Jadi gimana ibok-ibok? Cukup tidurnya hari ini? Kalau gue, kurang tidur.. Tapi tetep aja begadang *ngaca liat kantong mata yang nggak bisa dibedakan lagi sama tas belanja*
Nah sambil beresin blog yang mulai banyak daki, panu kadas kurapnya gue mau pakaikan Kalpanax.. eh salah gue mau cerita sedikit soal tidur siang.
Pertanyaan. Siapa yang anak balitanya susaaah tidur siang?
Ngggak ada yang ngacung. Cuma gue kayaknya ya? Ha.Ha
Iya gue sedang mengalami fase itu. Sempat ikutan krengki kalau bocil nggak mau tidur siang.. Erm.. sebenarnya sih yang kepengen istirahat tuh gue. Anak kecil maah gak peduli dengan konsep kewajiban tidur siang.. Baginya rutinitas di kasur adalah loncat-loncat dan koprol nimpa emaknya..
Jadi yaaaa yowislah.. Mungkin ini karma karena waktu kecil gue nggak suka Tidur siang.
Kalau disuruh tidur yang ada dalam pikiran ini cuma dua, yaitu :
- Sembunyi.
- Main sama sahabat masa kecil gue, Deasyana.
Eh jangan salah justru banyak memori masa kecil yang terjadi ketika gue kabur dari tidur siang.
- Omen The Movie, made in Boyolali..
Suatu sore yang mendung di akhir tahun 80-an. Rumah sepi. Tidak ada suara. Boro-boro cicak bahkan Hetty Koes Endang bernyanyik aja nggak ada.. kasetnya nggak disetel soalnya.
Ibuk sedang sholat Ashar disamping tempat tidur…
… Ketika Ibuk sujud diatas sajadah..
.. dari ujung mata tampak ada sesuatu dibawah kolong..
… sujud lagi..
.. berdebar-debar.. apa itu tadi?..
.. melirik lagi.. iyak ada seonggok tubuh tergeletak disana..
Jantung bertalu-talu layaknya dikejar Godzilla lepas kandang… (tunggu dulu, memangnya Godzilla bisa dipiara? Kalau iya.. kandangnya segede apa ya bo?).
Ibuk meraih ke kolong tempat tidur. Beliau memegang kaki anak kecil.. Menahan napas. Memejamkan mata.. terus tidur, eh nggak.. terus baca UUD 45, eh bukan.. Ibuk berusaha mengeluarkan sesosok tubuh dari bawah tempat tidur..
… siiiiinggggg heniiiiinngg…
TAAAA…. DAAAAAAAAA
Ada wajah mbas-mbas versi yang nggak ada cakep-cakepnya sama sekali. Kok bisa nyasar di kolong tempat tiduuur? Coba dicek, masih bernafas kan? Baru juga dipencet hidungnya…



Semenjak itu, Ibuk sudah biasa ngangkutin gue dari kolong tempat tidur.
Iya, kolong tempat tidur adalah tempat gue me-time. Misalnya :
- Dandan menor pakai make up Ibuk. Coba kalau gak sembunyi, pasti dimarahin.
- Baca komik atau menggambar. Iya bisa. Jangan tanya caranya, pokoknya jangan.
- Sembunyi dari kejahilan mbak-mbakku yang sering meledek dengan panggilan “Anak Londo.. Anak Flores.. Anak LOndo” .. Entar dulu jadinya Londo apa Flores? Yang konsisten dong.. Bukan karena penampakan gue kayak anak indo, tapi rambutku yang aduhai ituuuh.. *kalem, sambil nyisir rambut ala cabe keriting kelamaan dijemur* #preet_ah
Nah keseringan sembunyi itu akhirnya gue ketiduran. Untung sekarang nggak dilakuin lagi, nggak muat ama badan juga soalnya…
- Please welcome sepeda warna hitamku. Kecoak Mambu

