Yogya Trip. ~~ When Life gives you Sinetron ~~

Episode sebelumnya ada disini.

Hari semakin terang saat kereta kami membelah hamparan sawah dan sungai. Gue lapar. Bersempit-sempitan di kursi cukup membuat perut ini protes. Adalah ide yang cerdas untuk menghabiskan sisa siang itu di gerbong restorasi daripada makan sambil bejibaku di kursi.Mas ganteng sebelah gue sedang apa, doski sedang molor nganga..

Puas kenyang sambil nongkrong cadas, kami kembali ke tempat duduk. Diiringi suara desis rel kereta api, gue mencoba mengikuti jalan cerita film di TV. Masalahnya, volume TV ini hanya bisa menjangkau mereka yang duduk paling depan.. jadi bagi kami yang duduk di tengah dan selanjutnya ke belakang, dipersilahkan untuk menyaksikan film bisu.

Menyerah, akhirnya sambil angon bocah, gue memperhatikan saja kejadian di sekitar. Ada mbak-mbak yang tadinya duduk bosan berpangku tangan kini asik ngobrol dengan teman seperjalanannya. Ada mahasiswa unyu bak figuran sinetron tapi waktu bicara logatnya medhok banget. Ada anak yang sepanjang perjalanan tidak berhenti bertanya pada bapaknya.. untuk apa berlapar-lapar puasa, eh salah itu lagu Bimbo..

Ngomong-ngomong soal percakapan, gue jadi ingat awal kepindahan kami ke Solo, dimana masalah terbesar dalam hidup adalah mengartikan bahasa jawa.

Ceritanya gue sedang main dan ditawarkan makan siang di rumah teman. Apakah gue menolak? Tentu saja… tidak dong. Prinsip berbukalah dengan yang traktir sudah berlaku sejak kecil. Apalagi, rumput tetangga tampak lebih hijau, maksudnya lauk rumah teman selalu lebih enak dari rumah sendiri.

.. makan gratis..  makan gratis…
Sesampainya di meja makan, gue menatap nanar ke berbagai macam hidangan yang tampak lezat. Tapi kan namanya anak-anak, bingung aja gitu mau mulai dari mana.
Mama teman      : “Silahkan mbak Dewi.”
Gue                        : “Inggih buk..”  (siap-siap menyendok semuanya)
Mama teman  : “Kalau ini Jangan Asem, yang ini jangan, yang ini juga jangan.” (menunjuk satu per satu menu yang ada di meja makan)
Gue                        : “…” (langsung jiper begitu diberi peringatan ‘jangan’)
Mama teman     : (mengeluarkan beberapa mangkok lauk sayur lagi). “Kalau ini sambel yang ini kerupuk karak.”

Lah kok semuanya jangan? Walhasil gue hanya makan tempe, kerupuk dan sambel karena gue pikir cuma menu itu yang boleh dimakan. Pupus sudah harapan untuk bisa kenyang bahagia.

.. bagaimana? enak makanannya?..
… ii.. ini .. ee.. eeenak banget..

Perlu waktu cukup lama untuk tau ternyataa si Ibu tidak melarang gue makan, melainkan kata Jangan kalau di Solo artinya sayur. Ya manalah awak ni tauuu makciiik…

 ***
 Kembali ke…. kerrreta
Tidak berapa lama kemudian, kereta memasuki stasiun Cirebon. Hampir separuh penumpang terutama rombongan artis Lima Serigala ini turun..

Eh tunggu dulu.. banyak yang turun, artinya…

HORRREEYYYY… banyak kursi kosooong… Kita bisa pindah tempat duduk. Gue bisa selonjoraaan.. Aidan yang sudah kenyang, sekarang mengantuk.. dipuk-puk dan dia tidur siang.
Sekarang gue bisa istirahat, main handphone dan punya banyak waktu bengong memikirkan apa yang terjadi dengan dunia ini.. Mana itu yang namanya world peace? ~~Sambil benerin selempang Miss Universe eh salah, maksudnya Miss Kunyitperes~~
Sedang asik sendiri, tiba-tiba ada suara gaduh. Waduh. Di depan mata gue sedang berlangsung scene adegan kekerasan dalam rumah tangga. Ada keributan yang terjadi di kerata. Jaraknya hanya terpaut dua kursi di depan gue.
.. E kaget aku… Apa sedang ada shooting?..

