Menanti Kereta Mini..

slpct
Halo dari saya yang badan pegal pengen banget dipijet..

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Saya mohon maaf lahir batin ya teman-teman, mungkin selama ini ada postingan atau kata-kata yang tidak berkenan.

Masih dalam rangka lebaran, kali ini gue bercerita tentang kereta mini di rumah ibuku. Ada hubungannya nggak? Kayaknya sih nggak ya..

*** Lanjutkan membaca Menanti Kereta Mini..

Mau Pewukaaan…

Princess DianaDraft tulisan ini gue buat beberapa minggu yang lalu ketika Aidan demam. Dan seperti biasa, ceritanya supaya jadi #selfreminder untuk diri gue sendiri.. 

Errr.. yang mana kalau teori selalu ingat, tapi kalau praktek kok selalu lupa ya..

*** Lanjutkan membaca Mau Pewukaaan…

Nguping Ibuku ~~ Part. 6

Fat Cat trying to fit through cat door
Ha..looo sssaaah..yaah daaa..tang laah..gih

Terus terang, dahulu hubungan gue dan Ibuk tidak sedekat sekarang. Mungkin hal ini disebabkan sewaktu kecil gue tumbuh sebagai anak yang mengalami Middle Child Syndrome.  Sindrom apa itu? Secara ringkasnya, sebagai anak tengah gue kurang mendapatkan cinta dan perhatian dari orang tua. Begini salah satu ilustrasinya:

Lanjutkan membaca Nguping Ibuku ~~ Part. 6

“Sudah Isi Apa Belum?”

9f9c4-521998_441295465886730_128133487202931_1952065_1995034417_n
rumah bersih? apa itu rumah bersih?

Siapa bilang setelah memiliki anak akan bebas dari pertanyaan ini? Tentoe sadja masih lanjuut.. cuma variasi kalimatnya jadi seperti ini…

” Kok belum ada adeknya siih?”

Menurut pakem, seharusnya Aidan sudah punya adek. Biar dia tidak kesepian dan dilabeli negatif oleh orang-orang. Memang stereotype anak tunggal seperti apa sih? Itu yang manjalah, egoislah, kasihanlah, kuperlah, apalah, itulah, kuwilah, njempritlah, nganulah, begonolah…

Kok kayaknya kasihan sekali wahai mereka yang menjadi anak tunggal.. Lanjutkan membaca “Sudah Isi Apa Belum?”

Nguping Ibuku.. Part : 4

Ketika sedang menyelesaikan postingan ini, gue dikejutkan kabar duka dari salah satu sahabatku +Radila Rezani B.W yang baru saja kehilangan sang Papa. Hhhh.. Turut berduka ya Dil, gue mengerti banget bagaimana sedihnya.

Tidak dipungkiri, gue sering rindu dengan alm. Bapak.. Semakin waktu berlalu, ternyata rasa kehilangan itu semakin nyata. Pengen memimpikan beliau tiap malam pun susah.. Kenangan itu harus gue gali dengan memandangi foto Bapak sambil mengenang cerita apa yang ada dibalik foto-foto itu.

Berkaca dari itu, gue ingin mendokumentasikan kenangan manis tentang mereka yang pernah singgah dalam hidup gue melalui cerita-cerita ringan dalam postingan ini. Tidak lebih.

Oh, apakah mereka-yang-namanya-gue-sebut tau kalau gue bahas disini? Tentu saja tidaaaaaaak.. Aku kan pemaliyuuh.. Kalau ketahuan lagi dibaca.. Bagaikan kepergok sedang mau nyolong kolor di jemuran.. (Entahlah, jangan tanya kenapa harus itu perbandingannya)

Jadi sekarang, kembali gue mengumpulkan nukilan cerita keseharian tentang Ibuku. Ya sekiranya sudah bisa membuat orang lain tersenyum ~~ minimal gue~~ itu saja gue sudah senang.

.. semua siap pada posisinya? Ready.. Set.. Go..

Antara Aku, Ibuku dan cucunya..

Mungkin karena sampai saat ini anak gue masih menjadi cucu laki-laki satu-satunya, jadi Ibuku dekat dengan Aidan. Nah biasanya apa yang gue batasi untuk Aidan, maka itulah yang ditawarkan. Jadi kalau Ibuk datang, anak gue senaaaang banget  karena mereka bisa berbagi kerinduan sambil makan Indomie, makan kerupuk, pesta ice cream dan minum teh.#lalalala #yeyeyeye
  • The power of Njajan…

Jarang banget gue diperbolehkan Ibuk untuk berleha-leha tidak rempong ngurusin anak. Jadi ketika pada suatu hari, Ibuk mengajak Aidan berjalan-jalan ~~ TANPAH DIRIKUUUH PEMIRSAAAH!!~~ tentu saja gue langsung pingsan telentang bahagia..

Beberapa jam kemudian, setibanya di rumah, anak gue sumringah membawa sekantong belanjaan dari Indomaret.

Gue     : ” Aidan kamu habis ngeplak ibu ya?”
Aidan  : … bengong...
Ibuk    : ” Palak wi, bukan ngeplak..”
Gue     : ” Nah itu diaa! Tadi aku mau bilang itu.”

… hari itu gue sadar, bahwa ilmu kepleset lidah bisa diwariskan…

  • Ranjang yang ternoda..
Pada suatu pagi, ketika gue dan Aidan sedang main di tempat tidur, Ibuk masuk ke kamar sambil membawa secangkir teh untuk ditawarkan ke anak gue.
Baru juga beberapa detik memalingkan wajah, tiba-tiba gelas jatuh, air teh tumpah dan membasahi tempat tidurku. Iyah, kasur dengan seprei licin yang baru dipasang..
Gue *Melihat ke Ibuk*     : ” IBUUUUKK kok gelasnya dikasih ke Aidan??”
Ibuk *Melihat ke Aidan*  : ” AIIIDAAAAN.. Kok gelasnya ditaruh di kasur?”
Aidan* Melihat ke sebelahnya yang kosong* : ” Yaaah tumpaaah”
Pe-er banget kan gue harus membersihkan genangan teh di kasur.
Ibuk  : ” Di hair dryer aja. Thalita (keponakan gue) waktu ngompol bekas ama baunya hilang. “
Gue   : ” Mba Rini ngedumel dong.”
Ibuk  : ” Iya, bangun pagi-pagi sudah ngompol.. ”
Gue   : ” IH!! Paling malas kalau kasur ada bekas ompol.. ”
Ibuk  : ” COba di hari dryer.. Yakin, bekasnya ngga ada.”
Gue  : ” Tumben, biasanya kasurnya Mba Rini pakai seprei anti air kan? Ngompol di mana? Kasurnya Ibuk di Yogya?”
Ibuk  : ” Bukan, di kasurmu..”
Gue   : ” HAAAAAAAHHHH??”

Ibuk  : ” Iya, dikasur yang kamu keringin tuh. Di bagian kepala lagi.. Ngga pesing kan?”

.. OOOH TIDAAK PULGOSO..
.. apa salah dan apa dosaku *nyanyik*.. ternyata selama ini kami tidur beralaskan aromaterapi alami.. alias bekas ompuwoooll…

  • Minumnya harus pakai kacamata..
Suamiku itu idolanya Ibu-Ibu di kantor. Apapun yang dijual pasti terpaksa dibeli sama suamik. Jadi bisa tuh pulang kantor tiba-tiba membawa berbagai barang belanjaan. Mulai dari wajan, happycall, alat penghancur lemak, alat pijat, dll dsb.
Hingga Ibuku liat madu yang baru dibeli suami.
Ibuk  : ” Kamu beli madu 3 dimensi dimana?”

Gue  : ” Madu 3 dimensi?”

…OMG horor amat. Mungkin kalau mau makan gue harus pakai kacamata 3 dimensi…

.. Ha, belum tau ada kacamata 3 dimensi kalau makan madu?..

Ibuk  : ” Itu lo madu yang di kulkas..”

Gue   : *liat label*.. ” Ibukk ini madu 3 in 1″
Pasti si madu ini sering jadi joki 3in1 di jalan jendral sudirman. Pasti itu.

Antara Aku, Ibuku, dan Anak laki-laki Ibuku

Adek gue baru saja pindah ke kantor baru. Tentu saja kami membahas tentang gosip seputar kantor barunya. Apalagi kalau bukan itu?
  • Mungkin si bos bule bisa dijadikan bekal
Ibuk   : ” Adikmu Sudah nggak ada lembur. Jadi ngga pulang malam lagi..”
Gue    : ” Bagus dong..”
Ibuk   : “Soalnya bosnya nggak mau. Kan kantor adikmu baru aja ringroad bos bule. “
Gue    : ” Ringroad apaan? Rekrut maksudnya?”
Ibuk   : ” Iya itu, yang kantornya abis rengkot bule.”
Gue    : ” Rekruuut itu, rekruuuutt..”

… Kasihan membayangkan si bos bule yang diforsir suruh kerja bagai tol outer ring road dan berakhir mangkrak jadi rengkot alias rantang
  • Eh, jadi gimana komputernya?
Gue  : ” Bu, komputer di kantornya gimana? Keren dan canggih nggak?”
Ibuk  : acuh tak acuh ” Ya masih sama aja, masih yang ngadep ke muka.. “

Gue   : … *menghela nafas*..

..tenang cyiinn, mungkin di belahan dunia lain ada komputer yang membelakangi wajah..
  • Ketika piknik bagaikan mudik..
Kantor adek gue menerapkan program wajib travelling tiap satu-dua-bulan sekali. Asyik ya. Sejauh ini destinasi yang diambil biasanya pantai dan gunung..
  • Siapa tau bisa ketemu Renegade di pantai..