Iya nama itu wujud fan girling gue sama Belalang Tempur-nya Satria Baja Hitam. Cuma diledekkin mbak-mbakku jadi Kecoak Mambu. Yah, daripada Kotaro Minami datang menggugat hak patennya, gue akhirnya pakai nama KW lokalnya. Mendapati sepeda ini rasanya seperti memperoleh ferari.. eh nggak sih.. rasanya kayak dapat hadiah sepeda roda dua warna hitam.. (sama aja buneeek). Gimana nggak senang, sehari-hari biasanya pulang pergi sekolah gue naik bis atau nebeng.. eh sekarang naik sepeda. Walau tiap beberapa kilo harus betulin rantainya yang suka lepas jalur, tapi tetap gue sayang sama si kecoak mambu.
Cuma masalahnya gue suka lupa. Gampang. Banget. Lupa. Seperti pada suatu hari yang panas, gue pulang sekolah nebeng Deasyana.
Dari perjalanan sampai di rumah ada yang mengganggu pikiran gue. Sepertinya ada sesuatu penting yang terlupakan .. Tapi apa?
Ibuk : ” DEWI…sepedamu mana?” ..

Ibuk : ” Ibuk nanya sepeda ilang kok nyarinya kecoak..”
Gue : ” Itu sepedaku buuk.. si KECOAK MAMBUUU!!” mbeker-mbeker*
Ibuk : ” Sek too kecoak-nya eh…. JADI SEPEDAMU HILAAANG??” … kan gitu kan.. Nggak Ibuk, nggak anak kalau perempuan mah sama aja.. njerit panik dulu.. mikir dan action? Belakangaaaan…
… setelah sama-sama mikir lama..
Gue : “Buk, sepedaku ketinggalan di sekolah..”
- Kejarlah mandor, kau kutangkap…
Waktu SD gue dan Deasy punya hobi koleksi sepotek-dua-potek tegel kamar mandi. Soalnya selain untuk gacuk permainan Engklek.. motifnya banyak yang lucu. Emang buat apa? Ya namanya anak cewek, koleksi dulu, kegunaannya untuk apa, gampang itu mah..
Ketika sedang main sepeda kami menemukan rumah bedheng kosong. Kami iseng masuk. Mirip pasukan the walking dead deh… (deasy walking-nya gue yang deadnya).
Sesampainya disana kami melihat banyak sekali sample tegel yang lucu-lucu.

Gue : “Sahabat Deasy, tegel ini lucuu banget… ”
Deasy : ” Apakah betul, sahabat Dewi.. Jadi?”
Gue : ” Sahabat Deasy… kita ambil sajaa yuk..yuk….”
Baru saja mikir kalau di persidangan perbuatan ini masuk ke delik aduan apa, tiba-tiba terdengar ada Bapak-bapak nongol.. Untuk sepersekian detik kami bertatap-tatapan.. not in the romantic way.. it is so ewwwh, yunaauu.

Bapak mandor (tereak) : ” HAYOOLOO CILUKBAKEKOK.. NGAPAIN ITU.. ?”
Anak-anak (njenggirat*) : ” AUWOOO.. *eh salah*.. HUWAAAAAAAAAAA!!”
Bapak mandor (marah) : ” Kalian sopoo? Maliing thoo??!!”
Anak-anak kecil?…. : ” Bukaaan, ini Eva Arnaz sama Barry Primaa …”
Apakah kami jadi ditangkap? Tentu tidak, kan Barry Prima sama Eva Arnaz kalau di film-film jadi jagoan jadi kita pakai Ajian Tendangan kaki seribu.. Iya. Melarikan diriiii..
- Anjing menggonggong, kami fastilah berlalu.
Setelah nyaris ditangkap mandor, kami masih tidak kapok bersepeda. Yaiyaa kan rutenya berbeda. Sambil membesarkan betis masing-masing, kami membicarakan permasalahan hidup khas anak SD.. Misalnya kenapa kepala Mari-Chan harus lebih besar daripada kakinya.. atau kliwir-nya Superboy dijidat kenapa harus muntir-meliwir?
Kami lewat gang yang dikenal dengan beberapa anjing yang senang menggonggong.. Selanjutnya bisa dipastikan kalau kami dijegokin.,. eh tau dijegokin kan? Iyah, anjing-anjing itu neriak-neriakin kami ~~mungkin suaranya hanya bisa disaingi oleh bersin bapak gue~~.
Yah santai saja, kan anjing-anjing itu ada dibalik pagar.. E ndelalah* mungkin hari ini hari spesial karena
.. PAGAARNYA NGGAK DIKUNCII!!.
Anjing-anjing itu keluar.. Mereka semangat berlari menyongsong kami…

