Bicara soal kejadian kriminal, gue ingin cerita sedikit tentang beberapa peristiwa kejahatan yang pernah kami alami. Kejahatan yang bukan hanya sekedar baju atau mukena dicolong mbak-mbak asisten rumah tangga ya, itu mah.. relain saja. Tapi peristiwa kriminal yang, ~~untungnya meski tidak semenyeramkan sekarang~~, tetap saja bikin bergidik kalau mengingatnya..
Beberapa di antaranya..
Handphone dicopet..
Peristiwa ini terjadi pada awal tahun 2000-an saat handphone baru masuk ke Indonesia. Kebetulan, handphone yang gue miliki saat itu adalah Siemens kuning.
Sebagai orang baru di Jakarta, saat itu gue masih mengalami culture shock. Salah satunya yang membuat gue bingung, kok nggak ada anak cewek yang naik sepeda motor ya..
Padahal, di Solo, gue terbiasa kemana-mana nge-brompit.. Tapi begitu menginjakkan kaki di ibukota, hampir semua cewek-cewek, kalau tidak mengendarai mobil pribadi, pasti naik kendaraan umum. Jangan dibayangkan commuter line atau busway seperti sekarang ya.. Kendaraan umum yang paling banyak digunakan pada masa itu adalah KRL, bis kota, angkot, bajaj dan doyok.
Bukannya gengsi, tapi gue beneran nggak boleh naik motor. Kata suamik, ~~yang kala itu masih jadi pacar~~ “Mana ada anak cewek naik motor di Jakarta. Bahaya.”, begitu katanya. Jadi, karena nggak ada pilihan, ya sudah angkot dan Doyok-lah penyelamat dunia.
Nah, pada suatu hari, sepulang kuliah, dengan ditemani suamik, kami naik angkot merah S12 dari terminal Lebak Bulus. S12 ini adalah angkot yang sama dengan yang dulu, ketika gue tidak sengaja melihat.. err.. ahsudahlah...
Enihweii, sampai di mana tadi? Oh iya. Jadi kami berdua naik angkot dan gue duduk di samping masku.
Bagaimana?
Informasi ini yang sangat berguna bukan? ~~siapa tahu, ada yang menyangka gue yang nyupir angkotnya.. #kriiiiiiiiiik
Oke, serius.
Jadi begini, hari itu angkot lumayan penuh. Artinya supir tidak perlu ngetem lama yang membuat kami penumpangnya seperti ikan asin di dalam oven.
Kebetulan handphone gue dipegang dan disimpan di kantong celana masku. Seingat gue, sejak naik angkot, handphone itu tidak pernah dikeluarkan. Iya, pada masa itu.. masyarakat cenderung lebih berhati-hati. Jangan harap 16 tahun yang lalu semua orang sudah menjadi generasi N.. unduk-lihat-gadget. Semua masih duduk diam, terkadang ngobrol, dan seringnya sih bengong sibuk memperhatikan interaksi yang terjadi di dalam angkot.
Beberapa saat kemudian, naiklah seorang bapak-bapak yang mengambil tempat duduk di hadapan kami. Lalu sang bapak membagikan brosur promosi pijat alternatif..
Beliau berbicara panjang lebar nggak ada titik komanya. Mau tidak mau, kami seisi angkot memperhatikan apa yang dijualnya. Sejurus kemudian, si pak sales mulai meraih betis masku dan pelan-pelan memijat kakinya.. Suamik juga mau-mauan aja lagi.. Lumayan, dapat pijat gratis, pikirnya.. Sambil dipijat, ditekan, kaki masku diguncang-guncangkan dengan beberapa kali hentakan (wait, ini nggak terdengar stensilan kan?)..
Setelah selesai berorasi dan memijat kaki suamik, Bapak-tukang-pijat ini berpamitan. Sebelum turun, si pemijat ini berpesan kepada para penumpang, jika ada yang tertarik dapat menghubungi nomor yang tertera di brosur. Dan ia pun turun.
Dunia kembali tenang.
Sedang asyik-asyik ngobrol, tiba-tiba bapak-bapak yang duduk di samping pacar menanyakan sesuatu. Sebuah pertanyaan yang membuat masku kaget njondhil kayak nembus genteng..
Apa yang dikatakan si mas tetangga?
Mas, aku trisno marang sliramu..
eh salah..
