Movie Review : The Battleship Island

Dirgahayu Kemerdekaan yang ke-72 Negara Indonesiaakuu!

Hai semua para kisanak penggemar perfilman Korea, kembali hadir mamah Dewik dengan review abal-abalnya.

Ceritanya, gue memiliki sahabat yang bekerja di majalah film, sebut saja namanya Bunga.. Karena namanya memang Bunga. Naaaah, dari Bungalah gue dan Imbi bisa sering ‘ikutan’ acara premiere atau hanya sekedar nobar film-film di CGV. Pokoknya persahabatan kami ini mirip dengan hashtagnya Dian Sastro. Hanya bedanya, kalau Disas #pertemanansehat dan #jangankasihkendor, sementara kami #pertemanankere #jangankasihkolor..

Terus kalau kata Bungaa..

Hari itu, 9 Agustus 2017, gue hadir di acara premiere salah satu film dengan budget terbesar terbesar yang pernah dibuat insan perfilman Korea Selatan. Film yang sangat gue nantikan penayangannya sejak setahun yang lalu… The Battleship Island

Seperti biasa, jika sedang ada premiere, CGV Grand Indonesia pasti ruamekk.. Kata Bunga, hari itu hanya ada acara premiere film ini. Acaranya sendiri akan diadakan di dua studio. Dan kami, para media partner berkesempatan melihat The Battleship Island di studio terbaru CGV, ScreenX CGV.

Gue review satu per satu ya..

Lanjutkan membaca Movie Review : The Battleship Island

Apa yang sedang kalian lakukan?

Salah satu hal favorit gue adalah menikmati hangatnya siang hari di musim penghujan.. Cerah dengan hembusan angin yang segar. Walaupun setelah matahari bersinar tiba-tiba hujan duerueesss, tapi tetap saja lebih baik daripada tidak hujan sama sekali.

leonardo-dicaprio-1-435
pic. from this

Begitu bersahabatnya cuaca, sehingga gue memutuskan hari ini adalah waktu yang tepat untuk…

…. naik Kopaja AC.

*sangat sosialita sekali bukan?* *benerin daster* *cipika-cipiki sama Roro Fitria dan Bella Sophie*

***

Lanjutkan membaca Apa yang sedang kalian lakukan?

BIG BANG!!

Pertama kali mendengar kata itu yang terlintas dalam pikiran gue adalah..

… Big Bang Theory? Serial sitkom yang lucu itu?

… Teori ledakan Big bang? *Iyah hanya ini sedikit sisa ilmu fisika yang masih nyangkut di gue*

.. Siapa itu Big, Bang? Abang juga kagak tau neng..

Ternyataaaa.. yang dimaksud Big Bang di sini adalah boy band Korea Selatan..

..ealaaaaaahhh.. K-pop toooh..

Lanjutkan membaca BIG BANG!!

Oh… Christian Sugiono..

Gue paling anti yang namanya buka puasa di mall kala weekend, terutama PIM. Meskipun mall ini hanya berjarak selemparan upil dinosaurus dari rumah, tapi justeru mall inilah yang paling rame.

Terus apakah gue tetap datang ke buka bareng? Oh heyaiyalaaah.. Memang buat apa postingan ini dibuat? Lanjutkan membaca Oh… Christian Sugiono..

Yogya Trip. ~~ When Life gives you Sinetron ~~

Episode sebelumnya ada disini.

Hari semakin terang saat kereta kami membelah hamparan sawah dan sungai. Gue lapar. Bersempit-sempitan di kursi cukup membuat perut ini protes. Adalah ide yang cerdas untuk menghabiskan sisa siang itu di gerbong restorasi daripada makan sambil bejibaku di kursi.Mas ganteng sebelah gue sedang apa, doski sedang molor nganga..

Puas kenyang sambil nongkrong cadas, kami kembali ke tempat duduk. Diiringi suara desis rel kereta api, gue mencoba mengikuti jalan cerita film di TV. Masalahnya, volume TV ini hanya bisa menjangkau mereka yang duduk paling depan.. jadi bagi kami yang duduk di tengah dan selanjutnya ke belakang, dipersilahkan untuk menyaksikan film bisu.

Menyerah, akhirnya sambil angon bocah, gue memperhatikan saja kejadian di sekitar. Ada mbak-mbak yang tadinya duduk bosan berpangku tangan kini asik ngobrol dengan teman seperjalanannya. Ada mahasiswa unyu bak figuran sinetron tapi waktu bicara logatnya medhok banget. Ada anak yang sepanjang perjalanan tidak berhenti bertanya pada bapaknya.. untuk apa berlapar-lapar puasa, eh salah itu lagu Bimbo..

Ngomong-ngomong soal percakapan, gue jadi ingat awal kepindahan kami ke Solo, dimana masalah terbesar dalam hidup adalah mengartikan bahasa jawa.

Ceritanya gue sedang main dan ditawarkan makan siang di rumah teman. Apakah gue menolak? Tentu saja… tidak dong. Prinsip berbukalah dengan yang traktir sudah berlaku sejak kecil. Apalagi, rumput tetangga tampak lebih hijau, maksudnya lauk rumah teman selalu lebih enak dari rumah sendiri.