Selama beberapa hari gue menyaksikan Ibuk heboh menyuruh adek gue packing seakan dia mau pindah ke galaksi lain. Tentu saja adek gue malas. Karena apa sih yang mau dipakai anak cowok ke pantai? Paling celana pendek dan sandal jepit. Nah, tepat hari keberangkatan gue melihat Ibuk dan adek gue berdebat..

Ibuk  : ” Ini, adekmu ngga mau nurut, padahal semalam Ibuk sudah siapin..”
Gue  : ” Emang yang mau dibawa apa?”
Ibuk  : ” Aku suruh bawa jaket jeans ama sepatu…”

…. adek gue cemberut, Ibuk ngedumel dan gue? Ngakak..

  • Mungkin tiap weekend ada arus mudik ke Bandung, sepertinya..

Ketika itu kami sedang berada di pusat perbelanjaan, tiba-tiba gue mendapat serangan panik melihat Ibuk sibuk mondar mandir berjalan menggeret koper di salah satu gerai tas…

Gue   : ” Ibuk, ngapain beli koper lagi? Buat apalagi?”
Ibuk   : ” Ini buat adekmu nanti piknik ke Bandung.. Kasihan ngga ada tas..”
Gue  : ” IBUUKK JANGAN DIBAYAR. Itu koper. Ini ke bandung semalam, emangnya mudik lebaran ke Jawa?”
 
… adek gue harus berhutang nyawa sama gue, kalau ngga bisa-bisa dia beneran seperti kontestan AFI yang harus di eliminasi turun panggung.. 

Hari-hari ketika Ibuku sedang ada di Jakarta. 
  • Nguping Ibuku di telepon
Suaranya menggelegar dan penuh semangat 45 layaknya para anggota DPR interupsi pengen cari perhatian. Begitulah Ibuku ketika sedang berbicara di telpon.
Suatu hari, Ibuk yang baru tiba di Jakarta, menelepon dan mendelegasikan urusan kos rumah di Yogya dengan tetangga kepercayaan beliau .. kita sebut saja.. mba HestiKoesEndang.
Si penerima telpon : ” Halo.”
Ibuk    : ” HALO.. HALO MBAK HESTIKOESENDANG? Mbaak .. aku ke Jakarta sebentar ya Mbak, aku titip rumah.. nanti ada orang tuanya anak kos yang mau datang..”
…terdiam…
Ibuk  : ” Halo.. oh salah sambung ya. Ini tacik toko di Lebak Bulus? Eh iya haha maap cik, saya pesan Aqua Galon dua biji ya cik..”

… jauh amat salah sambungnya Buk,,,
  • Please minggir sebentar ROro Jonggrang..
Malam itu ketika suamik baru pulang kantor, doski menjumpai ada menu makanan Papeda.

Suamik : ” Wah Ibu bikin Papeda ya?”

Ibuk      : ” Iya Mas, coba diicip enak ngga.. tadi saya bikin Bappeda.. ”

Gue menatap takjub penuh damba ke Ibuku.. Keren kaan. Jagoan sekali beliau sanggup bikin Bappeda alias Badan Pembangunan Daerah di dalam dapur kecilku.. ROro Jonggrang, Roro Jonggrang who?..
.. kamsiah, kamsiaah.. Ibuk memang jagoan..
  • Kunciiii oh kuncii…
Pada suatu siang yang panas.. Ibuku berjalan kaki ke bank dekat rumah. Tidak berapa lama gue di sms untuk menjemput Ibuk. Walaupun malas, tapi tetap harus berangkat. Kalau telat sedikit, Ibuk akan berjalan kaki pulang terus sms sambil nyanyik ala Cita Citata.. “sakitnya tuh di sini.. sakitnya tuh di siniii”..
Beberapa menit kemudian
Ibuk  : ” Udah berangkat belum?”
Gue (panik) : ” Iya, ini baru mau berangkat sebentar lagi, ini siap2…”
bo’ong dhing, gue masih mencari kunci mobil yang raib ke seluruh penjuru rumah.. Hasilnya? Nihil. Duh gimana ini?
Gue   : ” Ibuk, tau kunci mobil dimana ngga? Aku udah mbongkar rumah.”
Ibuk  : ” Ajeg, kamu wi.. Selalu lupa nyimpen barang.. blablablabla. Makanya kalau nyimpen di tempat yang bener!! Kunci mobil ya simpannya diiii…. “

terdiam… 

 ” Ada di tasnya Ibuk.. kebawa pergi ternyata.. ”

BHAAY… BHAAAY.. GUTBEEII
.. aku lelah sekali…
Ibuk  ; HHHHH… *menghela nafas karena harus berjalan kaki pulang*
Gue  : HHHHH * menghela nafas karena harus membersihkan rumah yang udah kayak habis diterjang buldoser.. alias beraantokaan*.

AIdan : HHHHH * menghela nafas karena apa ya?.. nggak jelas juga*.

  • Pantesan sering masuk Infotainment

Melewati tempat fitness di salah satu Mall Jakarta Selatan, panggil saja namanya PIM, tampak lampu ajojing bekerlap-kerlip dan musik kencang bertalu-talu. Semua sibuk berolah raga dan banyak pria wanita berbusana siap mengeluarkan peluh yang keluar masuk tempat itu.

Ibuk  : ” Eh ada banyak artis!!”
Gue   : ” Ha dimana?”
Ibuk  : ” Itu. Selebriti. Isinya artis semua kan? Atau yang punya selebriti?”

… Iya, ini percakapan kami yang terjadi tepat di depan lobi pusat kebugaran Celebrity Fitness…

  • Sungguh lelah jadi mbak pelayannya 
Dalam episode mau membungkus makanan di sebuah restoran
Gue         : ” Mba, ini makanannya di take away aja ya..”
Ibuk          : ” Cakwe?”
Waitress  : ” Cakwe-nya kosong.”
Gue           : ” Ibuk mau cakwe?”
Ibuk          : ” Nggak, kamu pesen cakwe?
Waitress  : ” Cakwe-nya kosong.”
Gue           : ” Aku ngga pesen cakwe.”
Ibuk           : ” Kok tadi bilangnya cakwe?”
Waitress  : ” Cakwe-nya.. ko… song (cape jugah sayah).”

Gue           : ” Take away buu… mbungkuuusss”

… mbuleet yaaa…

Lanjutkan membaca Nguping Ibuku.. Part : 4

Nguping Ibuku.. part. 3

Tadinya mau melanjutkan postingan tentang Yogya Trip, tapi ternyata aku ngga mood bin malas.. Apalagi Jakarta sedang musim nyamuk. Iyah, serangan membabi buta dari rombongan nyamuk itu *padahal apa salah babi, kok dia harus jadi buta?*.

Jadi daripada tidak ada tulisan sama sekali, sekarang gue bikin rekapitulasi cerita tentang Ibuku lagi aja ya..

 ***

Dalam episode jalan-jalan dengan Ibuk.

  • Rasakan saja, jangan dibayangkan wajahnya.. 

Lokasi : Tikar di Monas. 

Sambil gegoleran, Ibuku memesan Kerak Telor. Masalahnya, dari dulu sampai sekarang gue selalu tidak cocok dengan rasanya..

Gue    : ” Rasanya biasa banget ya buk.”
Ibuk   : ” Ya semua kerak telor begitu, kan sudah di princess.”
Gue    : ” Princess? Barbie? Disney?..
Ibuk   : ” Itu lo princess yang beli dimana-mana semua rasanya sama..”
Gue    : ” Itu franchise ah buu..”
Ibuk   : ” Emang tadi Ibuk ngomong apa?”
  • Lihat kebun teh ala anak hipster..
Lokasi : Kebun teh Puncak. 
Saat itu perjalanan ke Puncak terhitung lancar karena tengah diberlakukan sistem buka tutup. Baru kali itu gue melihat begitu banyak polisi sibuk mensterilkan jalan. Aku jadi ngga enak, udahnya jarang ke puncak.. eh sekalinya pergi, jalannya dikosongin.#hidih #siapagueh #itu_presiden_yang_mau_lewat_kalii
Setelah tiba di Puncak dan melakukan ritual ala turis ibukota, seperti minum teh dan naik kuda, kami melanjutkan perjalanan mencari tempat yang nyaman untuk melihat sunset. Nah, selama perjalanan menuju puncak gemilang cahaya, gue mengandalkan Ibuk sebagai navigator.

Naik turun.. belok kanan.. belok kiri.. mentok putar balik.. akhirnya kami berhenti di hamparan rumput yang berada di depan salah satu bangunan. Spot ini dirasa cukup strategis karena dekat dengan air mancur dan toilet yang bersih.

Nah ini dia tempatnya.
Sambil piknik, pandangan kami terfokus pada lobi bangunan didepan.
Ibuk  : ” Untung kamu ke puncak ama Ibuk. Jarang2 kan wi, makan dengan pemandangan seperti ini..” 
Gue  : ” Iya bu soalnya cuma kita yang piknik di depan pabrik teh..”
  • Apalah arti sebuah label harga?  
Lokasi : Sebuah mall ternama di Jakarta Pusat.
Ibuk ingin mampir ke salah salah satu departemen store yang sedang sale.
Gue mendapatkan serangan panik menyaksikan Ibu berjalan menuju fitting room. Iya, dalam banyak hal, terutama shopping, Ibuku itu impulsif sekali. Wajar kan kalau gue lega ketika menyusul ke dalam dan mendapati Ibuk hanya mematut sebuah kemeja putih lengan panjang.
Ibuk : ” Bagus kan wi. Diskon. Ibu beli ini aja ah murah cuma Rp. 200ribu.”
Gue  : .. curiga. Ngintip label “Iya bu murah, jadi cuma Rp 2 juta..”
 