Masnya tim Ayu Ting Ting apa tim-nya Gigi?
Eh.. ampuun buuunee..
.. maksudnya yang ini..
Mas, ada barangnya yang hilang nggak?
Suamik memeriksa sakunya. Dan benar saja, handphonenya hilang.. tunggu dulu.. koreksi.. YANG HILANG HANDPHONE GUE!
Kayaknya Masnya dicopet sama bapak-bapak tadi deh Mas, yang barusan turun itu..
Tanpa ba-bi-bu suamik langsung mengajak gue turun saat itu juga.
Si angkot kembali jalan. Tinggallah kami, si dua orang polos, yang celingak celinguk mencari kemana ‘pencopet’ tadi. Tentu saja sudah nggak ada.
Dan kami hanya berdiri di pinggir jalan sambil menyisakan percakapan bodoh..
Gue : ” Masss, tadi udah bayar angkotnya belum?”
Suamik : ” Aku pikir kamu..”
Gue : ” AKu pikir kamu..”
Suamik : ” Aku pikir kamu..”
.. begitu terus sampai suara nyanyian gue jadi merdu..
Nggaklaah.. Itu versi becanda, begini versi seriusnya…
Gue : ” Masss.. gimanaaaa? Handphoneku hilaaang..”
Suamik : ” Kok bisa hilang. Kapan diambilnya ya?”
Gue : ” Waktu kakimu dipijet tadi?”
Suamik : ” Oh iya. Pas dipijet itu..”
Gue : ” Ya kan, kakimu tadi ditarik-tarik, terus bisa handphonenya merosot, terus ditangkap malingnya..”
Suamik : ” Nggak.. nggak gitu.. “ *mikir*
Gue : ” Atau kantong celanamu bolong? Atau sambil mijetin, tangannya masuk ke dalam cel….”
Suamik : “YANG DI SEBELAHKU COPETNYA!

Jadi, si bapak perlente dan tukang pijat itu satu komplotan?
Jadi, sementara kaki masku dipijat sebagai pengalih perhatian, selama itulah yang merogoh kantong masku adalah pria yang duduk di sampingnya tadi?
Jadi, tadi kita berdua dibodohin begitu sajaa?
Jadi, salah gue? Salah temen-temen gue?
Dasar wajan gosong… “jwegt&%qnde&#wdj*@drgc6v5%&v@____@$^%byrueTT__TT”
*sibuk merutuk pakai bahasa kutub selatan*
.. sementara itu di dalam angkot..
HALAAH NYEBELIN BANGET..
Si Kapak Merah
Kita maju ke tahun 2004.
Lebih dari satu dekade yang lalu, Jakarta dihebohkan oleh rombongan pencuri kapak merah. Mereka adalah pelaku kriminal bersenjata kapak yang menyasar mobil-mobil yang sedang berhenti karena macet atau kena lampu merah. Biasanya yang menjadi target adalah kaca spion. Tidak peduli jalanan sedang ramai-ramainya di jam sibuk, aksi kejahatan itu bisa dilakukan dalam waktu beberapa detik saja.
Gue sih tidak terlalu khawatir ya, karena sepengetahuan gue, atraksi mereka sering terjadi di kawasan Jakarta Utara. Jadi gue yang area jajahannya masih di Jakarta Selatan dan sekitarnya ya santai-santai saja.
Suatu hari yang panas di bulan Oktober, gue sedang dalam perjalanan menjemput alm. Bapak dan Ibuk di bandara. Sendirian, gue melaju melewati rute jalanan Arteri Pondok Indah menuju Tol Dalam Kota. Seperti jalanan Jakarta pada hari-hari normalnya, perjalanan gue pun tersendat di kawasan Palmerah. Tepatnya begitu sampai di depan stasiun Palmerah, kawasan itu sudah pamer susu.. alias padat merayap sumpah sueeeebelllnya..
Karena mobil juga tidak banyak bergerak, gue pun hanya bisa menunggu sambil menekan pedal gas yang hanya bisa maju satu meter tapi berhentinya bermenit-menit lamanya.
Gue mengamati orang-orang yang lalu lalang, datang dan pergi menyeberang stasiun Palmerah. Radio masih memutarkan lagu. Kemudian gue membalas SMS. Tiba-tiba…
DHUOOOGGH!! BHUUKK BHUUUKK BHUUKK..
modhyar, opo kuik?