.. makan gratis..  makan gratis…
Sesampainya di meja makan, gue menatap nanar ke berbagai macam hidangan yang tampak lezat. Tapi kan namanya anak-anak, bingung aja gitu mau mulai dari mana.
Mama teman      : “Silahkan mbak Dewi.”
Gue                        : “Inggih buk..”  (siap-siap menyendok semuanya)
Mama teman  : “Kalau ini Jangan Asem, yang ini jangan, yang ini juga jangan.” (menunjuk satu per satu menu yang ada di meja makan)
Gue                        : “…” (langsung jiper begitu diberi peringatan ‘jangan’)
Mama teman     : (mengeluarkan beberapa mangkok lauk sayur lagi). “Kalau ini sambel yang ini kerupuk karak.”

Lah kok semuanya jangan? Walhasil gue hanya makan tempe, kerupuk dan sambel karena gue pikir cuma menu itu yang boleh dimakan. Pupus sudah harapan untuk bisa kenyang bahagia.

.. bagaimana? enak makanannya?..
… ii.. ini .. ee.. eeenak banget..

Perlu waktu cukup lama untuk tau ternyataa si Ibu tidak melarang gue makan, melainkan kata Jangan kalau di Solo artinya sayur. Ya manalah awak ni tauuu makciiik…

 ***
 Kembali ke…. kerrreta
Tidak berapa lama kemudian, kereta memasuki stasiun Cirebon. Hampir separuh penumpang terutama rombongan artis Lima Serigala ini turun..

Eh tunggu dulu.. banyak yang turun, artinya…

HORRREEYYYY… banyak kursi kosooong… Kita bisa pindah tempat duduk. Gue bisa selonjoraaan.. Aidan yang sudah kenyang, sekarang mengantuk.. dipuk-puk dan dia tidur siang.
Sekarang gue bisa istirahat, main handphone dan punya banyak waktu bengong memikirkan apa yang terjadi dengan dunia ini.. Mana itu yang namanya world peace? ~~Sambil benerin selempang Miss Universe eh salah, maksudnya Miss Kunyitperes~~
Sedang asik sendiri, tiba-tiba ada suara gaduh. Waduh. Di depan mata gue sedang berlangsung scene adegan kekerasan dalam rumah tangga. Ada keributan yang terjadi di kerata. Jaraknya hanya terpaut dua kursi di depan gue.
.. E kaget aku… Apa sedang ada shooting?..

Mungkin ada sinetron baru dengan judul:

Catatan Hati Seorang Istri Tukang Bubur Naik Haji Yang Tertukar dengan Para Pencari Ganteng Ganteng Serigala.

Pemeran utama : aktor yang hornian melulu, alias Shandy Sundolo sama artis yang akhirnya maunya angkat koper dari lokasi shooting. Novia Koklopacking.

Oh Tuhan.. tolong…

Eh jadi tadi gimana? Iya. Tiba-tiba ada yang bikin rame..

BLAK KEETEPLAK PLAK KEPLAAK KEPLAAAKKK
*sulih suara: demikian penggambaran suara ributnya)
 Gue melongo dan si mas ganteng mak njegaghik terbangun dari tidur nganga-nya..
Ada sepasang laki-laki perempuan sedang bergumul. Ciri-ciri pasangan ini :
  • Pasangan ini ber-etnis tionghoa dengan rentang usia pertengahan 30. Loh seumuran gue dhooong.. eh eh tapi, tampak dari belakang-genic-nya lebih tuaaak si om kokkk.. Pembenaran. Aku kan aseliknya toko baju, itu loo Forever 21.
  • Sang perempuan berkulit putih, berambut hitam tebal dan dikucir kuda. Untuk selanjutnya kita panggil dengan nama si Istri pasrah.
  • Laki-lakinya sedikit tembam, gue rasa matanya bisa bersaing secara sehat dengan pipi roti boy-nya. Wajah biasa-biasa aja cenderung tidak biasa.. alias out of market.. Untuk selanjutnya kita sebut sebagai Om jelek-tapi-galak
 SI Om wajah out-of-market ini sedang memarahi pasangannya..

Tegang.
Kami kaget tak tau harus berbuat apa. Kejadiannya begitu cepat.. Mungkin kalau ada Superman, Clark Kent belum sempat ke balik semak-semak untuk membuka baju.. perkelahian itu sudah keburu memasuki babak final.

Kalau tidak ingat, yang mana berarti sudah lupa.. kira-kira begini kronologis sebagian perselisihan tersebut..

Om jelek-tapi-galak  : “.. INI LIHAT INI.. LIHAAT INI…!!!”

Istri pasrah                    : “… ” *berbisik-bisik

Om jelek-tapi-galak  : “HESHRN@%#&%&^UHEPIA78%CAZ KHG7k 67WAKAWAKKA”..

Pokoknya gue hanya bisa mendengar monolog si Om yang marah-marah ke istrinya dan terdengar seantero gerbong.. Tapi dasarnya kuping rada congek jadi masih aja tidak jelas.

Tunggu.

Jarak dua kursi, si pria tereak-tereak tapi masih nggak dengar? Anuk, ituh, mungkin sayah lupa *tenggak ginko biloba*

Tidak cukup sampai disitu, tiba-tiba si Om jelek-tapi-galak sepertinya akan bermain tangan..
EEH EEEH HWEHH.. SI OM MELANCARKAN SERANGAN!!
SI ISTRI MENANGKIS SI OM ..
OM TERUS MENEKAN
PENGEMBALIAN YANG BAGUS SEKALI, SI ISTRI MAMPU BERTAHAN
PERTANDINGAN BERJALAN DENGAN ALOT
 SI OM BERUSAHA MENGEJAR KETERTINGGALAN

SI ISTRI MENGAMBIL KUDA-KUDA JURUS KUNGFU PEREMUK TULANG

..tunggu dulu, itu tadi Chinmi-nya Kungfu Boy..

kemudian ada yang iseng lewat

“BACANG AYAM, TAHU BANDUUNG.. SIAPA MAU LEMPER?”