Untung, ingat di semua kejadian harus ada untungnya.. Kami sadar tidak didepan mbak kasir. Kalau iya.. aa.. aa..ku tak.. sanggup membayangkannya.
  • Sudahnya bisa bikin uang, mobilnya keren lagi..
Lokasi : Kemacetan jalan ibu kota.
Sambil misuh-misuh menikmati kemacetan Jakarta, kami memperhatikan deretan gedung-gedung di sepanjang jalan Sarinah-Thamrin.
Gw      : ” Ooh jadi ini kantor kementrian agama ya.. Bukannya dulu RRI?”
Ibuk    : ” Bukan, ini kantornya apa itu.. yang mobilnya bagus. Nah, Ferrari.”


.. menatap gedung yang bentuknya ‘kantor pemerintah’ banget.. Yakin. Gak mungkin banget sekelas Ferrari mau berkantor disana..

Gue  : ” Ngga mungkinnnn…”

Ibuk  : ” Ngga percaya tho kamu?”
Gue  : ” Ya darimana juga bisa majang mobilnya.. Buluk gitu kantornya.”
Ibuk : ” Ferrari itu yang kerjaannya nyetak duit, kan? Enak banget ya uangnya banyak.”
Gue  : ” Hastagaaah.. bukan Ferari buk, itu Perum Perruri…”

Kalau sedang ala-ala Mommy Daughter relationship.

  • Bukan vegetarian, ini bahan-bangunantarian..
Gue    : ” Ibuk, tamu-tamunya mau disugihin cemilan apa?”
Ibuk   : “.. Itu ada gypsum..”
Gue    : ” gypsum?”
Ibuk   : ” Yang kayak empek-empek itu.. ibuk angetin di kukusan magic jar.”
Gue    : .. *buka magic jar* ” Ini dimsum, Ibuk..”
… Eh tapi, siapa tau teman-temannya Ibu sebenarnya suka ngemil gypsum, eternit, plafon dan minumannya cat tembok… Siapa tauuu
  • Biar ngga ngerti, asal setuju saja..
Ibuk : ” Wi mbakmu nitip dibelin hgwy*%0nhv@#nr87twda esens, mukanya cerah..”
Gue   : ” Heh?”
Ibuk  : ” Itu loh huahi#$jk*0ggfsbcza*vgr%pojyhvudh97aidui esens.”
Gue   : ” Haah? Oooh ituu… Oke. Oke.”
Ibuk   : ” Mbuh wi,, Hah… Heeh… Hah… Heh..”
  • Ibuk, aku tuh adik ketemu gede-nya Jo In Sung..

Ibuk     : ” Kamu tak perhatiin makin lama kayak anak laki si. Jadi mirip Heri.”
Gue      : ” Heri, anak kos ibu yang ganteng itu kan?”
Ibuk     : ” Bukan, Heri itu tukang yang ngecat rumah Ibuk..”

aaakk.. aaakk.. ini aku mau keselek apa lagi ini *cari barang-barang yang bisa ditelan.

.. Haee.. kenalkan nama saya Heri… Alias Heriam Belina…
  • Jadi, tadi ngomongin apa? 
Anchor news : ” Presiden terpilih Joko Widodo.. blablabla.. “
Gue    : ” Nah, jadi tuh ya bu Jokowi itu blabalbal..blablabla…”
Ibuk   : ” Sek to, diem dulu Ibuk ngga dengar beritanya..”
Gue    : ….
Ibuk   : ” Tuh kan, kamu si ngomong terus tadi jadi Ibuk ngga denger..”
Gue    : ” Ya kan ngomong dikit aja kook..”
Ibuk   : ” Diemo sek to,. ini ngga kedengaran..”
Gue     : ” Naini udah diem, malah Ibuk yang bicara terus..”
.. ora uwis uwis.. ketika sama-sama diam,,

Anchor news  : “.. Berita selanjutnya..”
.. Eh, apa itu tadi? Kami masih nggak ngerti juga berita Jokowi tentang apa…
  • Robin WIlliam who? 
Gue   : ” Ibuk!! Robin wiliam mati bu!!”
Ibuk  : ” HAH?? Yha ampun kasihan..”
Gue   : ” Gantung diri dia.”
Ibuk  : ” Ya ampun!! Padahal kan dia orang kaya. Eh yang kaya siapa ya?”
Gue   : .. mulai sadar.. ” Ibuk tau Robin Williams kan? Artis barat?”
Ibuk  : .. melengos, kembali masak.. ” Yo orangertii..”
  • Langsung diem, dan ngukur lingkar perut..
Gue   : ” Robin Williams bunuh dirinya karena depresi.”
Ibuk  : Itu, apa itu namanya sebabnya lolebih ya?”
Gue   : ” Hee??”
Ibuk  : ” Itu looo lolebai... Yang Marshanda ituuu.”
Gue   : ” Haa? Bipolar?”
Ibuk  : ” Nah iya itu loh yang katanya beda-beda kepribadian.. Lolebar kan?”
.. Iya buuukk.. Aku lebar buuk, lebuaaar…
  • Dikasih bumbu dapur, pasti lebih nikmat..

Ibuku itu fans berat kopi sekaligus penggemar oleh-oleh. Jadi tau dong oleh-oleh apa yang paling berkesan untuk Ibuku. Iya. Kopi. Kebetulan gue punya dua-duanya untuk Ibuk.

 Gue    : ” Ibuk, ini aku dikasih oleh-oleh temanku kopi laos. Cobain deh.”
Ibuk    : ” NGGAK MAU AKU!!”
Gue     : ” Ih tumben, yaudaasik kalau nggak mau. Segitunya amat. Namanya juga oleh-oleh, liat aja belum.”
Ibuk    : ” NGGAK MAU!! Karepmu opo? Pokoknya Ibuk ngga mau dipaksa. Kok disuruh minum kopi laos.”
Gue    : ” Ini bukan kopi laos.. ini kopi dari Laos.”
Ibuk   : ” Apalagi itu. Aneh-aneh aja sekarang ini, ada lagi kopi laos.”
Gue    : ” Eh, sebenernya Ibuk tau ngga kalau ada negara namanya Laos.. ”
Ibuk   : ” Nngg.. nggak tau.”
Gue     : …..

… problem solved…

Mungkin kalau nanti gue membawa Kopi Kamboja, Ibuk akan menyiram gue dengan rangkaian kalung bawang putih.. Nggak bakalan mau, karena daripada bunga kamboja beliau pasti lebih memilih teh bunga melati..

Nguping Ibuku.. Part. 2

Jadi pada dini hari ini sebelum gue menutup laptop terpusing-pusing liat harga sekolah sambil mata terkantung-kantung (baca: ngantuk sampai matanya berkantung), gue mau melanjutkan sedikit cerita tentang Ibuk. 

  • … Ketika sekali lagi Ibuk ber-drama dengan pak Polisi… 

Ibuku paling soaaayoaaaaaang banget sama adek gue laki-laki satu-satunya. Kebayang kan gimana drama-nya kalau anak bungsu-nya ‘hilang’ selama beberapa jam?

Ini terjadi di Oslo, alias Solo kira-kira 15 tahun yang lalu. Begini kronologisnya : 

… gue sedang leyeh-leyeh terpusing-pusing habis ngerjain soal EBTA..
  • TIba-tiba datang temen adekku yang mengabarkan kalau adek gue ‘diculik”.
  • Si penculik ini mengincar sepeda WIm-Cycle-Hebooh-nya adek gue. 
  • Panik dan was-was, gue sampaikan kabar ke Ibuk di Jakarta. 
  • Ibuk dipastikan histeris. Tanpa tedheng aling-aling, Ibuk langsung terbang pulang ke SOlo. 
  • Gue lapor ke kantor polisi. Siapa tau CSI buka cabang CSI Solo Baru. Manalah mungkin. Kalau lelet kayak kantor kelurahan sih, iya.
 Singkatnya setelah menunggu beberapa jam akhirnya sore hari semua berakhir bahagia. Ibuk datang tepat ketika Adek gue pulang naik becak. Setelah bertangis-tangisan, Ibuk kembali ke kantor polisi. Mungkin kurang afdhol kalau bukan Ibuk sendiri yang membuat laporan.. 


Ibuk  : ” Kasihan anak saya pak, tolong dicari dimana sepedanya Pak,,, Cari pak sampai ketemu. Tadi dia diculik.. Dia anak saya satu-satunya. ANAK SAYA SATU-SATUNYA PAK POLISIIII!!…”
Gue    : nowel-nowel ibu “ La kalok dia anak satu-satunyam terus aku ini siapanya?”

baru sadar kalo masih ada satu buntutnya yang ngintil

Ibuk   : ” Oh, memang yang laki-laki ini anak saya satu-satunya Pak,,, yang perempuan ini sih saudaranya pak, kakaknya gitulah”

Gue dan Pak Polisi langsung bercocok tanam..

  • Kalau kami sekeluarga sedang bersin

Dulu, keluarga kami dikenal dengan volume suaranya yang membahana. Saking sudah terbiasanya mendengar Bapak-Ibuk kalau bicara volumenya sampai 5 oktaf, kadang gue heran sama keluarga teman-teman gue yang kalau ngobrol kayak bisik-bisikkan. Padahal itu yang normal ya. Ha. Ha! (pukpuk tetangga sebelah rumah). 

Nah pada belum tau kalau keluarga gue sedang bersin kan?

Jadi nih ya, kalau lagi kumpul dan bersin bareng, masing-masing anggota keluarga gue punya ciri khas tertentu. Sudah speellingnya beda semua, intonasinya lain-lain, bahkan mereka tidak ada yang mengenal definisi bersin yang merdu. Pitch kontrol? Pa’an tuuuh? 

Kalau ada orang lewat dari jarak sekian rumah pasti akan terdengar paduan suara bersin..