Itu siapa? kok ada sesosok-dua-sosok pemuda yang berdiri di depan dan mengerubungi mobil gue. Kenapa? Ada apa? Gue habis nabrak seseorang?
Satu dua orang pemuda yang ada berdiri di depan menggebrak-gebrakkan tangannya ke mobil gue. Lalu entah muncul dari mana, tiba-tiba ada sesosok pemuda yang berdiri di samping pintu gue, memukul dan mengguncang-guncang mobil..
Dia menggedor-gedor kaca jendela sambil menunjuk-nunjuk handphone yang masih berada di dalam genggaman gue. Gue coba gambarkan seperti apa kejadiannya ya..
Si Orang Jahat : ” BUKAAA.. BUKAAA..”. Gue tidak mengerti apa yang dikatakan si pemuda ini. Dia meneriakkan sesuatu dari luar yang tidak gue pahami artinya..
Gue : ” Ha? Apa.. Cuka?”
Si Orang Jahat : ” BUKAAA.. BUKAAA!”
Gue : ” Lukaa?.. Luka.. Luka yang kurasakan.. Bertubi, tubi, tubi Engkau berikan..” lalu nyanyik…
… nggaaak dheeeeeng!
Tentu saja situasinya tidak se-India itu..
Jantung rasanya mau copot. Takutnya melebihi ketemu polisi padahal nggak punya SIM. Refleks, gue memastikan pintu terkunci sambil menggeleng-gelengkan kepala ketakutan kekeuh nggak mau membuka jendela. Orang itu masih berdiri di luar sambil membentak dan menggoyang-goyangkan mobil gue.. Gue tahu, jika membuka jendela.. handphone atau tas gue pasti langsung raib. Apa kabar nyawa gue?
Ketika gue melihat ke sisi kiri, sekilas ada lagi orang yang sedang memegang kaca spion. Bapaaak.. Ibukkk..
Gue tidak ingat ada berapa orang di sekitar itu. Gue melihat ke depan.. sudah ada jarak antara mobil gue dengan mobil di depan gue. Terlalu takut membayangkan apa yang terjadi, dengan memejamkan mata, aku langsung tancap gas..
Orangnya gue tabrak nggak? Nggak tahuuuuuu… Aku nggak ingat.
Yang gue ingat, ketika membuka mata.. jalanan di hadapanku sudah lengang. Artinya, ketika kawanan penjahat tadi sibuk mengerubungi mobilku. Alur kemacetan sudah mulai terurai..
Gue ngebut secepat mobil gue bisa kabur… Belum pernah gue setakut sore itu. Nangis? Kejerrrrrr bangeeeet. Gue tidak berani menengok ke belakang.. Pokoknya kaboooorrrr…
Sambil menangis gue telpon siapapun yang saat itu bisa dihubungi. Yang gue ingat, setelah itu gue mengutuki diri sendiri kenapa harus LDR dengan pacar. Kalau ada dia, mungkin hari itu gue tidak sendiri dan harus mengalami kejadian itu tadi.
…
…
Oke.. Begitchuuuww..
Itu dulu ya, besok-besok lanjut lagi…
Waduh koq ceritanya serem semuaaaa 😿
SukaDisukai oleh 1 orang
Huhuhuhu.. begitulah mba Non..
SukaSuka
gua juga pernah kena kapak merah. gara2 hp gua taruh di kursi trus mereka ngeliat dari jendela. ya sama kejadiannya tiba2 ada sekitar 3-4 orang gebrak2 mobil trus ngeluarin kapak merah. gua gak mau buka eh mereka pukulin kapaknya ke kaca jendela lho. ternyata kapaknya boongan ya jadi kaca jendealnya gak pecah trus akhirnya mereka kabur sendiri…
SukaDisukai oleh 2 orang
Antiklimaks ya bok, wkwkwkwk
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahhahahaha.. kocak banget ya..
SukaSuka
(((kapaknya boongan))) ahahhahahahaaaduuuh ngakak banget di bagian ini Ko Arman.. Eh tapi beneran, rasanya serem banget pas kejadian ya Koh..
SukaSuka
Duh Dew cerita yang ke dua mengerikan. Untung selamet ya kamu ngga apa-apa.