.. semua ngacung… *lalu gue ditimpuk pakai cireng*
DAN PERTANDINGAN MASIH BERLANGSUNG ALOT SAUDARA-SAUDARA
SI ISTRI BERHASIL MEMBALAS DENGAN SEMPURNA
JUMPING SMASH
DAN AKHIRNYA
… JEBREEEEETTTT…
Tadi itu apa ya? Komentator pertandingan bulu tangkis, sepak bola atau pertikaian suami istri..

Maafkan akuh.

..Bukannya tidak empati, akuh hanya becanda..

Tidak sampai beneran sampai baku pukul, tapi yagitulah kira-kira begitu kronologisnya. Gue hanya bisa melongo… HIH dari tadi begitu terus, yang lain dong. Oke, gue hanya bisa melanga..

Lalu apakah ada penumpang lain yang mencoba melerai pertikaian yang tidak seimbang tersebut?

Tidak.

Kami semua diam. Sepertinya everybody loves other people’s drama. Apalagi penumpang di sebelah mereka terus menatap tanpa malu-malu.. Ih mas gak takut dilabrak apa?

Gue menoleh ke belakang,

Siapa tau datang sesosok tinggi besar, pakdhe Liam Nesoon yang kebetulan berperan jadi petugas FBI.

Atau mas ganteng sebelah gue dengan kacamata hitamnya ternyata buta tapi bisa nyanyik… itu Stevie Wonder.
Atau si mbak artis dangdut tadi memakai kostum superhero.. terus jadi Wonder Woman

Atau minimal si rombongan mbas-mbas asisten artis yang berformasi jadi boiben kece.. Itu Wonder? Wonder.. Rection..

Nyanyik ” You don’t know you saiful.. Ooo.. Ooo That makes you bang Ipull”
Tidak juga.

Semua hening… heniiiiing lengkap dengan keringat dingin sebesar upil yang membasahi jidat.. Kira-kira sepersekian menit yang seakan sepersekian menit lamanya.. Iya sama aja itu. Intinya tidak ada seseorang yang bergerak melakukan sesuatu.

Entah karena takut,
Entah tidak mau dianggap pahlawan kesorean,
Entah takut kena bogem matang pohon dari si om jelek-tapi-galak.

Apa yang bisa gue lakukan? Seharusnya gue bisa improvisasi. Mungkin ini kalimat basi, tapi paling tidak bisa mengalihkan pertikaian mereka untuk sementara waktu..

Gue       : “STOP, NDAK ISA KOKOHKUU!.. Jangan marahi taciknya, cukup akuh wae. Liaten apa seng mbok buat Koh.. Liat sinyo ini! Cukup aku seng mbok sakiti, Koh. Tampar aku.. tampar akuu koh.. tampoaarr!!!”.
Mereka     : ” Maaf, anda siapa?…”
.. dah neiiiikk….

Beres. Konflik mereka selesai dan masalah baru dimulai ketika gue berubah jadi samsak tinju.

Untungnya itu hanya khayalan, karena pada kenyataanya kami semua masih di posisi masing-masing.

Dan kecanggungan itu pun pecah oleh permintaan maaf si Om jelek-tapi-galak..
“Maaf ya sayang.. maaf ya sayang”
EH EH.. HIDIH HIDIIIH ENAK AJA.. JANGAN DIMAAFKAN BUUUK.. JANGAN MAUU BUUUKK.

 

 

~bersambung~

 

Everything I do, I’ll do it for hairdo – Part 3-

Yeaayy sudah bulan desember!! Bulan favorit nih.. soalnya gue ulang tahun… Aiyoyoooyoo.. Tapi terus ingat sama usia hhhhhh (menghempaskan nafas dengan berat).. Nggak lebay loh. Ibuku aja kaget mengetahui usia gue,, dipikirnya gue masih akhir 20-an KYAKAKAKAKAK..

 
mari kita bersorak?? HOOREEE!!!

Tapi ngakak histeria ini hanya berlangsung selama 2,03 detik (durasi waktu ngakak-mangap-dua-bukaan-terus-langsung-mingkem-lagi). Keharuan berakhir tepat ketika Ibuku menemukan beberapa helai UBAN..

 OPO IKI? Kok kamuh udah ubanan?


Nah karena ada uban jadi cerita tentang rambut kacrut-ku muncul lagi yah? Yah namanya juga postingan yang iya iyalah, jadi di iya iya’in aja deh (sambil senam iya iyalah). Dih, rambut aja diceritain, noh solusi mengatasi macet Jakarta atau peta pertarungan politik.

tapiiii kan kaaaakkk…

***

  • Ketika rambut bondhol harus sanggulan

Biasanya anak-anak SD senang kan yah kalau hari Kartini tiba karena bisa pakai baju adat daerah? Sepertinya gue tidak, soalnya rambut gue cepak bak polwan gak lulus ujian, jadi paling sebel tuh kalau disuruh sanggulan jawa.


Emangnya kenapa?