Alm. Bapak  : ” WAAAH HAAAIII… WAAH HHAAIII!! WAH HH HOIIII…WAAH HOIIII!!!”..
.. kayak deklamasi ya, untung orang yang lewat nggak ada yang GR berasa dipanggil ama bapak..

Ibuk          : “NgHeiikk..ngHIICHH..ngHEIIICCH”.
… dengan suara nyaring melengking, Ibuk jadi seperti Mariah kerey latihan vokal

Adek gue  : “HAAAH…. HIIIH… HUUUUH.. HEEEEHH …HOOOOHH”
… Belum kelar keterkejutan si orang tadi, tiba-tiba ada suara menggelegar kayak preman lagi belajar membaca. Iya kayaknya adek gue belum bisa move on dari latihan baca tulis…

 

Kakak sulung gue : “HATCHING EYEYEYEYEYEYYE.. HATCHING EYEYEYEYEYYE”
.. Adalagi ini,, entahlah dia sedang kesambit apa..

.terus gue sendiri bersinnya gimana? ya bersin cantik dong..
kayak gini.. “Bersin.. cantik.. bersin… cantik”
#langsung_dilempar_daging_sapi
#nerima_dengan_sukacita

  • … Ketika nguping percakapan Ibuk di telepon..
Hari itu, seperti biasa, Ibu sedang panik mempersiapkan diri jadi among tamu hajatan pernikahan tetangga..

Setelah selesai berkomentar tentang baju seragamnya ~~ Iya, dengan warna abu-abu aspal yang membuat Ibuk merasa dirinya kayak tiang listrik ~~. Ibuk mulai menelepon penata rias langganan.

Ibuk            : ” Mbak, sabtu ini bisa merias saya? Terus Mekap-nya yang natural mbak.. Dipakaiin bulu matanya yang ekskelusip itu.”

Mbak Salon  : ……
Gue                : ” Kok ekskelusip si Bu? Eksekutif kali ah?
Ibuk               : ” Eh eksekutif dheng mba.”
Gue                : ” Atau legislatif?”
Ibuk               : ” Atau legislatif mbak?
Gue                : ” Eh jangan-jangan yudikatif, bu?”
Ibuk               : ” Eh.. jangan-jangan yudika.. IKI OPO SIK WIK?”

… kasihan mbaknya, jangan-jangan di ujung telepon sana dia jadi lupa gimana caranya ngupil…

Gue               : ” Maksudnya natural kali bu, bukan eksklusif.. emang ekskelusip asli bulu Rhoma Irama?”

Ibuk              : ” Nah yang netral itu mbak… seperti yang dibilang anak saya..”

… eciyee netraal, gerakan nonblok niyee..
… bentar duluk, emang mbaknya bisa dengerin anaknya Ibuk ngomong apaan?..

  • .… Karena ngomongin skin care tidak akan pernah selesai..

Sebagai salah satu jama’ah boseniyah, wajar kalau gue-sepaket-anak-gue pengen main ke mall. Iya, PIM lagi..  PIM lagi. Ibuk yang seperti biasa malas ikut, titip minta dibelikan sesuatu. 

Ibuk       : ” Wik, kalau ke PIM aku titip beliin Es-Kutu dong..”

.. kabur sampai Namibia..

Gue        : ” IBUUK.. serem banget!! Apa itu Es kutu.. hiiiy”
Ibuk       : ” Itu looh.. Es kutu, pelembab yang kamu bilang bagus.. Es-kutu Es-kutu ituuu”
Gue         : ... bernafas dengan angel-lelga karena bernafas lega sudah gak mempan 
 “OOOOOO.. Es-Ka-Duaa thoo buk, kalau Es-Ka-Dua itu aku taukk… “

Sudahlah kembali menggunakan EYD saja,, iya itu Ejaan Yang Dipasrahkan-mau-ngomong-apa-aja..

  • … Ketika Ibuk kembali ke…. inpohtemen..
Ibuk     : ” Farhat Abbas ama Nia Daniaty mau cere loh..”
Gue     : ” Itu karena Nia nyanyi Gelas-Gelas Kaca. Jadi liat Farhat maunya Lekas-Lekas Ngaca.”
Ibuk     : ” Bukaaan, Farhat-nya tuh selingkuh sama jurkam-nya… “
Gue      : ” Jurkam? Juru kampanye po?”
Ibuk     : ” Itu lo, yang suka ngomong di TV.. Itu kan jurkam-nya Farhat?”
Gue      : ” Healaaaah.. Jubir bu.. Juru bicara”
  • .. Ketika Ibuk memberikan info kesehatan..

Ibuk       : ” Dua-ratus dari dua-juta orang tahun 2015 bakal kena kangker loh.. Sebabnya radial bebas..”
Gue        : ” Radial?.. Radial bebas yang kalo nelpon dari ha-pe dipencet ulang itu?”
Ibuk       : ” Masak nggak tau radial bebas?” 
Gue        : ” Radikal bebas buuk.. bukan radial bebas.. Emangnya ban nggilindhing?
Ibuk       : ” Oh radikal po? Takpikir radial… “

  • .. Ketika Ibuk diprospek asuransi..

Ibuk punya teman di komplek yang memiliki dua anak gadis sekuter alias selebriti kurang terkenal. Walaupun sekuter, tapi beneran mereka cantik-cantik deh. Dari cerita si mamahnya ke Ibuk, menantu-menantunya itu konon-adalah-orang-terpandang yang tadinya adalah suami wanita lain.

Cerita singkat diperpanjang, salah satu mbak cantik itu datang ke rumah. Kita sebut saja namanya Mbak Ningsih.. aselinya sih mba Lina *ups nyerempet dikit*..

APAKAH??
..jeng.. jeng.. jeng.. jeng…
Apakah yang dimaksud adalah Lina Budiarti?
Ya nggak dooong.. itu kan bude-bude, ini tante-tante kok..
 
APAKAAH??
 
Apakkah yang dimaksud adalah Lina Geboy?
*kamera zoom in zoom out ala Fenny Rose*

 

.. Ih rahasiaa dhuoong…
Sudahlah lebih baik kitaaaaa…kembali ke sari berita penting…

* duduk manis ala Tengku Malinda di acara Dunia Dalam Berita*

Mbak Ningsih  : ” Tantee.. sudah punya asuransi belum?..”
Ibuk                  : ” Mbak Ningsih ini cantik banget sih, badannya langsing, kulitnya putih, pakai apa mbaa?” 
Mbak Ningsih  : ” Ah tanteee bisa ajaaa… saya cuma… “

*tiga puluh menit kemudian Mbak-nya menceritakan tentang dirinya. Lengkap. Reaksi Ibuk? Ya melongo-manggut-manggut*

Mba Ningsih    : ” Eh iya ini tante, jadi tante tau Unitlink gak?”
Ibuk                  : ” Taunya Koperasi Unit Desa mbak, eh Mbak katanya suaminya mantannya si artis itu ya”
Mbak Ningsih : ” Ah tanteee.. namanya juga jodoh tante, jadi si mantan istri suami saya itu… yang artis itu loh tan… Aseliknya tuh ya Tan…”

*yak, tiga puluh menit kemudian menceritakan tentang pembelaan dirinya kenapa si mba artis harus dicerai dan si suami tajir itu harus memilih dirinya*

Akhirnya Mbak Ningsih pulang, Ibuk jadi ditawarin produk apa? Yo horaaak sempet, wong yang diceritakan ke gue adalah informasi dari tangan pertama wanita-cantik-perebut-suami-artis..

MUEHEHEHEHEHE… AII LOPPEE YUUUK IBUUUKK…
  • .. BUkan mobilnya Bu..

Entah mungkin ada faktor genetika, karena nggak ibuk, nggak gue, kami pernah mengalami kejadian salah masuk mobil orang.

Pada suatu hari yang panas, kami memutuskan untuk berwisata khas orang Jakarta. Kemana lagi kalau bukan ke Monaco. Iyak bener banget, Monaco alias Monas. Nah ceritanya kali ini kami menemukan mobil Odong-Odong sedang parkir di Monas. Mobil Odong-odong itu apa? Mirip sepeda Odong-Odong tapi ini mobil. Ih nggak membantu yah ~~ ituloh pokoknya mobil yang mirip kereta mini ~~. 

Cerita singkat diper-ribet. 

Mobil odong-odong siap jalan, para penumpang antri naik mobil.
Percaya diri. Ibuk masuk dan duduk empet-empetan dengan penumpang lain..
Ibuk memanggil kami untuk menyusulnya.. Keburu tempatnya penuh, takutnyaa..
Lalu Ibuk nanya ke abang supir

Ibuk     : ” Bang ini muternya kemana aja?”
Supir    : ” Mau ke cileduk, Ibuuuk..”
Ibuk     : ” Kalau saya dari CIlandak, wah jauh juga ya bisa sampai CIleduk..”
SUpir   : ” Nggak buk, kami rombongan dari Cileduk lagi piknik ke Monas. Sekarang mah dah mo balik”
Ibuk     : … nyengir.. lalu turun…

.. aku uisiiiin, tenan…

Gue-Adek-dan-Anak gue : pura-pura gak kenal dan langsung sibuk membahas kenapa kerak telor namanya harus berkerak.. bukan berkerok.. karena berkerok itu hanya untuk kalau masuk angin.
#itukerokan
#garing_tudemek 
#daripada_ikutan_tengsin 

  • … Ngeteh yuk..

Lagi bengong-bengong nahan ngantuk, tiba-tiba anak gue minta sesuatu yang gue nggak ngerti apa maksudnya. ” Mamiii.. GEH MBOMUU..GEH MBOMUU…”

Gue langsung curiga sama Ibuk.. Usut punya usut, Ibu suka minum teh dan sering menawarkannya ke Aidan. Kalau dilihatnya anak gue nyeruput sambil merem melek sontak Ibu akan nyeletuk “SEGER MBOKMUUU..” terus Aidan menjawab nyaring “GEH MBO’MUU..”