Bagaimana?..
Kaaaa… bhooor!!. Ya masak mau nari poco-poco. Asli itu kebirit-birit kesana kemari dan entah darimana datangnya inspirasi, kami meninggalkan sepeda begitu saja di tengah jalan.Mungkin itu yang namanya insting hewani.. anjing-anjing berhenti. Mereka mengelilingi dan mengagumi sepeda yang bergeletakan di jalan.. hih. ternyata kami masih kalah bagus daripada sepeda.
- Take a bow
Kami suka piknik di lapangan dekat rumah Deasy. Definisi? Makan bekal nasi bandeng yang beli di sekolah lalu berlari-larian dari siang sampai sore hari..
Dalam imaginasi terlugu kami, lapangan rumput ini berubah menjadi padang rumput savana dan memiliki beberapa danau.. Kalau liat ada rombongan kambing bagaikan pasukan susu kuda liar. Kalau lihat kubangan sisa air hujan yang berlumpur anggap saja itu danau Toba.
Nah, sore itu di awal tahun 90-an kami kelar piknik. Merasa capek, kotor dan pliket, gue melontarkan ide cemerlang untuk membersihkan kaki ke danau lokal.
Iya di kubangan air hujan itu tadi.
Deasy : ” Sahabat Dewi… Kita cuci kaki disini? ”
Gue : ” Iyaa sahabat Deasy, Itu ada batu, kita bisa duduk disana.”
Deasy : ” Aaaa.. sahabat Dewi aja deh”
Gue : ” Gini ini lo sahabat deasy caranya.. liat ya..”
Dengan mantapnya gue menjejakkan kaki ke batu coklat besar itu
Kok lembek …
Kok langsung mblesek gini..
Kok bauk
Ituh.. ternyata si batu jahanam ituuu (loh, guenya yang salah kok batu yang disalahkan).. batuu jadi-jadiaan itu ternyata taaaa..i keee. ..booo
Gue nggak mau misuh-misuh.. Ngumpatnya pakai nama buah sayur ajah.. Dasar Jengkol.. pete, lengkoas di rendang. Sejak kapan gue bisa mengira tokai kebo adalah batu. Sejak kapan? Haaasyemm.. eh Saaawiiiiiii layuuu…
Demikian selesai sudah cerita ini. Akhir kata, mari kita menyanyikan lagunya mba Rohanna sesuai dengan kepercayaan masing-masing…
Kenapa harus Rihanna? Apa dia juragan kebo? Itu loh Rihanna ini produktif banget, tiap tahun ngeluarin album. Sakingnya, mungkin gue belum selesai ngupil, dia sudah rekaman album baru.
Salah satu dari sedikit lagu yang lumayan gue hapal adalah soundtrack postingan sekarang ini. Itu Take a Bow.
Alias. Tai Kebo..
huh.
pret.
eh. ralat
dasar biji mlinjo
~~ salam tai kebo, peace love and ghawhuul~~
*pose ngakak-mangap-tiga-jari ala dwi andhika dan indra bekti*
translation kamus dewi speak :
- mbeker-mbeker : nangis kejer lebay baay baaay…
- gacuk : semacam krewang untuk main engklek.. bagi yang belum pernah pegang krewang dan main engklek.. selamat salam kenal, mungkin sekarang mainannya gadget yaa..
- njenggirat : terjondhil-jondhil*
- terjondhil-jondhil: njenggirat… *eh itu sama aja cuuy*. itu kaget sampai njondhil.. ya gitu deh.. maap nggak membantu
- ndelalah : tiba-tiba
Satu komentar pada “Take a bow.. (baca : Tai Kebo)”