 
  • Rambut harus disasak. Aseliknya sakit banget loh soalnya rambut akan dicacah-cacah sekusut mungkin. Belum lagi harus pakai hairspray yang kekuatannya hanya bisa dikalahkan oleh baygon.
  • Kondenya gede benerrr. Berhubung rambut pendek, yang ada kondenya kayak ban mobil yang mau jatuh.
  • Setelah selesai, mengembalikan rambut sasakan seperti semula pun butuh perjuangan. Gue harus pakai bedak bayi, sisiran pelan-pelan dan hati-hati banget.. Kalau nggak tau caranya, apalagi langsung dikeramas hasilnya rambut akan jadi kusut kayak sabut cuci wajan.. 
  • Sebenarnya sih masalah utamanya terletak di jidat gue yang seluas samudra. Jadi penampakan gue bukannya anggun seperti sinden-sinden di OVJ tapi malah kayak titisan Didi Nini Thowok..

 

  • Mari kenalan dengan kapster-kapster Salon

Selama beberapa tahun di Solo, gue tidak pernah menemukan salon yang cocok. Definisi cocok disini adalah blownya bagus yang awet sampai rumah. Jadi meski gue panjat pinang sambil goyang kithir-kithir, rambut blow gue akan tetap terurai sempurna. Yakalok gitu jelas tidak mungin….
 

Katanya ni,, ini katanya lo ya, kalau rambut kita dipegang oleh mbas-mbas yang memiliki perfeksionalitas tinggi biasanya hasilnya mbenjajik. Makanya gue selalu minta mbas-mbas yang memotong rambutku. Mau badannya kayak kuli kekenyangan abis makan batu bata, asal dia jago melambai, gue cap dia  sebagai kapster yang jago. 

Berdasarkan primbon SOlo, dulu ada salah satu salon yang heitz namanya salon Alex. Salon Alex ini terletak di belakang pasar Klewer. Iya, lokasi tidak menentukan prestasi. Terusannya kalau mau dipotong biasanya mintanya sama,,, deyem gue lupa namanya, mungkin kita sebut saja namanya kapster-ganteng-salon Alex.
 
Kapster-ganteng-salon-Alex ini handsome-nya digdaya deh.. mirip siapa ya? Hua Che Lei. *wajahnya sih gue lupa-lupa ingat,,, kalau rambutnya mungkin kayak gitu sih*. Sudah pasti dong, gue mencoba peruntungan rambut gue di tangan mas kapster-ganteng-salon-Alex.  
 
…. Tiba di lokasi, gue rekues minta dipegang sama kapster-ganteng-salon-Alex

… dan datanglah dia…

… terereng terereng…
 
… ganteng banget ccuuuuy… 

Apa yang terjadi jika kita potong rambut dengan kapster yang gantengnya mirip Ben Barneys? *Heh, tadi katanya mirip Hua Ce Lei… piye sik.. errr, ya pokoknya ganteng lah*.  Ternyata pengalaman mengatakan, sebaiknya jangan saudara-saudara karena yang ada gue jadi salah fokus.


Sebagai ABG, pastinya melongo dapat pemandangan yg indah. Terserah dia gay atau punya anak dimana-mana. Jarang-jarang mas ganteng seperti ini ada si salon. Mungkin kalau sekarang mirip sama boyband k-pop kalau boyband jaman dulu kan paling Kahitna atau Cool Colors (ingat ya artinya.. warna-warna yang keren bukan kolor yang dingin).  

Kapster-ganteng  : “Selamat sore mbaknya..saya kapster-ganteng-salon-ALex sebut-saja-Bambang. ” *biar ganteng logat harus tetap njawani*
Gue                       : ” Sore mas.” *Cempreng berjengit*
Kapster ganteng  : “Rambutnya diapain mbaknya? ?” 
Gue                        : …. sibuk terpana…. aduh, tadi dia ngomong pa’an?…
 

… sebentar mas, saya mau nafas dulu
“Huuuuft huuuft haaah… Huft huft haaah”
     

                       

Kapster ganteng  : ” Mbaknya.. eh mbaak’e.. jangan pingsan disini ya mbaknyaa…”
Gue                 : *setelah bengong beberapa detik* ” Eh iya mas, saya terima pinangannya sesuai yang disebutkan diatas tunai., maksudnya saya pasrahkan diriku padamu, terserah.”
Kapster-ganteng : * gustiii,, paringono sabar* ” Yoweiiiss nek’nu eh nganu’ maksudnya ya udah rambutnya mbak’e kan teksturnya ikal mengembang.. jadi mbak’e di layer aja ya,, yang model Rachel Friends itu loh..

Sementara si kapster-ganteng-salon-Alex fokus dengan rambut dan sisir-guntingnya, Gue sibuk merinding jaipong,, karena merinding disko terlalu jalur utama.. eh apa itu namanya? Mainstream yak?.. Iya itu maksudnya lah, main setrum begonoan…

Setelah selesai, eh kok hasilnya gitu doang? Mas kapster mulai mengeluarkan gunting-gunting ajaib. Perasaan ini jadi nggak enak, tapi tiap mau protes pun perhatian gue selalu teralihkan oleh kegantengannya yang bikin silau itu. Yak seperti biasa, yang keluar dari suara gue cuma.. aaakk… eh emmm… aaakkk akkkk.. Iya, kayak lagi keselek tugu monas.

… Mas kapster ganteng sadar kalau wajah gue sudah merah-ijo. Dia langsung buru-buru memblow gue dengan alatnya yang punya tarikan kencang dan semprotannya kuat… ini ngeblow apa pompa air shimizu ya?
 