SukaSuka
Iya Mba Yoyen.. Sekali-sekalinya itu.. Untung aku masih bisa kabur..
SukaSuka
Hahaha ketawa dlu ya mba soalnya diceritain dgn lucu si.. Oya pas ak d jkt dlu di kopaja juga pernah liat tukang terapi model begitu. Pas jalanan macet d kopaja tiba2 naik dua org nyebarin brosur ngomong nga jelas gitu..Waktu itu d sbelah ku ibu2 kayaknya jd targetnya, ibu itu duduk mangku tas, aku ngeliatin itu tukang pijit gelagatnya aneh jd tangan ibu itu d goyang2in d pijit2 ternyata itu biar ibunya ngelepasin tas. Hampir kecolongan tasnya tapi karena beberapa penumpqng termasuk aku fokus ngeliatin tukang pijitnya jd dia gagal aksi. Terus dia ngambilin brosur yg udh d bagiin dan dia langsung turun haha
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahhaa.. namanya juga cerita kejadian yang udah lama. Kalau baru kemarin, mungkin beda ceritanya..
Ih bener kan.. modus itu udah dipakai dan masih ajaaa ada sampai sekarang.. Untung ada dirimu dan penumpang yang lain yang udah aware ya De.. Dulu aku dan masku masih polos soalnya.. Beberapa bulan yang lalu, suamiku jg hampir ada yg mau copet.. pura2 tidur, eh di bawah kok tiba2 ada tangan nongol ke arah saku.. langsung dgeplak, kabur orangnya.. cepeeet benerrr kaburnya..
SukaSuka
ini kok malah bikin ngakak ada adegan digeplak segala….
mba.. mba… kamu nyeritain pengalaman mengerikan tapi ala srimulat jd gagal sedih 😀
SukaSuka
Ini mau simpati tapi ga bisa berhenti ngakaaak huahahahaha 😂😂😂 tapi eke jg pernah kenak copet pas nonton di sentul. Tau2 udah raip aja hp. Kesal bangats rasanya, tapi lgs gembira lagi karena dapet hape baru huhuhuhuhahahahaa..
SukaSuka
Rasanya keseeeeell banget kan ya Nad.. udah gitu kejadian di depan mata lagi.. Wah tuh bagus langsung dapat hp baru, gue masih lamaaa dapat gantinya.. Pdh henpon belum lama2 amat huh
SukaSuka
Duh serem bnget itu mereka ya ada aja caranya buat melancarkan aksi mereka, jadi takut juga kalo jalan di jkt sendirian 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Adhya.. ada ajaaaa org bisa melakukan tindakan kejahatan. Mau membesarkan hati, tapi emang iya sih.. tingkat kejahatan masih tinggi soalnya..
SukaSuka
SEREM BANGET cerita kapak merahnya 😦
Karena dasarnya penakut makanya gak berani menetap lagi di Jakarta krn alasan2 begini
SukaSuka
Iya Mar.. dulu sih waktu diceritain atau baca berita cuma bisa berdecak seram.. pas ngalamin sendiri.. Amsyoong banget rasanya. Bener Mar, emang paling bener sih tidak menetap di Jakarta lagi.. kudu hati2 banget
SukaSuka
Pertama kali punya HP, besoknya diambil orang.. kena hipnotis.. Halahhh.. sedihnya pake banget2.. Habis itu lama juga baru punya Hp lagi..
Kapak merah mang serem yahh.. Duh, aku dulu ma mantan disamperin bencong ngamen aja takut hihihi..
SukaSuka
Ci Inlyy huwaaaaaaaa dihipnotis? Mana hp baru pulaa.. senepnya.. Tapi itu gimana ceritanya? Tetangga pas depan rumahku tuh dihipnotis lagi nunggu angkot di depan gang luar komplek.. angkotnya S12 (lagiii).. Dan dia dihipnotis, balik ke rumah, dia menggasak sendiri semua simpanan perhiasan Ibunya loh.. Serem yaa..
Apalagi sekarang Ci, tiba-tiba kapak merah tidak ada apa2-nya dibanding begal huhuhu..