Jadi kalau ada adegan afternoon tea di rumah gue..

Gue-nyonya-rumah-baik-hati : …” Ngeteh yuk…”
sodorin teh di cangkir masing-masing
kami menyeruput minuman manis manja penuh keanggunan 
setelah itu 
emak-anak gue : *lantang bahagia* SEEHGEEHHRRR MBOOOKMUUU!!!”
… kompak ya ciiiin…

  • .. Kalau lagi jadi nenek bahagia…

Ibuk iseng ngomentarin nama anak gue..

Ibuk      : ” Aedaan.. Aedan, Edaaan”
Gue       : ” Aidan bu,, AA III DAAAN.. Kok edan..siiiik?”
Ibuk      : ” Iya itu maksudnya, Aidan,, Aedaan.. Edaaann.. Edaaan”
Gue       : ... ngunyah daun pintu…

Ibuk iseng ngomentarin nama cucu perempuannya…

Ibu         : ” Ini anak-anak ngasih namanya pada aneh-aneh semua,, nggak kamu, nggak Mbak Rini”
Gue        : ” Emang namanya si kecil siapa?”
Ibu         : ” Itu Arraya.. Raya gitu panggilannya.”
Gue        : ” Bagus dong.”
Ibuk       : ” Iya bagus, yang kecil Endonesah Raya, yang laki-laki Aedan.. Edan.”
Gue dan mba Rini-telepati-dari Yogya-sana  : “ IBUUUUKKK!!!..



 



 

 

Nguping Ibuku… Part. 1

It takes someone really brave to be a mother,
 someone strong to raise a child, 
and someone special to love someone more than herself. 
~~ Ritu Ghatourey


Selamat hari Ibu….

Iya telat setahun. Seharusnya postingan ini dibuat dalam rangka hari Ibu tapi seperti biasa, bisanya nulis hanya tengah malam, terkantuk-kantuk sambil dapat bonus gigitan Edward Cullen k.w lokal.. alias nyamuk. Jadi beginilah nasib blogku yang draft postingannya sering molor moloooor dan terus molor mirip celana kolor yang dipakai ngolor.. ehh, maksudnya ngiler..

 

Berhubung masih ada aura hari Ibu, maka kali ini gue mau cerita tentang Ibuku tersayang. Intinya sama aja sih, Ibuk kita semua itu hebat dan luar biasa. Demikian juga dengan Ibu-Ibu teman-teman semuanya kan?


Cerita ini hanya tentang keseharian -interaksi gue ~~anaknya yang lemot~~ dengan Ibuku ~~yang kadang nyala radar cerewetnya~~. Iyah, Ibuku itu rada apa ya… Ajaib? Eh anu’ kok ajaib sih, lebay maksudnya.. EH duh gue durhaka nggak ya, pokoknya Ibuk itu lucu.. Nggak percaya?  


  • Drama Queen 
Ibuku benar-benar the ultimate ratu drama.. Pengen lihat adegan horor atau antagonis? Bisa. Bahkan kalau dulu lagi galak banget, gue yakin Ibuk pasti lolos kalau ada audisi pencarian bakat idol group TrioMacan48. Siapa dua anggota yang lain? Ituh Ibu Subangun sama Lely Sagita. 

Pengen lihat adegan akting melodrama? Wwuooo,, Nikita Willy lewat dehh.. pakai kawalan polisi soalnya, jadi bisa ngebut..
 
Ada cerita, beberapa waktu yang lalu Ibuk mudik ke yogya dan disupiri tetangga gue, namanya Pak Sabar, yang gue nggak yakin sih beneran sabar atau nggak. Pak Sabar ini ngakunya sering nyupir antar kota antar propinsi tapi ternyata doski nggak punya kelengkapan SIM. Dicegat polisi? Oh hyaa hiiyalaaah.. .

Polisi          : ” Malam, boleh lihat SIM-nya?”
Pak Sabar : ” Aanu’ SIM saya hilang.. “
Polisi          : ” Mari, ke kantor polisi.. “
Ibuk       : * melihat gelagat bahaya* ” PAKK JANGAN DITANGKAP!! INI SAUDARA SAYA. Suami saya baru saja meninggal poaaakkk,,, saya harus pulang pooaaak!!” *nangis kejer*
Polisi         : ” Wah maaf bu nggak..”
Ibu              : ” PAAAK KASIHAAANI SAYAA PAAK.. “
Polisi         : ” Iya, tap …”
Ibu              : ” SAYA JANDOAA POAK.. SUAMI SAYA MENINGGAL POAKK”

.. gimana pak polisnya nggak keder??..


Akhirnya rombongan Ibu berhasil lolos… Air mata? Tentu saja air mata palsu.. Memang bener Bapakku sudah meninggal … tapi itu kan hampir 10 tahun yang lalu Buk…

 
  • Jago ngeles

Suatu hari yang cerah, secerah wajah Syahrini yang habis pakai mekap, ketika kucing sedang mengendap-endap ke dapur, cicak sedang kebingungan mencari buntutnya yang hilang, dan anak gue yang lagi iseng irit buka mulut tiba-tiba semangat makan.. 

Gue curiga, kalau anak gue lahap biasanya sih dia dikasih sesuatu yang ‘enak-enak’ oleh Ibuk. Entah itu cemilan, ice cream, krupuk atau makanan-makanan yang sebisa mungkin gue umpetin.. Iyak sudah bisa ditebak… isi mangkok itu adalah mimpi buruk bagi Ibu-ibu teladan satu Indonesia. ..

Gue         : ” AAAAKK Ibuuuuk,,, Ibuk kasih Aidan indomii ya??”
Ibu          : *kepergok* ” Siapa bilang ibu kasih makan indomi?? Ya aku nggak sembarangan.”
Gue         : ” La ituu? Emang itu apa?’
Ibu          : ” Oh. Kalau itu sih Mie sedap”
Gue         : … langsung sungkem ama kucing..
 
.. ada anak kecil kegirangan makan indomie..

.. ada #emaklebay yang cuma bisa pasrah..
.. ada #nenekbahagia yang ketangkap basah…
  • Ibunya salah ngomong, kuping anaknya rada congek. part.1
Sekelumit beberapa percakapan nggak nyambung tapi penting banget antara gue dan Ibuk.. 

Ibuk   : “WIk, Teetangga komplek cerita habis pada belanja semua, lagi dapat rapelan Raymonerasi.”
Gue       : ” Raymonerasi? Raymon terasi? Rawon ama nasi? “
Ibuk      : ” Bukan raymon, eh itu loh renomerasi.. eh kok nomer? itu loh reyomn.. ash mbuh.
Gue       : ….

Setelah lama sama-sama merenung, ternyata yang dimaksud Ibuk adalah Remunerasi…. #heeaaaaaklaah

 
  • Ibunya salah ngomong, kuping anaknya rada congek. part.2

  * WARNING! sekali lagi peringatan, kuping anaknya suka kumat congek, pakai banget*


Ibuk   : ” Itu kenapa suamimu jadi teknik siphilis?”

… Lagi ngemil koko crunch, aselik itu koko krunch yang mau masuk ke mulut nyaris mencelat kayak kodok salah lompat……

Gue    : ” IIBU IIH, kok masku kena teknik siphilis siiih.. Itu penyakit seksual menular bu.”
*dan gue pun langsung jadi dokter Boyke…*
Ibu     : ” Teknik sipilis itu apa? Bukan itu loooo wiik kaos yang dipake bapaknya Aidan”
Gue    : ” Oooh kaoos. Mau reuni kalik, kan kuliahnya di teknik sipil. Jadi mungkin namanya Teknik Sipilis.”
Ibu     : ” Ooo wah hebat dong teknik sipil yang ngasih sponsor Philips?”
Gue    :  ” Heee? Philips? *beneran ini pasti ada yang salah
ibu      : ” Heeee???  Hambuhhh wik.. itu loo kaos nya ada gambar  lampu Philips.”

 ..Ini apaa siihh? Emak-anak sama-sama sok tau padahal aslinya bingung…

Percakapan aneh diatas selesai tepat ketika gue membaca tulisan dibelakang kaos suamik dengan judul…. 

 
Teknisi Philips
#heeaaaaaklaah


… nih ya usul aja, seharusnya tim merchandise Philips ganti judul yang lebih Indonesia.. Misalnya Nyang Benerin Peralatan Rumah Tangga… Nyang Masang Bohlam Lampu..

  • Ilmu kejayusan sedang diwariskan ke generasi berikutnya.. 


… ketika mengomentari sebuah acara infotemen.

Ibuk     : ” Wik, kamu tau nggak penyanyi yang suaranya serak bagus itu lo,, si penyanyi terigu”
Gue      : ” Terigu?”
Ibuk     : ” Itu loh.. Penyanyi cakra.. kan kayak terigu cakra kembar” 

… ketika berdiskusi mengenai skin care yang bagus..

Gue      : ” Bu, is-ke-tu (SKII) itu bagus lo.”
Ibuk     : ” Isketu itu pelembab apa? Pelawak?”
Gue      : ” Itu Iskak… ini Isketu (kasih tau gambar iklannya) “
Ibuk     : ” Oooooh Es-Ka-Duaaa.. kalau itu Ibuk tauu.”

… ketika melihat acara debat di TV One.. *kayaknya ini sih ngga ada hubungannya*

Ibuk      : ” Itu, si Komarun sekarang sudah nggak pernah muncul lagi ya.. sudah nggak laku kali dia”
Gue       : ” Heh? SIapa buk? Komarun? Nazarrudin kalik? Siapa sik?
Ibuk      : ” Itu si Polisi Komarudin ituuuh..yang nyanyi dangdut itu “
Gue       : …*berdehem, garuk-garuk jempol kaki* ” Itu Norman Kamaru bu..”