Oke, hasilnya rambut gue sempurna seperti seorang tokoh yang pernah gue kenal… Iya njebobok gitu mirip ama Rakhe Punjabi. Bagaimana setelah keramas di rumah? Yah bukan Rakhe Punjabi cabang tanah abang lagi tapi rambut-rambut yang mencuat ini lebih mirip tentakel-tentakel gurita. 

Keluar dari salon ,, mirip bu Rakhe versi sasakan kesetrum 
huwaaa…hasil keramas sendiri di rumah..

Habis kejadian itu ogah banget gue kembali ke salon Alex. 


Beneran gitu? 
Ya nggak sih, beberapa bulan kemudian juga gue balik lagi. Hasilnya? Masih bikin manyun karena dengan alur yang sama modelnya malah mirip pantat nanas ditengkurepin.

***

Jadi ABG itu hukumnya wajib untuk galau ,,


Waktu SMU gue pernah patah hati juga dong. Patah hati aja bangga. Katanya kalau putus cinta harus sedih, galau drama-drama gitu kan? Gue juga ah. 

Dan apa lagi yang biasanya dilakukan remaja galau patah hati pada umumnya? Opsi shopping terapi tidak berlaku, karena gua nggak punya uang untuk dibelanjain.. ya man emaaan la haay. Jadi ngapain dong?


… iya potong rambut lagi…


… iya ke salon Alex itu lagi…


… iya sama si mas kapster-ganteng itu lagi…


Ebuset?



Kapster-ganteng   : ” Eh mbaknya datang lagi.. Belum kapok mbaknya? Mau dipotong lagi rambutnya?”

Gue                  : *berkaca-kaca lalu sebutir air mata menetes* ” Mas’ee, saya huhuh habis putus,, hikshik, terusannya huhu,,,.. jadi saya hiks.. mau po.. hiks.. tong… hiks”
Kapster-ganteng   : ” Kalau begitu saya potong model patah hati tapi jaga gengsi aja yah.”
Gue                        : *semakin menatap wajah masnya semakin deras air mata ini mengalir*                                                 “Eh potongan apa pula itu mas. Tapi,terserah huhuhu masnya bhuhhuuhuh ehehek.”
Kapster-ganteng   : *sambil nggunting rambut* ” Salam zuppperr,, Mbaknya, putus cinta itu tidak sakit. Yang sakit itu putus tapi mbaknya masih cinta…”
Gue                        :  ” Huhuhuhuhuhu.. Hamosok po maaas? hek hek hek..” *nggerung-nggerung*
Kapster-ganteng  : ” Nggak cinta lagi itu nggak sakit, yang sakit itu udah nggak cinta, tapi nggak putus-putus Mbak… Jangan terlalu galau kalau dia berkhianat, sesusungguhnya dia yang rugi, dan engkau untuk orang yang lebih baik. Salaam.. Zzuuperrr” *Ebentar, kok salamnya familiar? Kemudian si kapster ganteng pelan-pelan berubah menjadi botak dan berkacamata.. logh kok jadi Mario Teguh*
Gue                  : ” Ehek huhuu,, iya… iyaa… anuu..hiks hiks,, HUAAAA HUAAA” *selain terharu sama penghiburan masnya juga karena shock lihat potongan rambut yang berjatuhan di lantai*
***

  • Sudah dewasa. Sudah punya duit. Rambut bisa diatur. Terima kasih smoothing….

 Gue punya langganan salon yang paling oye teknik pelurusannya dan dengan harva murah, namanya salon Rinjaninya Mba Yanti.. Kenapa gue bilang bagus, karena ada temen gue yang kaget dan tidak menyangka kalau rambut asli gue itu tadinya brindihil hihihi…

Emang kenapa sih harus dilurusin, nggak bisa ya dibiarkan tergerai alami keriting-kusut-berantakan?
Nggak bisa. Sudah singkat jelas dan padat. 
 
Sekarang berhubung punya anak yang masih balita, punya rambut panjang itu sunggulah ribet. Ngenes banget tiap ngaca, rambut dikucir jepit sana sini mirip embok-embok bokek kurang piknik. Apalagi kalau lagi dasteran terus nggendhong dan begajulan sama bocil, rambut gue sering kejambak dan kejepit. Belum lagi kalau tiduran di kasur dan bocil ngajak main smack down.. lengkap sudah rambut kusut gue keinjek-injek.
 
Jadi untuk menyelesaikan lima puluh persen permesalahan dalam hidup gue, Gue putuskan untuk membabat habis rambut gue,, yasalam potong habis lagi,, 
 
Ternyata kalau menemukan kapster yang tepat, punya rambut pendek itu sangat praktis. Mau ada acara apapun. tinggal dicatok, kelar. 

***
  • Sesungguhnya, aku adalah Little Pony..
Nah, beberapa waktu yang lalu rambut gue pernah mencapai gondrong maksimal.  Dikatakan maksimal karena gue sudah mirip sebelas-dua belas dengan Reza Rahardian.. Nah pernah pada suatu hari, gue sedang mengeringkan rambut-tanpa repot-repot menyisirnya ketika gue sadar seseorang sedang menatap gue dengan penuh arti. Iya. Raffa, keponakan gue yang berusia hampir 4 tahun. 
 
 Raffa         : ” Rambut tante dewi kok begitu?”
Gue            : ” Kenapa bagus ya?”
Raffa         : ” Jadi mirip ku..”
Gue            : ” Kuberlari kau terdiaaam,, kumenangis kau tersenyum,,,” *langsung nyanyik*
Raffa         : ” Aku tanpamu.. butiran debuu… ” *lalu karaoke sama-sama*
Gue            : ” Eh beneran mirip siapa? Kuch Kuch Hota Hai, Kubilai Khan?”