Mungkin ada sinetron baru dengan judul:

Catatan Hati Seorang Istri Tukang Bubur Naik Haji Yang Tertukar dengan Para Pencari Ganteng Ganteng Serigala.

Pemeran utama : aktor yang hornian melulu, alias Shandy Sundolo sama artis yang akhirnya maunya angkat koper dari lokasi shooting. Novia Koklopacking.

Oh Tuhan.. tolong…

Eh jadi tadi gimana? Iya. Tiba-tiba ada yang bikin rame..

BLAK KEETEPLAK PLAK KEPLAAK KEPLAAAKKK
*sulih suara: demikian penggambaran suara ributnya)
 Gue melongo dan si mas ganteng mak njegaghik terbangun dari tidur nganga-nya..
Ada sepasang laki-laki perempuan sedang bergumul. Ciri-ciri pasangan ini :
  • Pasangan ini ber-etnis tionghoa dengan rentang usia pertengahan 30. Loh seumuran gue dhooong.. eh eh tapi, tampak dari belakang-genic-nya lebih tuaaak si om kokkk.. Pembenaran. Aku kan aseliknya toko baju, itu loo Forever 21.
  • Sang perempuan berkulit putih, berambut hitam tebal dan dikucir kuda. Untuk selanjutnya kita panggil dengan nama si Istri pasrah.
  • Laki-lakinya sedikit tembam, gue rasa matanya bisa bersaing secara sehat dengan pipi roti boy-nya. Wajah biasa-biasa aja cenderung tidak biasa.. alias out of market.. Untuk selanjutnya kita sebut sebagai Om jelek-tapi-galak
 SI Om wajah out-of-market ini sedang memarahi pasangannya..

Tegang.
Kami kaget tak tau harus berbuat apa. Kejadiannya begitu cepat.. Mungkin kalau ada Superman, Clark Kent belum sempat ke balik semak-semak untuk membuka baju.. perkelahian itu sudah keburu memasuki babak final.

Kalau tidak ingat, yang mana berarti sudah lupa.. kira-kira begini kronologis sebagian perselisihan tersebut..

Om jelek-tapi-galak  : “.. INI LIHAT INI.. LIHAAT INI…!!!”

Istri pasrah                    : “… ” *berbisik-bisik

Om jelek-tapi-galak  : “HESHRN@%#&%&^UHEPIA78%CAZ KHG7k 67WAKAWAKKA”..

Pokoknya gue hanya bisa mendengar monolog si Om yang marah-marah ke istrinya dan terdengar seantero gerbong.. Tapi dasarnya kuping rada congek jadi masih aja tidak jelas.

Tunggu.

Jarak dua kursi, si pria tereak-tereak tapi masih nggak dengar? Anuk, ituh, mungkin sayah lupa *tenggak ginko biloba*

Tidak cukup sampai disitu, tiba-tiba si Om jelek-tapi-galak sepertinya akan bermain tangan..
EEH EEEH HWEHH.. SI OM MELANCARKAN SERANGAN!!
SI ISTRI MENANGKIS SI OM ..
OM TERUS MENEKAN
PENGEMBALIAN YANG BAGUS SEKALI, SI ISTRI MAMPU BERTAHAN
PERTANDINGAN BERJALAN DENGAN ALOT
 SI OM BERUSAHA MENGEJAR KETERTINGGALAN

SI ISTRI MENGAMBIL KUDA-KUDA JURUS KUNGFU PEREMUK TULANG

..tunggu dulu, itu tadi Chinmi-nya Kungfu Boy..

kemudian ada yang iseng lewat

“BACANG AYAM, TAHU BANDUUNG.. SIAPA MAU LEMPER?”

.. semua ngacung… *lalu gue ditimpuk pakai cireng*
DAN PERTANDINGAN MASIH BERLANGSUNG ALOT SAUDARA-SAUDARA
SI ISTRI BERHASIL MEMBALAS DENGAN SEMPURNA
JUMPING SMASH
DAN AKHIRNYA
… JEBREEEEETTTT…
Tadi itu apa ya? Komentator pertandingan bulu tangkis, sepak bola atau pertikaian suami istri..

Maafkan akuh.

..Bukannya tidak empati, akuh hanya becanda..

Tidak sampai beneran sampai baku pukul, tapi yagitulah kira-kira begitu kronologisnya. Gue hanya bisa melongo… HIH dari tadi begitu terus, yang lain dong. Oke, gue hanya bisa melanga..