SukaSuka
Iyaaa.. itu hp 3310 baru keluar pula, beli nomor masih Rp.500.000 lhooo.. nyesek pake banget banget.. pulang2 aku nangis2 kayak org stress haha.. Sampe org rumah syokkk hihihi..
iya tuh yang kasih perhiasan gitu, ada juga sodaraku yang kena.. kesian banget deh.. Duh gilakkk yah tuh org2 yang ambilin barang2 org lain kayak gitu, gak punya HATI.. Huhhh
SukaSuka
Mba Dew turut prihatin yah Hp’nya ilang,,tapi abis gitu aku mau ketawa,, abis lucu diceritainnya
Hahahha, sorry ya mba Dew
Eh tapi aku mah sering bgt kejadian kriminal gitu, baik yg dialamin sendiri ataupun org didepan mata, baik yg dirumah maupun yg dijalan,baik yg su’e jadi hilang ataupun yg Puji Tuhan masih bisa selamat
Maklum dulu kerjanya ke tanah abang, kenyang tiap hari naik kopaja/mikrolet /kendaraan umum apapun itu modelnya
Yah karna begitulah, jd menciptakan saya sosok yg selalu waspada, jd udh spontan aja mba skrg selalu waspada
Baik dirumah maupun di perjalanan
Tapi sewaspada apapun tetap yah doa yg utama unt jadi “pagar” kita,,hehehehe
SukaSuka
Hai Yuviii.. nggak usah minta maaf laah hahahha kejadiannya kan dah lamaa.. syudah biasa aja lagii..
Whoaaaaaaa dirimuuuu tangguhh.. Iya sih, kalau di rumah dulu yg aku ingat cuma sepeda motor hilang ama perhiasan Ibuku hilang.. Tapi karena nggak menyaksikan sendiri, jd yaa nggak setakut ketika melihat langsung di depan mata..
Bener. Kita harus waspada ya mba Yuvi.. Sekarang yang tampang baik2 malah sering jd pelaku kan?
SukaSuka
Iya mba Dew, sekarang mah tampang gak menjamin hati org
Dulu mah berbagai macam tampang copet dah saya kenal2in deh
Ada yg tampang org kantoran lengkap dandanan ala kantor, ada yg (maaf sebelumnya) kaum keturunan kerjasama dgn kaum pribumi, ibu2 haji,arab2 copet, adalah segala macam rupa
Belum lagi kejahatan sexual juga merajalela dikendaraan umum gitu
Susah makin maju’nya jaman, makin berkembang juga ilmu kejahatan,,ckckck
SukaDisukai oleh 1 orang
Iyaaa.. yang justeru banyak yang tertangkap CCTV yang malah nggak disangka2 ya.. Yang berwajah preman malah belum tentu..
Tapi mba Yuvi instingnya udah peka.. sementara aku masih belum.. Dulu pulang kuliah seangkot ama bapak2 yang sepanjang jalan baca koran buka lebar2.. Akunya biasa aja sampai pas bapak itu turun, si supir kasih tau kalo dia tadi copet.. walaahh
SukaSuka
Celem ihhh… yg kapak merah..untung gapapa ya mbak 😢
SukaSuka
Untuuung banget nggak papa mba Piitt. Aku malah khawatir, jangan2 orangnya aku tabrak tapi aku nggak nyadar… begitulah, dinamika hidup di jalanan ibukota.. #tsaaahhh
SukaSuka
Kalo dia ketabrak, ben rasakno..jahat sih sama orang..😂😂
Klo copet mencopet, menuju kantorku yang di gunung aja pernah kualami di angkot..apalagi di ibukota yak..
SukaSuka
Hah.. Penculikan??
Tambaah ngeri aja ceritanya nanti..
SukaSuka
Errr.. hahahaha iya sih.. ngeri sebenernya.. Bentar, kumpulin tenaga dulu yaa mba Ell…
SukaSuka
Cerita tukang pijit itu aku & adekku alamin di angkot Jatinegara mbak, cuman karena aku udah tau modusnya makanya kusuruh adekku balikin brosurnya, cek kantongnya, trus turun dari angkot.. Gpp deh bayar angkot berlebih daripada hape/dompet yg ilang, gak ridho 😆
Kalo cerita kapak merah, Oom-ku tuh pernah.. Udah sempet buka kaca pula tp buka atasnya doank sih, tp ya tetep aja
SukaSuka
Gegeeee.. kerennnnnn kamu dan adikmu udah tau modusnyaa, jadi udah bisa nebak gelagat maling..