Raffa         : ” Rambutnya jadi mirip kayak ku…….da” *polos beneran*

 

KYAAAAKKK. Tadinya mau nangis, tapi kalau dipikir rambut kuda kan halus tergerai tebal kayak iklan shampo. Nah itu berbanding terbalik dengan rambut kusut gue. Jadi yaaaah masih untunglah mirip kuda masih ada rambutnya, daripada mirip trenggiling atau buaya… coba buaya rambutnya ada dimanak coba? Ha?
 
 
Hiekekekkekekkkkkkkkkkkk… *gue pun mengikik*
 


 

Mommyhood eps : Meet the real Vaginator,,

Setelah menikah, gue pikir pertanyaan “Kapan Menikah” dan sejenisnya akan berhenti dengan sendirinya. Ternyata salah! Pertanyaan selanjutnya yang telah menunggu adalah
” Kapan nih punya momongan?“. Grrhhh…
Hampir selama 2,5 tahun gue mendapatkan pertanyaan yang itu-ituu saja. Berbagai jawaban2 pun sudah gue sampaikan, mulai jawaban diplomatis, cengar-cengir, pura2 gak denger, senyum kecut sampai pura2 lihat bintang di langit siapa tau ada Supermoon, terus gue kabur, sudah pernah gue lakukan.
Tapi memang belum juga bunting, terus mau diapain? Sampai kemudian..
***
  • Rumah Ampera, Februari 2010

Sekembalinnya gue dari trip ke Vietnam dan Kalimantan gue merasakan badan gue lelah luar biasa. Lelaaah sekali. Gue merasa ngga enak sepertinya ada sesuatu yang berbeda.

Kekhawatiran gue terutama karena gue menyadari sudah lebih dari satu setengah bulan gue belum mendapatkan haid. Walaupun gue sudah terbiasa mendapati jadwal haid yang mundur, tapi kali ini gue lebih berdebar-debar. Ketika gue mencoba untuk membeli test pack 2 buah, hasilnya benar2 membuat shock!

  • Shock liat test pack tahap 1 :

Testpack HCG. Subuh. Toilet kamar. Suara Gedubrak. Dan gue nangis

Gue           : ” HOUHUHOUU.. Byuh byuh duh Biyungee.. HUAA HUHOUHOUHA. ”

Suamik     : (kaget terjondhil-jondhil dan bergegas ke toilet) ” HAH KENAPA DEK? ”

Gue           : HOUHOUHOUHU mas… Ini lihat, masak tandanya positif bhuhuhu..

Suamik    : (masih kaget dengan rambutnya yang lebih mirip rambut-alay-gak-beres, yang pengen niru rambut Zac Efron-tapi-kena-badai-satu-si si) ” Ya ampun, kok bisa positif? Baca petunjuknya yang benar. siapa tau salah. Tuh kan 99% akurat, kali aja kamu yang 15-nya. Iya. Pasti begitu.”

Gue masih menangis, dan masku bingung harus gimana..

  • Shock lihat test pack tahap 2:

Testpack Sensitif. Subuh. Samping tempat tidur. Lihat hasil garisnya, gue nangis lagi (untung gak jatoh kayak dulu):

Gue         : ” MAAAASSS INI LAGI GARISNYA DUAA!!!.. BHOUHOUOHUHOU

Suamik  : *aduh ini kenapa bini gue nangis lagi?* ” Ntar dulu.. mungkin hasilnya salah juga.. eh tapi garis duanya nyata banget yah..”

Gue        : ” Terus gimana dong.. Aku hamil huhuhuuaaaaaa…”

Suamik  : ” Eh apa kita beli lagi test pack yang baru,,, Nanti aku yang coba test,, kali aja hasilnya juga positif. ”
Gue        : ” ….. Mas, oii! kamu lagi ngelindhur opo piye? ”

***

  • RS. Puri Cinere, Depok

Sesudah mencoba test pack, sudah saatnya kami menemui Obgyn. Berhubung rumah sakit terdekat dari rumah gue yang nun jauh di Sawangan adalah RS. Puri Cinere, maka meluncurlah kami ke RS itu untuk menemui dr. Dewi Prabarini SpOg.

dr. Dewi    : ” Tanggal berapa hari pertama Ibu terakhir kali haid? ”
Gue            : ( bengong bentar ) ” Lupa tepatnya kapan, dok. Anu’ pokoknya yang pasti ya Dok, akhir tahun 2009 pas lagi malam tahun baru itu loh dok, yang banyak kembang apinya,, eh tiap tahun ada kembang api ya Dok? Haha.. Pokoknya saya lagi di Sawangan, nah yang pasti saya haid dok, waktu malam tahun baru itu ,, tapi lupa hari pertamanya kapan? ”
dr. Dewi    : ( terpana) ” Sudah pernah ada riwayat keguguran? ”
Gue            : ” Belum dok, tapi yang pasti kucing saya sudah dok.. dan kucing saya aja ,lebih sering melahirkan dibanding saya majikannya tuh dok. Haha,,,
dr. Dewi    : ( kayaknya mulai mengurut2 pelipisnya,, untungnya masih mesem2)

Hyoosss!! Ini saatnya. Gue akan diperiksa seperti layaknya Ibu hamil. Sambil dipandu Mba suster menuju bilik  periksa di balik tirai, gue membayangkan suasana pasangan muda berbahagia yang sedang diperiksa perutnya dan tersenyum penuh bahagia melihat sang calon jabang bayi.