Lalu apakah ada penumpang lain yang mencoba melerai pertikaian yang tidak seimbang tersebut?

Tidak.

Kami semua diam. Sepertinya everybody loves other people’s drama. Apalagi penumpang di sebelah mereka terus menatap tanpa malu-malu.. Ih mas gak takut dilabrak apa?

Gue menoleh ke belakang,

Siapa tau datang sesosok tinggi besar, pakdhe Liam Nesoon yang kebetulan berperan jadi petugas FBI.

Atau mas ganteng sebelah gue dengan kacamata hitamnya ternyata buta tapi bisa nyanyik… itu Stevie Wonder.
Atau si mbak artis dangdut tadi memakai kostum superhero.. terus jadi Wonder Woman

Atau minimal si rombongan mbas-mbas asisten artis yang berformasi jadi boiben kece.. Itu Wonder? Wonder.. Rection..

Nyanyik ” You don’t know you saiful.. Ooo.. Ooo That makes you bang Ipull”
Tidak juga.

Semua hening… heniiiiing lengkap dengan keringat dingin sebesar upil yang membasahi jidat.. Kira-kira sepersekian menit yang seakan sepersekian menit lamanya.. Iya sama aja itu. Intinya tidak ada seseorang yang bergerak melakukan sesuatu.

Entah karena takut,
Entah tidak mau dianggap pahlawan kesorean,
Entah takut kena bogem matang pohon dari si om jelek-tapi-galak.

Apa yang bisa gue lakukan? Seharusnya gue bisa improvisasi. Mungkin ini kalimat basi, tapi paling tidak bisa mengalihkan pertikaian mereka untuk sementara waktu..

Gue       : “STOP, NDAK ISA KOKOHKUU!.. Jangan marahi taciknya, cukup akuh wae. Liaten apa seng mbok buat Koh.. Liat sinyo ini! Cukup aku seng mbok sakiti, Koh. Tampar aku.. tampar akuu koh.. tampoaarr!!!”.
Mereka     : ” Maaf, anda siapa?…”
.. dah neiiiikk….

Beres. Konflik mereka selesai dan masalah baru dimulai ketika gue berubah jadi samsak tinju.

Untungnya itu hanya khayalan, karena pada kenyataanya kami semua masih di posisi masing-masing.

Dan kecanggungan itu pun pecah oleh permintaan maaf si Om jelek-tapi-galak..
“Maaf ya sayang.. maaf ya sayang”
EH EH.. HIDIH HIDIIIH ENAK AJA.. JANGAN DIMAAFKAN BUUUK.. JANGAN MAUU BUUUKK.

 

 

~bersambung~

 

I’m no Supermom..

Halo semuanyah.. yang lagi leha-leha waktu bocil tidur, mana suarahnyaa??!!
Kali ini gue mau berbagi kabar ah, sebagai emak yang rempong gak punya asisten cerah ceria bahagia pengen deh ah nulis cerita yang serius bikin murus2 sampai keluar ingus, tapi kok gak kurus2..
Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba gue ingat OST Scrub yang judulnya I’m no Superman..
Apa hubungannya coba dengan gue.. Yang pasti walaupun kami memiliki kesamaan rambut kriwil, bedanya dia ganteng banget,, gue ganteng ajah. Maksudnya memang gue bukan superman, secara:
  • Gue nggak pakai celana dalam diluar, dan jubah gordyn masih rapi nempel di jendela.
  • Ukuran baju gue L dengan lemak pathing pechothot kemana-mana. Superman? Noh.. mentang-mentang size S aja ngguayaa dipajang segede gambreng.
  • Terakhir gue cek, gue gak punya u’ul.. apa itu u’ul? yaaagituuudeh…
Kembali lagi ke dunia #emaklebay.
Tulisan ini hanya sebagai saluran rekreasi hati, bukan mau ngajari siapa-siapa. Idih, siapa gueh jadi emak aja belum ada 3 tahun… Tidak sedang ingin membahas pola pengasuhan anak itu sepeti apa, rencana sekolah dimana, mau kasih les apa, anak mau digimanain kedepannya, kurikulum seperti apa… apalagi pertanyaam abad ini yaitu : Kapan mau beranak lagi? Hhhhhh ntar dulu ah. #pretek-pretekkinjari #gakbisadipretekkin #abisjarinyamiriplengkoas
Orangtua mana sih yang tidak ingin anaknya tumbuh sempurna seperti anak2 yang jadi model iklan susu atau iklan popok di tvc? Definisi sempurna disini biasanya seperti layaknya yang kita tahu, anak sehat, pintar, gemuk, soleh, baik hati, ceria, tidak rewel, gampang diatur, kreatif, inovatif, inisitatif dan tif tif lainnya bukan tifatul sembiring tapinya. Yang menurut gue sesungguhnya semua itu demi ‘ego’ sang ortu (iya, termasuk gue).
Hasilnya pasti dong, semua yang terbaik akan diberikan dari awal kehamilan hingga tumbuh kembang sang anak. Mulai dari ASI eksklusif, MPASI homemade no gulgar, stimulus yang sempurna dan segala macam yang terbaik untuk anak.