… ketika nemenin Aidan nonton TV… 

Ibuk      : ” Kamu nggak pernah kasih TV channel ke aidan ya wik?”
Gue       :  *mikir lama banget*

~~ kayaknya stasiun TV lokal nggak ada yang namanya TV Channel deh. Ngecek liat di TV kabel juga nggak ada.. Kalau misalnya pakai bahasa indonesia yang baik dan benar tentu namanya saluran TV.. Terus Ibu ngebahas apaan ya? Apa mungkin TV-nya Channel.. Gile gue disuruh emak gue ngasih TV merk Channel men.. Tas-nya aja ogut belum punyak.. inilagi TV~~

Gue        :  *aslinya sih cuma keluar jawaban ini* ” TV apaan buk?”
Ibuk     : ” Ini loh, kayaknya acara kartunnya TV Channel lebih bagus daripada Upin Ipun Apin.. eh Apin itu nama mbak yang ngaku lihat hantu di rumah dulu ya?”
Gue       : ” Oooo B CHANNEEL” melihat layar tv, terpampang disana logo dari B Channel… Iya, logo hurug B-nya memang nggak kelihatan oleh Ibuku.. 

 
 
… ketika Ibu salah potong rambut…
 
Rambut Ibuk ini keriting kecil-kecil, tebal dan mengembang, persis rambutnya Elvie Sukaesih dan Rita Effendi di film Mana Tahaan-nya Warkop DKI. Pada suatu hari, Ibu potong rambut .. Sesampainya dirumah, rambut ibuku mirip tante-tante dibawah ini..

.. YANG PENTING, MUKANYA BEDA LOH TEMAN-TEMAN!!
ampuni emak, pasti ngamuk deh kalau sampai tau.. tapi emang iya, rambutnya persis


Gue sibuk nahan ketawa…


Ibu    : “Ketawain aja teroooss.. Kata kapsternya rambut ibuk ini keriting alami loooh, kalau pelanggan yang lain malah kepingin rambutnya dikeriting kayak rambut Ibuk.. Model terbaru wiiik, kalau keriting kayak rambut Ibu ini mahal tarifnya.”

… Percayalah, jangan mau dikibulin sama kapster salon yang suka bokisin dengan kalimat seperti itu tadi. Gue sudah bisa mengatur nafas.. setelah susah payah nahan ketawa… tiba-tiba Ibu nyeletuk
 
Ibu     : ” Cuma katanya tadi waktu habis dipotong jadi mirip sama Yuni Shara kok sekarang malah jadi mirp DOrce ya,,”

Gue    : …

… iye, itu emak gue,, kakakakkakkk
  • Harus dengerin mitos orang tua jaman dulu..

Ibuk punya keyakinan apapun yang terjadi dengan fisik anak bayi/kecil itu obatnya cuma satu, ludah basi dari emaknya. Jadi baik itu ketika sewaktu anak gue bayi matanya belekan, pipi bruntusan, atau jidatnya benjol karena kejedot tarraaaa ajaib semuanya bisa disembuhkan jika ikut saran Ibuk.

Apaan itu? Jilatin pakai bagian dalam lidahmu pagi-pagi pas bangun tidur..

Iyah, yang fresh from iler jigong gitu. 

Tentu saja hampir tidak pernah gue jalankan nasihat dari Ibuk gue yang ini.. 

Abis gimana, kalau gue jilatin muka anak gue, yang ada gue bakal kasihan sama yang nyium-nyiumin Aidan. Bakal kena aroma jigong yang masih seger. 

Tentang mitos-jilatin-jidat-yang-benjol-ini, masih berlaku sampai sekarang, hanya kayaknya Ibuk lupa sama term and conditionnya (alias bangun tidur di pagi hari). Beberapa waktu yang lalu,, Aidan laporan ke gue kalau jidatnya as always benjol lagi (huhu maafkan aku anakku). Seketika itu juga gue olesin obat-memar-merk-arak-cina-dari-Mbah-Siyem-punya-jualan .. Setelah diobati, Aidan laporan ke neneknya kalau jidatnya benjol. 


Tidak berapa lama kemudian, gue melihat ibuku nyerngit kayak abis liat tokek ngebut kepleset..
…hiyeeekk.. opo kui? 
Ternyata Ibuk ngejilat benjolnya anak gue,,, dan yang dia icipin rasa asemnya arak cina yang beda tipis sama minyak nyongnyong… Iya, dan gue? NGIAHAHAHAHAHAHAH … *maafkan aku Ibuuuuu*
  • Apabila Ibuku jadi narasumber..

Beberapa tahun yang lalu ketika harga sembako lagi naik nggak karu-karuan gue dan Ibuk berbelanja ke pasar Induk Pasar Rebo. Sambil mengupil.. eh salah maksudnya sambil memilah-milah sayur-sayuran (pura-pura nggak lihat, padahal nyadar) tba-tiba kami didatangi reporter televisi (apaan ya kala itu gue lupa). Gue langsung punya firasat buruk.

 Begini alasannya, sudah pasti dong mas berooh kalau ke pasar, pantang gue untuk mandi.. Ngga ada yang mau dikecengin juga cuy, wong yang ditemui cuma sapi ama ayam. Apalagi kalau ingat pengalaman masuk TV bukannya tambah cakep malah tambah ngelumut, pastinya gue nggak mau diwawancarai

Bener aja, mbak-mbaknya mulai meminta ijin untuk sedikit wawancara..
Yak kamera sudah merekam.. jawaban Ibuk akan pertanyaan-pertanyaan mba wartawan sudah meluncur.. 
Gue melipir pelan-pelan 
Akhirnya gue pasti ambil langkah sepuluh,, 
Ngibrit kabur beberapa langkah kebelakang pura-pura nggak kenal..
 
Reporter   : ” Ibu sudah sering belanja disini?”
Ibuk            : ” Oh iya mbak…” *nggak ding, paling banter ini baru kedua kali*
Reporter   : ” Bagaimana perasaan Ibu berbelanja di pasar Induk?”
Ibu         : ” Biasa aja tuh mba .. ya kemarin sempat naik mahal. Sekarang sudah stabil semuaaa,, kentang sudah stabil, bawang merah juga turun,, semua sudah bagus stabil semoga gitu terus.”

Gue nggak bingung kenapa Ibu sekarang jadi pengamat pasar gini,, lengkap pula kasih info harga cabe dan bawang. Kan tadi habis ngobrol nggosip sama para penjaja sayur.. pastinya update harga banget.

Reporter  : ” Jadi harga-harga sudah stabil ya bu?”

Ibu              : ” Loh kok saya yang ditanya? Mana bu pedagang cabe? mana bu pedagang tomat?

*Ibuk langsung berubah menjadi Ibu negara cantik jelita dengan wajah bulat sempurna*

 

Reporter  : ” Eh anu… ibu… kok? ”
Ibuk       : ” Begini mbak.. Ada masalah dengan belanja di pasar? Tak perlu dipermasalahkan.. mau belanja di supermarket, belanja di pasar tradisional, di tukang sayur terserah saja”

.. sudah saya jelaskan disini supaya gamblang dan mbaknya bisa paham. Paham? 
iya bu saya paham.. errr.. 
ini Ibu nggak lihat saya sedang senyum dikulum?

Tentunya itu hanya imaginasi gue yang berlebihan akibat terlalu sering liat twitter..  *berdoa semoga karena postingan ini gue nggak diburu pasukan Cakrabirawa* .

Nggak, nggak mungkinlah wajah cantik jelita Ibuku jadi bulat sempurna,, kalau kotak sempurna sih, iya.
Maksudnya, jawaban sok tau sih emang iya, tapi jawaban judes is a big no no (Ibuk tersenyum senang)
Judes itu hanya berlaku buat anak-anaknya dirumah.. tidak ke orang lain (Ibuk ngelirik judes)

Udahan dulu yah cerita tentang Ibuku. Itu baru sedikit dari versi aslinya.. Kalau ketemu langsung, bakalan sering dengar srimulatan Ibuk, terutama kalau cerita aib (yang-layak-diceritakan) tentang anak-anaknya… 

 
KAN GUE MALUUU KAN YAAAH 


*ya ampuuuun Ibu nggak bisa pencitraan dikit.. cerita anak ceweknya habis pemotretain Victoria Secret atau habis dapat penghargaann Kalpataru keeek*

… to be continue ya..

Oh Mama, Oh Papa…

Sebagai salah satu anak generasi 90-an gue sangat menikmati tahun-tahun dimana semua media massa masih buatan lokal. Hampir nggak ada tuh majalah-majalah ‘bule’ yang masuk ke Indonesia.. Dengan mudah gue bisa menyebutkan berbagai nama segmen majalah wanita yang ada :
  1. Anak-anak : Bobo, Ananda, Fantasi..
  2. Remaja : Anita Cemerlang, Gadis, Mode (Teuku Ryan, Ezra Saleeeh..kyaaaakk), Aneka Yess (dengan cover model tumpuk tiga kepala dan senyum-ngakak-cap-tiga-jari).. 
  3. Wanita : Femina, Kartini, Sarinah
Karena gue terlalu banyak waktu luang, maka ketika majalah Bobo sudah selesai, tentu saja gue membaca majalah yang seharusnya menjadi konsumsi Ibuku.. Iyak, majalah Kartini.
 
Nah, rubrik apa yang menjadi favorit teman-teman ketika dulunya sering baca Kartini? Apakah kita satu selera? *survey ke anak-anak yang tidak membaca majalah untuk segmennya*
 
.. Kayaknya nggak mungkin jawabannya Surat Pembaca, Dari Hati ke Hari atau Kontak Jodoh, misalnya.. Semua setuju bahwa yang paling sering dibaca adalah Oh Mama Oh Papa. Terus satu lagi, rubrik tanya jawab seksologi bersama dr. Naek L. 300 eh salah, itu kalau mau naik travel Cipaganti ke bandung.. yang bener dr. Naek L. Tobing.