Dan ketika gue masuk ke bilik kontrol, gue melihat dipan yang biasa digunakan kala persalinan. Eh. Aku ngga disuruh melahirkan sekaran, kan? Gue benar2 gak punya pengalaman dengan obgyn. Pengalaman gue dengan rumah sakit hanya waktu ketika gue nelen duit dan waktu harus menjalani operasi pencabutan kuku-jempol-kaki waktu SMP *ini kenapa penyakit gak ada yang beres sih?*. Tapi kan dulu waktu tidur yg diutak atik cuma kerongkongan sama jempol kaki ajah,, Lah kalau yg sekarang?

Kemudian gue disuruh membuka ‘undies’ gue dan naik di atas dipan. Ih untung aja yah, hari itu kebetulan gue pake undies yang agak bener.

Tidak berapa lama, Mba Suster menaikkan paha gue yang berat2 ini ke sandaran paha dan diatur sedemikan rupa sampai posisi ‘ngangkang’ gue sudah pada tempatnya.

Ketika sedang menikmati semriwing-nya angin yang berhembus sepoi-sepoi, tiba2 dr. Dewi dan si Mbak suster datang lengkap dengan sarung tangan karet warna ijo

AIIIH MATEKOOONN… JEROAN GUE MAU DIOBOK-OBOOK PAKAI SARUNG TANGAN KARET ITU??

Lalu si Mba Suster, mengeluarkan alat,, yang dari penampakannya saja sudah menyeramkan mirip Catokan curly iron merk Babyliss yang ada banyak di salon2. Entahlah apa yang dilakukannya sekarang, mungkin sedang memberikan lubrikan ke curly iron itu.

Eh beneran deh, sekarang gue gak sedang nyasar ada di salon kan?

Kalaupun sedang ada di salon, catokan curly iron adalah alat terakhir yang gue harapkan untuk diterapkan di rambut gue yang brindhil bin trondhol ini..
Tapi sekarang? Itu besi segede itu ada di depan mata guee???

Gue               : “AUJUBILEEEE JABANG BAYEK.. APAAN ITU SUSTER??

dr. Dewi       : (tersenyum ala Marissa Haque) ” Iya Ibu, kita akan mau periksa kandungan Ibu.. Tenang dan santai ya bu.”

Gue               : ” TAPI ITU APAA? YAKIN ITU CURLY IRON SEGEDE GABAN MAU DIMASUKKIN? Ke mana? Ke itu..’anu’ saya?”

dr. Dewi       : ” Iya bu, ini namanya prosedur pemeriksaan dalam.. supaya lebih pasti bu.”

Gue               : ” Tapi itu KAAAAN GUEDHUEEE BHAAANGGHETT mba suster,, bu dokter” *bersiap-siap untuk mewek nangis mbeker2 *
Mba Suster  : ” erm,,, eh, gak salah bu? Masa sih segini gede bu?”