 

Seharusnya siiih begitu….

Setelah melahirkan idealisme gue cuma satu, maunya semua-semua dikerjakan sendiri. Widiiiiih keren ya kalau gue bisa menjadi ibu yang sempurna bila semuanya gue kerjakan sendiri, mulai dari masak, mengasuh anak, dan lain sebagainya tinggal mpok harian aja yang beberes. #teruspingsan
Oiya, satu hal lagi, selain urusan anak, pasti keinginan semua mama adalah tampil cantik, menarik, langsing, dan awet muda selayaknya sebelum hamil . Hayolo, ngaku deh! Nilai bonus apabila sang mama masih memiliki peran di masyarakat atau diakui eksistensinya sebagai dirinya sendiri, tidak hanya sebagai Nyonya (isi nama suami) atau Mama (isi nama anak).. Intinya emak necis anak pun beres.
Iya, ngarepnya begini
atau yang kayak mba Angie deh

GUE JUGA PENGENNYA BEGITUU #adalahsesuatuhil #yangmustahal.

Tapi pada kenyataanya, ada pada suatu masa gue malas keluar walau hanya sekadar lunch bareng teman-teman (yang tidak membawa bocil) karena ini wajah kok ngelumut sekali. Sudah bukan era muka tembok, tapi tembok derita inimah. Sementara itu mommy-mommy kece seperti ini banyak dijumpai dimall-mall ciamik. Mama anggun berjalan dengan anak batita-balitanya yang cute tanpa ada kerepotan dan kekacauan sama sekali. Iya, dibalik mama kece terdapat barisan mbak squad yang membantu kelancaran rumah tangga.

 

 …. lalu kembali ngemil koko crunch…

Sekarang ini gue gak punya asisten,, Dirumah saja dengan bocil dan suami. Apa bener gue sanggup mengerjakan semuanya sendirian?