… Oh.. begitu toh caranya..okeh

 

Rubrik Oh Mama Oh Papa ini hits banget deh.. Cerita-ceritanya banyak yang menginspirasi sinetron kisah sedih di hari minggu (karena besoknya mau kerja lagi) atau sinetron kisah sedih di setiap hari (karena nonton YKS-nya Trans TV)..  Kayaknya gue rasa reality show lebay-lebayan pun mengambil ide cerita Oh Mama Oh Papa. Iya, reality show macam Terngehek-ngehek (yang host-nya jadi member klub pria2-berwajah-jambon dengan ketua Saipul Jamil). 

… gayanya sih ngarep mirip.. beda di hasil akhir saja…
***
 
Gue mau cerita apa ya? Intinya sih, kenapa kok judul rubriknya bukan Oh Ayah Oh Bunda? atau Oh Mami Oh Papi, atau Oh Ibu dan Ayah..  

Apalagi jaman sekarang, pilihan judul rubrik Oh Mama Oh Papa ini bisa makin beragam dong yah mengingat banyaknya alternatiif nama panggilan untuk orangtua.. Ini gue sadari ketika gue sering mendapatkan pertanyaan bersambung. Kenapa bersambung? Karena setelah habis “Kapan punya Anak?” terbitlah ” Anak kamu manggil orang tuanya apa?”.

Hihi penting yah? Sepertinya iya.. Soalnya panggilan orang tua masa kini itu kece-kece, kiyut-kiyut dan uwuwuw uwuwuw gitu. Nih ya, coba gue rekap apa ada yang cocok buat gue: 
 
  • Mama & Papa

Waktu sekolah dulu, menurut gue, panggilan Mama-Papa itu keren sekali. Dengerin temen-temen manggil “Mamah-Papah” bagi gue itu asik banget deh.. Gue juga ingin memanggil Ibuku dengan sebutan mamah karena sebagai abg yang sering harus bertahan dari peer-pressure, panggilan Ibu itu sangat anti mainstream. Reaksi Ibuku, ya pastinya beliau menolak mentah-mentah lah haii. Malu katanya.. padahal kan Ibuku selalu berpakaian lengkap loh… *iya, ini beda konteks* 

Dulu waktu masih pacaran, suamik pernah komentar, kenapa kok gue memanggilnya Ibu.. Iya, komentarnya polos banget pulak ” Dhek, kayak nanya Ibu kantin ama Ibu kosku waktu kuliah.. Ibuuuuuk, sudah ya Buuk. Berapa semuanya habisnya Buk.. nasi kuah padang ama telor dadar?”…

….asyeeem.. walau ada benernya juga sih.. gue kalau mau bayar warung makan samping kantor pasti nanyanya gitu juga, gak mungkin gue nanya ” Mamah, berapa semua mamaah..”
 
  • Ibunda & Ayahanda : 

Image Ibunda adalah sosok yang halus lemah lembut dan penuh kasih sayang.. Waktu gue belum punya anak, sempat kepikiran untuk dipanggil Bunda. Tapi langsung gue simpan baik-baik ide ini ke lipatan ketek paling dalam.. betapa tidak, belum juga jadi Ibu,, gue sudah sebel dipanggil Bunda. 

 
Gue suka sebel kalau lagi belanja bulanan di lorong-lorong Hypermart, terutama di lorong-lorong panas.. Iya, lorong yang banyak promosinya itu..
 
Mbak-mbak SPG  : *Dengan ramahnya menghampiri dan menegur* ” Bunda, selamat ya sedang hamil.. Berencana kasih ASI? ASI memang makanan terbaik untuk bayi, tapi bisa jadi nanti kebutuhan ananda sesudah MPASI kurang loh Bunda. Bunda sekarang sudah banyak susu yang formula yang canggih-canggih .. Susu ini nggak cuma bikin anak Bunda sehat, tapi bisa saja membuat anak Bunda jago nari Balet, bercocok tanam atau jago koprol sambil terbang menembus tembok”
Gue                            : ” Tapi mbaknyah..saya nggak hamil..” 
Mbak-mbak SPG  : ” Oh.. maaf Bunda, saya kiraa… ” *pandangan menyelidik kearah perut*

..  kok hamil sih? bukannya busung lapar?..


Sejak saat itu sampai beneran jadi emak-emak, gue masih sebel kalo sudah mulai ditegor-tegor dengan kalimat ” Susunya bunda, Diskonnya bunda, Rinsonya bunda, popoknya bunda…  ban bu ban bun… ” HIH. Kan makin sahih banget kan kalau kita emak-emak.. Coba kalau manggil-nya beda, misal ” Rinsonya Kakaaaaakk… atau susunya Kakaaaakk” mungkin gue akan nyengar-nyengir bahagia walau tetep aja nggak beli produknya.

Iya, masih sulit membayangkan kalau gue dipanggil bunda apalagi kalau beberapa tahun kemudian terjadi percakapan seperti ini:


Anakku   : “Ibunda, kenapa betis Ibunda gede banget”

Gue          : ” Bocah!!Nape nanye-nanye begonoan.. kagak tau ape dulu emak ini nyambi jadi ojek becak?” Nggak cocok kan? Yang benar ya kan seharusnya 
” Apa maksud dari pertanyaanmu Ananda? Betis Ibunda ini besar karena alkisah pada jaman dahulu kala di babatan tanah Jawi.. Ibunda harus mengendarai becak..becak.. Becak itu kereta tak berkuda, Ananda” * penjelasan panjang dan jelas dengan suara alto ala Maria Oentoe*
  • Mommy & Daddy

Seandainya gue dipanggil Mommy:

Anakku    : ” Mommy..Mommy Aidan be’ooll..”… 

Gue          : ” Wait wait bentar ya son.. Mommy finishing makan dulu son,, Lapar nih son… Son sudah lapar belum son,, mau makan gak son”
 
Nggak. Nggak setuju gue. Dengan kemampuan bahasa Inggris yang senang-senang bergembira mungkin percakapan gue akan seperti dua tuyul yang main sinetron om Jin dan Jun.

  • Ibu & Bapak 

Manis banget yaaa… Aku suka panggilan Ibu. Masalahnya anak gue sudah sangat fasih membahasakan Ibu ,,, tapi ke Ibuku, alias neneknya.. 

  • Umi& Abi, Mamam/Ibun & Papap, Mimi dan PIpi, Memo & Pepo, dll
Banyak deh yang kayaknya hanya ada satu jenis diantara berjuta-juta nama panggilan orang tua di muka bumi ini.
 

Terus gue dipanggil siapa? Mammi dan Papi 
Ketika gue menjawab pertanyaan ini ada berbagai macam reaksi berbeda yang gue terima.

… ada yang ketawa.. (mungkin gue miriip sama Mamiek personel Srimulat)
… ada yang komentar “orang anaknya PNS aja panggilannya mami”.. eeeeeerrr…..
… Iya ada yang bilang mami kesannya negatif. Image Mami itu sebelas dua belas sama tante yang girang tapi tua’an dikit. Biasanya yang kebayang adalah madam-madam gemuk-tajir-kuku-tajam-merokok sambil dikelilingi para wanita muda cantik. Biasanyaaa.. Padahal sebenarnya tante dan mami itu nggak salah kan yah?.. 
 
Terlepas dari itu, ada cerita waktu anak gue waktu masih kecil. Kira-kira usianya dua tahun, dia susah sekali melafalkan kata dengan awalan huruf P.. Mirip-mirip sama logat orang timur tengah sana.. Tadinya gue biasa saja sampai pada suatu hari suamiku protes..

Suamik    : ” Mamii ketua, Interupsi Mami ketua *sepertinya mulai terinspirasi anggota DPR yang cari perhatian kalo rapatnya live di TV*
Gue             : ” Iya suamiku… ada apakah gerangan?”
Suamik     : ” Waktu tadi aku sama Aidan main di Giant, aku diketawa’in anak-anak. Mereka ketawa denger Aidan manggil-manggil aku.
Gue             : ” Aidan manggil kamu siapa? 
Suamik   : ” Ya manggilnya tetep Papaii papiii.. Tapi tereak-terak tuh sepanjang Giant manggil aku BAABIII.. BAAABIIIII!!”
Gue              : …. bwahahahhahaa… 

..ngakak keselek sampai mojokerto..


 Oh Mami Oh Babiii…

 

 

Sholat Ied, waktu Indonesia bagian Pacitan..

 Widiiih baru saja mendapat update-an terbaru kalau sepupu gue Bona Dea Kometa, jadi finalis Asia Next Top Model cycle 2. Keren ya. Iya dong #saudara_harus_ikut_senang. Sedikit cerita tentang Dea pernah gue tulis beberapa abad yang lalu disini.
Nah karena sepupu gue bakalan goes Asiyenel, maka gue akan bercerita dengan bintang tamu kakak gue, Mba Rini… *Terus Dea nongol : laaah bukan aku ya mbak?*.. Eh.. bukan haha.. 

Jadii, sesungguhnya cerita ini adalah rahasia yang sudah terkubur di ingatan Mba Rini yang paling dasar. Baginya kisah ini merupakan aib terbesar dalam hidupnya mengalahkan malu ketika kapster salon nanya kenapa kepalanya ada pitak. Tentu saja dijawab, lagi musim rontok padahal aselinya keseringan dicabutin

Apah Marimar?,,, ada yang bocorin rahasia guweh?
eittss, jangan marah.. jangan maraahh… 
Pacitan


Yang paling gue ingat tentang Pacitan selain alam dan pantainya yang kece adalah perjalanan mudik lebaran yang benar-benar MUDIK.  Nyupir mudik ke Yogya? Biasaa,,, kecil itu mah.. Coba dilanjutkan nyupirnya ke Pacitan tepatnya desa Lorok yang berjarak satu jam dari Pacitan. Siap-siap gempor antar kota antar propinsi.