Sambil memegang alat catokan curly iron itu ,, yang gue sebut sebagai the real vaginator, si Mba suster melirik ke arah Masku yang sedang duduk menanti dibalik gordyn.. Maksud looooh? Mau ngebandingin? *wataaaa hadeziiig,,, awas kalo berani2 coba ngambil penggaris*

~~~~ Bisa dipastikan Masku anteng2 aja, mungkin sekarang dia sedang liat foto2 dr. Dewi, liat kalender di meja, liat plakat2 dan pajangan kliping berbagai media di dinding yang berisi dokumentasi dr. Dewi. Atau mungkin Masku sedang menatap ke langit2 berharap ada cicak main pedang-pedangan numpang lewat ~~~~

Gue menunggu tegang. Akhirnya besi atau vaginator atau apapun itu namanya, masuk ke dalam tubuh gue.

HHYOOOONGAALAAAH !!!….

Nyet,,, gak enaaak banget!

Dr. Dewi   : ” Ibu, pahanya jangan tegaang..!!”
Gue           : ” Iya ini dok, ini mencoba gak tegang..” ( sepertinya badan gue kejhat-kejhet )
Dr. Dewi   : ” Pahanya jangan dikencengin,,, susah masuknya ya Bu. ”
Gue           : ” Iya dok, saya juga maunya begituuuuu..” ( bentar lagi gue bakal nari kejang )

sibuk uthak uthik

Dr. Dewi   : ” Pantatnya jangan diangkat2..”
Gue           : ” Saya ngga nyuruh ngangkat dok, dia sendiri yang maunya begituuu ” (badan sudah pleyat – pleyot kesana kemari )
Dr. Dewi   : ” Nanti waktu melahirkan kayak gini loh, jangan diangkat2 yah pantatnya ”
Gue           : ” Huhuhu Iya dok, ini maunya gak diaangkat2,, tp dia gak nurut emang, dasar bandel ”

Dokter masih sibuuuuuuuk aja berusaha setenang dan sehalus sehingga senyaman mungkin memasukkan si vaginator ke dalam tubuh gue,,

Mulai saat ini, gue benci kalo denger prosedur ‘periksa dalam’ BENCIIKK BENCIIIK…GRRHHHMBLLLL!!

Akhirnya vaginator sudah terpasang pada tempatnya. Masku dipanggil masuk untuk melihat ke layar komputer. Tampak dilayar komputer,, sesosok trapesium,, eh kok trapesium,, seperti jajaran genjang,, eh salah lagi,, aduh geometri gue parah banget sih,, yang bentuknya kayak tangkuban perahu tuh apaan yah? jajaran genjang? belah ketupat? trapesium? segitiga emas atau malah pinang dibelah dua, tuh

Dan hanya kalimat dari dr. Dewi inilah yang masih terpatri dengan kuat dalam ingatan gue..

“Bapak ibu, selamat yah,, sudah ada kantong janinnya nih,, Tampaknya kandungannya kuat.. Kandungan Ibu bersih, tidak ada mioum atau kista.. Dan dilihat dari USG ini, usia kehamilan Ibu sudah masuk 8 minggu,, sekali lagi selamat ya Bapak, Ibu. “

Seperti biasa, gue meweeeek… *entah karena melihat layar USG atau karena memikirkan bagaimana si vaginator ini keluar dari tubuh gue*

Seingat gue dari film2 yang gue tonton, novel dan komik yang gue baca, majalah yang gue lihat, buku pelajaran yang gue lempar, contekan yang gue buat, sampai di adegan sinetron yang gue howek2 howekkan, kata HAMIL berarti sebentar lagi gue akan menjadi Ibu.

HOREEE.. gue hamilHOREEE HOREEE!!

Karena gue adalah calon Ibu, berarti setelah ini, segala tindak tanduk yang gue lakukan harus gue lakukan secara berhati-hati. Gue harus turun dengan anggun. Berjalan perlahan, membuka tirai sambil menyibakkan rambut ala iklan2 shampoo di televisi.
,,Baru juga jalan tujuh per delapan langkah,,

Mba Suster : ” Ibu,, ada yang ketinggalan”
Gue              : ” Apaan Mba, saya lagi fokus hati-hati bawa calon janin. Takut jatoh.” *gue sudah berjalan pelan dengan langkah seperti seekor macan kelaparan tapi mangsanya gak punya gizi.
Mba Suster : ” Anu’, bu.. itu”
Gue              : ” Iya sus,, saya berhati2 kok. Kalau perlu saya berjanji kalau perlu saya tiap lima menit jalan pasti berhenti utk berdoa sebelum makan.”
Mba Suster : ” Anu,, ini bu,, Ibu kelupaan pakaian dalamnya Ibu ketinggalan Bu”
Gue              : “…..”

 

Ciiiih ah – gue mau pingsan dulu,,

~~ postingan yang ini, diambil berdasarkan tret plurk yangini~~

 

My imaginary Boyfriends

Beberapa waktu lalu ketika gw sedang bongkar-bongkaran mau pindah rumah, gw menemukan kembali koleksi komik-komik jaman kecil dulu.

csonriJadi kangen nih sama komik-komik oldies favorit gw di tahun 90-an. Dan diantara komik-komik yang beredar pada masa itu, hanya sedikit komik -salah satunya Cand-Candy- yg ceritanya telah menjadi obsesi gw. OBSESI yg menyebabkan gw jadi punya kebiasaan berkhayal ttg kelanjutan cerita2 komik tsb ,,

Kalau untuk istilah kerennya, seharusnya gw berkhayal seperti “seorang seniman kakap yg sedang mencari inspirasi” ya, tapi pada prakteknya kayaknya gw lebih mirip seperti orang bengong-kebelet-sembelit . Untung bengong sendirian-nya gak sampai ke tahap bisa kesambet jin lagi buang anak *saat menulis ini, di layar TV lagi diputar si “Hannibal Lecter” hiiiiyyyy…*
Istilahnya, kalau anak-anak kecil yang lain memiliki teman khayalan atau yang lebih popular di sebut imaginary friend-nya,,, mungkin gw sudah lebih maju selangkah, karena gw ingin memperkenalkan beberapa imaginary boyfriends-ku,, HO HO HO HO Lanjutkan membaca My imaginary Boyfriends

Everything I do, I’ll do it for hairdo – part 2-

“Previously on The OC..” (ad lips by Mischa Barton…*ini ngarep bgt*)
dilahirkan dengan kondisi rambut kkrruuiiiitttiing uiing uiiing, akibat sewaktu hamil Ibu ngidamnya makan sambel mbeeel mbeel. Sangat berharap untuk mempunyai rambut lurus-tebal-panjang njaaang njaang, mengidolakan candy-candy..dan pengen meniru gaya rambut candy-candy..tapi hasilnya ..BLEEEH

***

Sejarah di Tahun 1990an…
Soundtrack of The Year :
Bintang Kehidupan – Nike Ardilla (dan Semua penyanyi Indonesia yang diorbitkan Deddi Dores), Tua-Tua Keladi – Anggun C Sasmi, A Shoulder To Cry On – Tommy Page, Step-By-Step – NKOTB… 

Gue gak mau ngomongin Alm. NIke Ardilla, tapi di jaman itu gw seperti anak2 jaman sekarang, gw juga mengidolakan artis-artis barat dan juga artis2 lokal (secara Cinta Laura, dan Chelsea Olivia juga belum lahir ) nah salah satu idola gw (dan juga idola kaum sejuata umat) adalah Demi Moore. Eniwei, tau film Ghost yang dimainin Demi More kan? Nah, potongan model rambut Demi More saat itu sedang booming-boomingnya.

Dengan naifnya, gw jg kepengen potongan rambut seperti Demi More di film Ghost. Lanjutkan membaca Everything I do, I’ll do it for hairdo – part 2-