Nih ya sebagian Idealisme versi gue:
  1. Idealnya No TV buat anak tuh sampai 2 tahun. Tapi itu hanya berlaku sampai usia setahunan.. ya gimana nggak, supaya gue bisa masak.. (anak gue belum waktunya untuk ikut bermain-main didapur) akhirnya gue setelin TV. Seringkali gue midnight cooking. Tapi tetep aja kalau anak gue sedang dapat inspirasi pengen GTM, akhirnya sambil nonton TV deh..
  2. Idealnya makanan anak tuh homemade dan no gulgar sampai 2 tahun. Aduh, aselik gue gak sanggup dengan para supermom diluar sana. End up, di usianya yang belum menginjak 3 tahun anak gue sudah kenal yang namanya makanan mall.
  3. Idealnya tuh no gadget buat anak gue. Lebih tepatnya sih karena keteledoran gue,, 2 laptop hampir kritis nyawanya karena ketimpa anak gue yang sibuk eksplorasi.
  4. Idealnya tuh gue pengen kece, rambut indah tergerai dan tidak tampak gurat-gurat kelelahan serta kantong mata sebesar kantong doraemon. Apadaya rambut lebih sering gue uwel-uwel gak karuan lagi bentuknya.
  5. Idealnya tuh, bunda punya waktu me time untuk bertemu teman-temannya diluar urusan domestik. Tapi susah beroooh, karena biasanya kalau ketemuan, anak gue selalu mengintili. Pernah tuh waktu ngobrol dengan teman, gue malah seperti sedang nerima rapor, bocil akan diinterview bagaimana kemampuan intelegensianya secara social-linguistik-motorik endeswei endeswai. Oh kemon,, nggak bisa ya kita hanya sekadar ngobrol…walau kenyataannya gak bisa fokus ngobrol juga si.
Terus dengan semua-muanya gue kerjakan sendiri, apa dampaknya buat Aidan?
Kalau gue sedang berkutat dirumah apakah dia protes, nggak.. dia nggak protes karena bila dia menginginkan, gue selalu ada disampingnya, nemenin main, beraktivitas selayaknya anak2. Tapi apakah hati gue ada untuknya, apakah bocil hanya mendapatkan sisa waktu, tenaga dan pikiran gue yang sudah keburu kelelahan?
Seringnya yang terjadi walaupun gue ada disebelahnya, tapi mata dan tangan gue sibuk dengan handphone. Terus kalau begitu, apa bedanya gue yang dirumah saja kurang rekreasi hati dengan gue yang masih bekerja kantoran?
Terkadang timbul perasaaan bersalah ketika melihat bocil tidur, begitu baiknya dia mau menemani gue sehari-hari dan tidak pernah protes walaupun muka gue udah kayak kain pel kucel yang belum diperes.
Jadi banyak pelajaran yang sudah gue dapat dari ketidaksempurnaan gue sebagai istri dan ibu. Intinya yasudah laaah yaaa, simpelkan semua persoalan yang ada… Emang gue bukan supermom kok, tapi paling nggak gue harus happy dengan diri gue sendiri sebelum anak dan suami happy berada didekat gue.
Apa yang perlu dibuat simpel? :
Jo In Sung yang selurup-able
  • Kalau lagi bencik banget dengan penampilan, lakukan make over.  Selamat tinggal rambut yang sering kesangkut-sangkut kalau lagi gendong bocil. Tapi berhubung rambut gue mirip brokoli kurang pupuk akhirny gue minta model rambut anti jambak. Lumayan sudah gak mirip Joey NKOTB tapi lebih mirip sama abang Jo In Sung.
  • Masak? Kalau gue malas masak, sekarang gue menggunakan jasa katering rumahan. Bukan apa-apa gue  masaknya gak seberapa, dapur gue meledaknya mirip dapur umum kalau lagi ada kenduren. Kenduren gak tau? itu loh Ibu kota Sulawesi Tenggara,, eh itu Kendari ya,, maksud gue Kenduren itu kena duren,, #tapibukandudakeren #dadah-dadahkeMikeLewis
  • Cuci-setrika. Halo laundy kiloan.
  • Permintaan gue sama suamik adalah dipersering liburan,, walau itu hanya sekadar mudik ke Lampung berenang dipulau Kelagian. Yang belum tau pulau Kelagian, silahkan berkunjung kesini ya. Lebih jelas dan bagus foto-fotonya dibanding punya gue
Ya begitulah cerita gak penting kali ini. Kesimpulannya I’m no Supermom .. tapi I’m hot Mama in the kitchen yoooo *definisi: Emak didapur kepanasan yoo*

Untuk pengingat bahwa gue memiliki bocil yang perlu didampingi tumbuh dewasa, gue mau kutip puisi dari bukunya Anak Juga Manusia. Sebagai pemilik shio hati sensitif dan zodiak cengeng, gue berkaca-kaca membaca puisi ini. Gue tulis ulang untuk pengingat seandainya gue mulai berubah menjadi Vampir Bella Cullen,, eh salah maksudnya berubah jadi mamak-mamak monster.