Jaman dulu aku dan masku masih polos kayaknya.. Atau modus itu baru diterapkan awal tahun 2000-an ketika ada handphone (sotoyy).. Skg sih masku udah bisa nepis tangan orang yang berani macam-macam..
Waaa Ommu gimana ceritanya.. yg sempet buka kaca malingnya atau ommu Ge?
SukaSuka
ya Allaaah, brompit. duluu pas pertama ke solo tak pikir brompit, kuwi nama geholnya bread pit lho mbaa.. tibakno pit sing iso brom broooom, hiyungalah XD
eh aku juga pernah jadi kurban kejahatan pencurian… hati mba! wkwkwk
tapi beneran sih pernah jadi korban pencopetan di 213 jurusan grogol. penumpangnya 2, copetnya 13. tsk tsk XD
SukaSuka
BAHAHHAHAHAHAHAH ada yang kenal ama brompiiiittt.. sungguhlah itu nama sepeda motor seada-adanya ya buSan..
Booo.. itu gimana ceritanya penumpangnya 2 copetnya 13. Aku tuh masih kagum loh, dengan penumpang, wanita apalagi yang masih bisa tenang gadgetan di tengah padatnya bis kopaja..
SukaSuka
Hai mba San, liat komenmu, iyah tu aku juga ngalamin, di kopaja, baru beli hape hari minggu, senin berangkat kerja eh malah mau dicopet
Itu copet segerombolan org lah koq yah mau turun aja susah bener dah kayak pantat ambeien, desek2 gak turun2,mepet2in saya terus,ngedorong2(dulu belum tau ada cara nyopet kayak gini) eh tp untungnya saya masih ngerasain koq ada yg grepe2 kantong celana, trus aku liat itu tagan udh separoh megang HP’ku, yah langsung aku tepok tangannya trus aku triak2 maling,copet, trus aku triak2 keluar kesekumpulan org2 yg td desek2an dipintu tp br turun, aku blg “ehh ini ada copet nih, gebukin aja,biar tau rasa”
Eh tapi koq yg aku kasih2 tau, tu gerombolan org2 pada diem2 aja, & malah melotoin aku, gak tau’nya pas aku udh turun, dikasih tau sm penumpang lain yg udh turun menyingkir duluan “mbak lain x mah turun aja langsung, gak usah diteriakin, itu segerombolan mah temen2nya semua”
Langsung dlm hati aku 😮Untung gak diapa2in aku
Itu gerombolan ada kali 15-20 org,,ckckck
SukaDisukai oleh 1 orang
Emaaak.. serem bangettt.. Mba Yuvi beraniiiii..
SukaSuka
Gila yang kapak merah serem banget
SukaDisukai oleh 1 orang
Yang mana sekarang jadi kayak tidak ada apa-apanya kalau dibanding begal ya Ji..
SukaSuka
Mbak aku merasa bersalah. Kenapa cerita serem begitu malah gw ngikik bacanya ya. Duhhh kamu lucu sekali nyeritainnya. Ampuni aku mbaaak.
Soal copet itu aku pernah ngalamin pas naik angkot 44 mbak, dikerubungi 3 orang bapak2. 2 didepan aku, 1 pengalih perhatian. Tapi karena aku udah waktu itu udah feeling ga enak, akhirnya aku mutusin turun tengah jalan dan cari angkot lain. Mbak-mbak sebelahku yang keknya ngerasa juga, disuruh naik disamping sopir sama sopir angkotnya. Gemeteran banget dah waktu itu setelah turun angkot.
SukaDisukai oleh 1 orang
Ngahahahhaha nggak papa mba Din.. secara udah lewat kan.. Iya ya, kalau baru saja lepas dari lubang kejahatan tu menyisakan rasa deg2-an banget ya..
Bagus loh mba Dinda dah ngerasa nggak enak.. Aku tetep nggak ngeh kalo ada orang jahat. Pernah di angkot cuma berdua sama bapak2 yg baca koran dibuka lebar2 di dalam angkot.. begitu dia turun, si supir nanya aku suruh ngecek ada yg hilang atau nggak.. Hayaaaahhh
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahahahaha. Ada enak ga enaknya sih. Suka parnoan jadinya. Tapi emang jaman sekarang udah macem2 dan cara orang jahat cari mangsa. Yang penting hati2 selalu ya mbaaakk
SukaDisukai oleh 1 orang