kaaan orang Indonesia tuh malu-malu tapi malu-maluin. Mana mungkin gue membeli DVD bokep,,, tapi rental di persewaan VCD? Pernah.
Intinya, mau kita cuma rental atau beli beneran ke tukang DVD, pasti pecakapan khas orang Indonesia tetap harus pakai bahasa yang berbunga-bunga.
Pembeli : ” Iya, yang gitu-gituan lah.”
Penjual : ” Ceritanya, embaknya mau cari film yang ho-oh ho-oh ya?”
Pembeli : ” Ho-oh mas,,, kami mau pinjem film yang ada ho-oh ho-oh nya.”
Penjual : ” Ho-oh ho-oh itu yang bagaimana?”
… pembeli dan penjual sama-sama lemotnya….
Pembeli : ” Itu loh,, yang pokoknya yang semi ya.”
Penjual : *keluarin pertama*
Pembeli : ” Bukan, bukan tentang film musim semi…pokoknya yang panas tapi jangan yang close up ya”
Penjual : * keluarin dvd selanjutnya*
Pembeli : ” Bukan, bukan pelajaran elektronika,, akuh nda mau cari film semi konduktor.”
…. percakapan bego ini akan terus berlanjut.. kira-kira akan selesai ketika lebaran kucing…
Penjual : ” Jadi pokoknya yang ada nafsu hewani membara, tanpa busana, dan panas?”
Terus kalau yang di Bangkok bagaimana?
Kami jarang sekali menemukan display film-film di lapak DVD. Kalaupun ada, paling beberapa biji basa-basi. Hanya ada kertas putih bertuliskan (I have XXX movie). Pokoknya mirip anak kecil yang jual novel buatannya di depan rumah tapi gak ada pejalan kaki yang mau beli, Soalnya anak kecil aneh ini gak jelas sedang ngapain… eh tunggu dulu,, kok familiar? Iya, itu kerjaan gue waktu kecil.
Rencananya mau lihat pagoda-pagoda dong, selayaknya turis Indonesia… Jadi hari ini kami akan menikmati Chao Praya river cruise menuju ke Wat Po, Temple of Reclining Budha. . Cerita ribet diperpendek dengan melihat foto-fotonya:
![]() |
artinya rambu-rambu ini apa ya? Dilarang pakai topeng Jawa? sama dilarang liat babi kawin kan? |
![]() |
bersih ya, kayak pasar Klewer.. yak, cari tengkleng yuk.. |
![]() |
||
pose gak jelas 1
|
![]() |
covering album-nya Ratu.. Maia Estehmanis dan Pingkan Mambu |
![]()
|
|
![]() |
kayaknya sih artinya “Jangan duduk disini ya neng” |
![]() |
miaawwwkapkapkap (artinya : meooooonnngggg juga sih.) |
![]() |
Nggak bisa liat poster Edward Cullen nganggur …langsung jadi cicak… |
![]() |
Mbaak..mbaak..nyebut mbaaak |
![]() |
yakin deh yang jual mirip Takeshi Kaneshiro.. tapi iya, yang difoto permen-permennya . Lihat betapa sempurna warnanya, ini semua berkat kegantengan mas yang jual |
![]() |
Tewe seperti nyium… ituu.. ituu warnanya mirip sama sesuatuh yaa? |
![]() |
nggak jelas.. |
![]() |
nggak jelas jugak.. |

![]() |
Eya ampun,,, itu roll sisir masih nongol lagi? |
![]() |
Bunga menulis data diri di buku diary kenangan Kata mutiara ” Jangan lupakan aku yaa….” |
![]() |
Gue juga isi buku kenangan. Kata mutiaranya ” empat kali empat enam belas, sempat nggak sempat harap dibalas” |
![]() |
Akhirnya di foto terakhir ada formasi kami bertiga lengkap yang agak mbejaji.. makasih mas Komeeeng |
.
credit images. google images dan dokumentasi pribadi.
Satu komentar pada “Thailand Part 3 ~~ Antara Krabi dan Bangkok, terdapat Bombay Tekstil”