LIHATLAH AKU
Mami, Papi, tolong jangan risaukan apa yang belum dapat kulakukan, lihatlah apa yang sudah dapat kulakukan, lihatlah lebih banyak kelebihanku.
Mami, Papi, aku memang belum bisa berhitung, tetapi lihatlah, aku bisa bernyanyi dan selalu tersenyum ceria.
Mami, Papi, jangan keluhkan aku tidak bisa diam, lihatlah energiku ini, bukankah kalau aku jadi pemimpin aku butuh energi sebesar ini.
Mami, Papi, jangan kau bandingan aku dengan anak lain, lihatlah, aku tidak pernah membandingkanmu dengan orangtua lain, aku hanya satu.
Mami, Papi, jangan bosan dengan pertanyaan-pertanyaanku, lihatlah besarnya rasa ingin tahuku, aku belajar banyak dari rasa ingin tahu.
Mami, Papi, jangan bentak-bentak aku, lihatlah, aku punya perasaan, seperti engkau juga memilikinya, aku sedang belajar memperlakukanmu kelak.
Mami, Papi, jangan ancam-ancam aku, seperti engkau juga tidak suka diancam orang lain, lihatlah, aku sedang belajar memahami keinginanmu.
Mami, Papi, jangan lihat nilaiku yang rata-rata, lihatlah, aku mengerjakannya dengan jujur, lihatlah, aku sudah berusaha.
Mami, Papi, aku memang belum dapat membaca, tetapi lihatlah, aku dapat bercerita, pada saatnya aku akan bisa, aku butuh engkau percaya.
Mami, Papi, aku memang kurang mengerti matematika, tetapi lihatlah, aku suka berdoa, dan aku senang sekali mendoakan yang terbaik untukmu.
Mami, Papi, aku memang banyak kekurangan, tetapi aku juga punya kelebihan, bantu aku, agar kelak kelebihanku berguna bagi sesama.
Mami, Papi, hubungan kita sepanjang zaman, bantu aku mengenalmu dengan ara aku belajar bagaimana engkau mengenalku.
Mami, Papi, aku ingin mengenangmu sebagai yang terbaik, ajari aku dan lihatlah yang terbaik dariku sehingga aku bangga menyebut namamu.
Mami, Papi, semoga kita punya cukup waktu untuk saling mengenal dan memahami, aku belajar melihatmu dari cara engkau melihatku. 

Meet the Ottoboy

Halo,,, maaf ya kalau gue rada2 susah untuk mulai menulis lagi. Terlepas saking lamanya hiatus dari blogging, masuk ke blogspot setelah bedol desa dari multiply tetap aja kagok. Dengan adanya rumah kontrakan baru ini gue berniat kelarin draft2 postingan yang mangkrak sejak jaman kuda belum bisa gigit jari.

Q : Apa kabar sekarang? Gimana kabar kehamilan?
A : Doyan banget makan. Dalihnya sih over jackpot, padahal sebenarnya pembenaran gue untuk boleh makan apapun. Berat badan gue naik 26 kg dengan penuh semangat.. Hororrr banget. Kalau pernah ketemu gue pasti “Senggol langsung ngglundhung”. Badan seberat Bison, walau sepertinya si bison keberatan juga disama’in ama gue.   
 
Q : Persalinan?
A : Karena kurangnya info, gue tidak mencari RS yang pro kelahiran normal dan IMD. Jadi proses melahirkan yg gue lalui adalah separo persalinan normal, sisanya SC (iyak jadi gue dapat sakit dua-duanya). Saat yang paling menderita adalah ketika tiba saat harus diperiksa dalam,, padahal betapa bencinya gue dengan proses itu. Kesan pertama waktu ketemu alat vaginator saja sangat menyakitkan,, apalagi ini diobok2 melulu ciiiih ciiihh cuiiiih deh 
 
Q : Proses pencarian nama?
A : intermezzo
Nama suami gue Ottoman, sangat tidak lazim untuk nama pria Indonesia. Entah berapa episode dalam kehidupannya dia mempertanyakan arti namanya ke mertua gue,, 
jawaban mertua gue?
 
Nama kaisar Turki nak, selain itu karena kamu lahir di bulan Oktober dan putranya papa-Sulaiman,, Mama gabungin deh jadinya Ottoman.” 
 
Berangkat dari itu, kita berdua coba menggabungkan nama-nama kami,, siapa tau cocok untuk si baby. Dan hasilnya, bikin gak semangat:
  1. Deot    : kalo nanti peot, gimana?
  2. Odette : nama salah satu tokoh Barbie. Sementara itu, anak gue cowok. Ya gak papa sih kalau mau jd ballerina,, tp kan berabe kalo dia rebutan pengen jd Black Swan
  3. Ode     : errrr…. kenapa terintegrasi jadi overdosis ya?
  4. Detto   : beda tipis yah sama sabun higienis
  5. Tode   : misalnya nama panjangnya jadi Toderojing terojing terojing,, terorerorejing torejing torejing *nyanyik*
Berbagai variasi singkatan nama lainnya yang makin lama semakin maksain :p. Hingga pada suatu hari, suami gue sepertinya mendapatkan satu inspirasi:
 