Sudah mirip banget sama soundtrack-nya Ninja Hatori. Kenapa? Karena beneran kita harus mendaki gunung lewati lembah persis kayak menuju tempat yang ada di lukisan pemandangan desa Indonesia. 
Tapi yang lebih seru kalau kita menjumpai rombongan takbir keliling. Rasanya mak nyess ketika berpapasan dengan warga yang konvoi naik truck terbuka, kendaraan pribadi atau hanya berjalan kaki sepanjang gunung membawa obor. Sesuatu yang jarang gue lihat di Jakarta.

Bicara tentang asal muasal jadi teringat percakapan kecil dengan seorang teman lama, kita sebut saja Madonna.. aselinya sih Asiya Ariyani *lah dikasih tau*.

Gue              : ” Madonna, kamu asli mana?”
Madonna   : ” Asli jakarta dong, lo dew? ” 
Gue          : ” Bapak solo, ibu Pacitan, lahir di Flores, nyaris nyawa melayang di Ambon, besar di Boyolali ama Solo, terus sekarang di Jakarta. Nah kira-kira asli mana tuh?”
Madonna   : ” Ih ribet ya, kirain Manado… ?” 
Gue            : “Mbikikikikkk.. Manado darimana? upil? mbikikikk?”.. Akting unyu-unyu banget kan? Padahal aseliknya mah. OH-MY-RIHANNA.. hidung ini pasti kembang tapi nggak kempis-kempis saking senengnya. 
Madonna   : ” Mudiknya?” Percakapan ini bisa selesai cukup dengan asl pls.
Gue              : ” Lorok” *Iya, gue tau,, namanya mak ho-hah banget memang*
Madonna   : ” Lorok? Elo ROk? Kalau gue celana panjang”
Kami           : ” Wkwkwkwkwk” (baca: wekawekawekawekaweka)

 
Mas Riyan,, tulong, mas..
Iki mbaknya sutris nggak sembuh-sembuh

***


Oiya, waktu kecil dulu suka baca majalah Anita Cemerlang atau Aneka Yess nggak? Itu loh majalah yang sebagian besar isinya cerpen. Biasanya suka ada cerita cinta di kampung halaman nenek toh? Apakah gue juga mengalaminya? Tentoe sadja…

…. tidak.


Pernah gue dikenalkan dengan teman-teman sepupu gue, kita sebut saja jama’ah alay-ers Lorok. Rata-rata mereka mirip dengan Abimana, Christian Sugiono, Dude Herlino atau Vino G. Bastian

… oke ini gue ngayal.. 


Kalau mau disamaratakan, wajah mereka mirip dengan salah satu pemuda Pacitan yang terkenal. Bukaan, bukan pak SBY. Naah. Iyaaa, yang ituuu tuh… *diem-diem nunjuk mas Ibas. Tapi versi lebih kurus, hitam, petentang-petenteng, rambut ala alay pada masanya .. eh ini Ibas apa Andhika Kangen Band? (Iya,, ngenes banget memang)*   


Nah, tiap lebaran tiba Lorok’s alay-ers ini selalu punya kebiasaan bertegur sapa khas :


Lorok’s alay-ers    : “Sugeng ariyaadiiin.., Kosoong-kosssooong yooo?”

Sepupu                      : ” Sugeng ariyadiiiiinn… Iyoo, rek kosong-kosong.” Juga berteriak.
Lorok’s alay-ers    : ” Eh mbaknya.. kosong-kosong ya mbak.” 
Gue                     : *ngerogoh kantong* ” Iyoo kok tau kalau kantong saya isinya kosong semua?” 
Lorok’s alay-ers   :

ya ampun mbaknyaaa…
pantesan mereka langsung malas tebar pesona

***

Lebaran 2004

Di rumah embah putri, seperti pada umumnya rumah nenek-nenek kita ketika musim lebaran tiba, kapasitas penghuninya dipastikan meningkat. Bisa dibayangkan yang biasanya rumah mbah putri itu sepi kini kamar mandi 4 biji harus dapat dibagi ke puluhan orang,,

Tau sendiri kan kalau wanita sudah berkumpul, mandinya antri banget mamaaa.. Jadi dengan antrian yang sedemikian rupa, malamnya gue dan Mba Rini memutuskan untuk menumpang mandi di rumah tante gue yang jaraknya sekitar 1 km.

Esok paginya, ketika matahari masih bangun malas-malasnan di ufuknya.. Gue dan Mba Rini sudah selesai menumpang mandi dan sedang dalam perjalanan menuju Balai Desa Pagerejo untuk sholat Ied berjamaah. 

Sambil berboncengan naik motor, kami menikmati udara desa di pagi hari. Kami menggoyang-goyangkan kepala supaya rambut panjang yang basah ini bisa berkibar cantik tertiup angin. 

Penampakan kami berdua sudah mirip dengan para rocker tahun 80-an. Iya Bon Jovi ama teman-temannya ituh.


Tidak berapa lama kemudian, dengan rambut njegrak ala Bon JOvi tadi, kami tiba di balai desa. Masih terdengar sayup-sayup gema takbir. Jama’ah sudah ramai duduk rapi. Ada yang sudah mengenakan mukena, ada juga yg belum. Gue putuskan untuk ke shaft paling depan (bukan karena rajin, tapi emang tempatnya sudah penuh, tinggal beberapa petak paling depan sendiri). 

Perjalanan seakan memakan waktu seabad lamanya. Melipir sana sini, permisi sana-sini dengan diiringi tatapan ingin tahu dari orang-orang. Mungkin selain wajah kami kurang ke-pacitanwati-an jarang-jarang juga kan lihat ada dua gadis tergopoh-gopoh dengan penampilan kuyub. 


Setelah mengenakan mukena, kami duduk kalem mirip Mamah Dedeh dan Ustad Solmed siap khotbah. Tentu saja kami juga manggut-manggut seakan-akan mengerti apa isi khotbahnya. Pura-pura anggun banget gitu deh. Gimana bisa ngerti, wong Bapaknya ceramah full pakai bahasa Jawa.. Kita kan fasihnya bahasa Uruguay?

… beberapa menit kemudian…

Ini kok laporan panitianya lama sekali ya? Apa mungkin kebiasaan Pacitan beda dengan Jakarta? Mungkin juga disini sholat nya setelah khotbah. Mungkin juga, tapi siang amat dong.

Akhirnya ceramah berbahasa jawa tadi berakhir dan semua orang mulai berdiri. Pasti sedang bersiap-siap sholat. Pasti. Gue yakin itu. 

Kami berdua juga berdiri siap-siap sholat

Etapi kok nggak mulai-mulai? 


Ternyata mereka yang sedang berdiri itu sedang melipat perlengkapan sholat masing-masing


… Gue punya firasat buruk deh


Perlahan-lahan kami berdua memerosotkan diri, kembali duduk di posisi semula
Bahkan para jama’ah di samping kami secara terang-terangan menatap kami sambil senyam-senyum dengan penuh arti.  

… jadi kami mulai berbisik sambil balas mesam-mesem ke Ibu-Ibu tadi… 

Gue               : ” Mba, sholatnya sudah selesai. Kita telat. Gimana ini?.” 

Mba Rini      : ” Hah? Sudah ya? Iya ya kita telat sih ya..”
Gue                : ” Iya mba.. dah bubar HAHAHAHAHA”
Mba Rini      :  HAHAHAHAHAHAHHA.” 
Gue                : ” HAHAHAHAHAHAHA”

ketawa histeris

Mba Rini     : ” HAHAHAHAHAHAHAHAH.” *terus sadar* Apaaahh.. Bagaimana mungkin?Aduh,, aku maluk.. Bagaimana kalau sampai ada wartawan yang meliput kita dan menuliskannya ke headline Pacitan Post. Judulnya ” Ada mba-mbak telat sholat Ied.” Mukaku mau ditaroook di manaa?? Ditarook manaa?? Haaaa?”
Gue            : ” *hampir gue jawab… di hatimuuu*  

… terus kami pura-pura zikir… 
.. memicingkan mata.. 
… ngintip ke sekitar..

Mba rini    : “Orang-orang udah pada pergi belum? Apa semuanya ngelihatin kita… Ngga ada yang ganteng kan?”” *menundukkan kepala dalam-dalam. Nyaris persis kayak maling kepergok. 

Gue             : *sekilas ngelirik* “Masih rame, paling bentar lagi pada pulang..” 

… Lalu semua orang berdiri..


.. Yess, pasti mereka akan pulang kerumah masing-masing..


… Salah besar saudarah-saudarah…


…Warga Lorok membentuk barisan layaknya mau antri salaman sama penganten baru…


… Ya benar, ini tradisi, semua jama’ah saling antri bersalaman dan bermaaf-maafan…


… Berhubung duduk didepan sendiri, alias ditengah-tengah balai desa, otomatis nggak bisa kabur..


… Hanya berharap gak ada seorang pun yang menyadari keterlambatan kami…


… Sesungguhnya itu adalah suatu hil yang mustahal…


.. Bangun dari duduk seanggun mungkin, lipat lagi mukenanya, dan segera ngacir ke barisan paling belakang,, kalau bisa ngumpet di keteknya kucing…



Jadi gimana rasanya terjebak didalam situasi tadi?





HUAHAHAAAASYYYEEEEMMMMMAHAHAHAH 



Lanjutkan membaca Sholat Ied, waktu Indonesia bagian Pacitan..