Suami  : ” Dhek,, aku dah ketemu ide buat nama anak kita”
Aku       : ” Siapa mas?” (lagi sibuk gegoleran di tempat tidur, bisa bolak tapi gak bisa balik)
Suami  : “Kalo Bapaknya Superman, anaknya Superboy kan yah.” 
Aku       : ” Jadiik, mau ngasih nama superotto yaaa? Hyooongalah jangan to mas,, nanti adeknya Supermi loooh.”
Suami   : “BUkan, nih ya bapaknya Ottoman,, kalau anak cowok namanya Ottoboy, dan kalo cewek namanya Ottogirl. HeHe.”
Aku       : ” HEEEEHHHH????” (gue yakin bahkan si baby di perut pun mendadak terjondhil-jondhil)
Suami  : “Setuju kan? Perlu cari kostum dari sekarang.. kalau perlu yang kancut merahnya diluar ya Dhek.”
Aku       : ….*mendadak kontraksi*
 
Q : Apakah kemudian namanya jadi Ottoboy?
A : Tentoe saja tidak,, Walau nickname-nya Ottoboi, kami membuat nama yang sebenarnya beberapa saat sebelum deadline akte kelahiran anak gue harus dibuat. 
 
Demikian postingan kilat ini selesai dibuat,, draft ini sebenernya sudah ada sejak Aidan masih ASIX sekitar setahun yang lalu,, sekarang mah sudah toddler,, sudah melangsing tidak seperti bayi (sementara emaknya masih sibuk sering disangka hamil lagi).

 

radila rezani copy

 

Mommyhood eps : Meet the real Vaginator,,

Setelah menikah, gue pikir pertanyaan “Kapan Menikah” dan sejenisnya akan berhenti dengan sendirinya. Ternyata salah! Pertanyaan selanjutnya yang telah menunggu adalah
” Kapan nih punya momongan?“. Grrhhh…
Hampir selama 2,5 tahun gue mendapatkan pertanyaan yang itu-ituu saja. Berbagai jawaban2 pun sudah gue sampaikan, mulai jawaban diplomatis, cengar-cengir, pura2 gak denger, senyum kecut sampai pura2 lihat bintang di langit siapa tau ada Supermoon, terus gue kabur, sudah pernah gue lakukan.
Tapi memang belum juga bunting, terus mau diapain? Sampai kemudian..
***
  • Rumah Ampera, Februari 2010

Sekembalinnya gue dari trip ke Vietnam dan Kalimantan gue merasakan badan gue lelah luar biasa. Lelaaah sekali. Gue merasa ngga enak sepertinya ada sesuatu yang berbeda.

Kekhawatiran gue terutama karena gue menyadari sudah lebih dari satu setengah bulan gue belum mendapatkan haid. Walaupun gue sudah terbiasa mendapati jadwal haid yang mundur, tapi kali ini gue lebih berdebar-debar. Ketika gue mencoba untuk membeli test pack 2 buah, hasilnya benar2 membuat shock!

  • Shock liat test pack tahap 1 :

Testpack HCG. Subuh. Toilet kamar. Suara Gedubrak. Dan gue nangis

Gue           : ” HOUHUHOUU.. Byuh byuh duh Biyungee.. HUAA HUHOUHOUHA. ”

Suamik     : (kaget terjondhil-jondhil dan bergegas ke toilet) ” HAH KENAPA DEK? ”

Gue           : HOUHOUHOUHU mas… Ini lihat, masak tandanya positif bhuhuhu..

Suamik    : (masih kaget dengan rambutnya yang lebih mirip rambut-alay-gak-beres, yang pengen niru rambut Zac Efron-tapi-kena-badai-satu-si si) ” Ya ampun, kok bisa positif? Baca petunjuknya yang benar. siapa tau salah. Tuh kan 99% akurat, kali aja kamu yang 15-nya. Iya. Pasti begitu.”

Gue masih menangis, dan masku bingung harus gimana..

  • Shock lihat test pack tahap 2:

Testpack Sensitif. Subuh. Samping tempat tidur. Lihat hasil garisnya, gue nangis lagi (untung gak jatoh kayak dulu):

Gue         : ” MAAAASSS INI LAGI GARISNYA DUAA!!!.. BHOUHOUOHUHOU

Suamik  : *aduh ini kenapa bini gue nangis lagi?* ” Ntar dulu.. mungkin hasilnya salah juga.. eh tapi garis duanya nyata banget yah..”

Gue        : ” Terus gimana dong.. Aku hamil huhuhuuaaaaaa…”

Suamik  : ” Eh apa kita beli lagi test pack yang baru,,, Nanti aku yang coba test,, kali aja hasilnya juga positif. ”
Gue        : ” ….. Mas, oii! kamu lagi ngelindhur opo piye? ”

***

  • RS. Puri Cinere, Depok

Sesudah mencoba test pack, sudah saatnya kami menemui Obgyn. Berhubung rumah sakit terdekat dari rumah gue yang nun jauh di Sawangan adalah RS. Puri Cinere, maka meluncurlah kami ke RS itu untuk menemui dr. Dewi Prabarini SpOg.

dr. Dewi    : ” Tanggal berapa hari pertama Ibu terakhir kali haid? ”
Gue            : ( bengong bentar ) ” Lupa tepatnya kapan, dok. Anu’ pokoknya yang pasti ya Dok, akhir tahun 2009 pas lagi malam tahun baru itu loh dok, yang banyak kembang apinya,, eh tiap tahun ada kembang api ya Dok? Haha.. Pokoknya saya lagi di Sawangan, nah yang pasti saya haid dok, waktu malam tahun baru itu ,, tapi lupa hari pertamanya kapan? ”
dr. Dewi    : ( terpana) ” Sudah pernah ada riwayat keguguran? ”
Gue            : ” Belum dok, tapi yang pasti kucing saya sudah dok.. dan kucing saya aja ,lebih sering melahirkan dibanding saya majikannya tuh dok. Haha,,,
dr. Dewi    : ( kayaknya mulai mengurut2 pelipisnya,, untungnya masih mesem2)

Hyoosss!! Ini saatnya. Gue akan diperiksa seperti layaknya Ibu hamil. Sambil dipandu Mba suster menuju bilik  periksa di balik tirai, gue membayangkan suasana pasangan muda berbahagia yang sedang diperiksa perutnya dan tersenyum penuh bahagia melihat sang calon jabang bayi.

Dan ketika gue masuk ke bilik kontrol, gue melihat dipan yang biasa digunakan kala persalinan. Eh. Aku ngga disuruh melahirkan sekaran, kan? Gue benar2 gak punya pengalaman dengan obgyn. Pengalaman gue dengan rumah sakit hanya waktu ketika gue nelen duit dan waktu harus menjalani operasi pencabutan kuku-jempol-kaki waktu SMP *ini kenapa penyakit gak ada yang beres sih?*. Tapi kan dulu waktu tidur yg diutak atik cuma kerongkongan sama jempol kaki ajah,, Lah kalau yg sekarang?

Kemudian gue disuruh membuka ‘undies’ gue dan naik di atas dipan. Ih untung aja yah, hari itu kebetulan gue pake undies yang agak bener.

Tidak berapa lama, Mba Suster menaikkan paha gue yang berat2 ini ke sandaran paha dan diatur sedemikan rupa sampai posisi ‘ngangkang’ gue sudah pada tempatnya.

Ketika sedang menikmati semriwing-nya angin yang berhembus sepoi-sepoi, tiba2 dr. Dewi dan si Mbak suster datang lengkap dengan sarung tangan karet warna ijo

AIIIH MATEKOOONN… JEROAN GUE MAU DIOBOK-OBOOK PAKAI SARUNG TANGAN KARET ITU??

Lalu si Mba Suster, mengeluarkan alat,, yang dari penampakannya saja sudah menyeramkan mirip Catokan curly iron merk Babyliss yang ada banyak di salon2. Entahlah apa yang dilakukannya sekarang, mungkin sedang memberikan lubrikan ke curly iron itu.

Eh beneran deh, sekarang gue gak sedang nyasar ada di salon kan?

Kalaupun sedang ada di salon, catokan curly iron adalah alat terakhir yang gue harapkan untuk diterapkan di rambut gue yang brindhil bin trondhol ini..
Tapi sekarang? Itu besi segede itu ada di depan mata guee???

Gue               : “AUJUBILEEEE JABANG BAYEK.. APAAN ITU SUSTER??

dr. Dewi       : (tersenyum ala Marissa Haque) ” Iya Ibu, kita akan mau periksa kandungan Ibu.. Tenang dan santai ya bu.”

Gue               : ” TAPI ITU APAA? YAKIN ITU CURLY IRON SEGEDE GABAN MAU DIMASUKKIN? Ke mana? Ke itu..’anu’ saya?”

dr. Dewi       : ” Iya bu, ini namanya prosedur pemeriksaan dalam.. supaya lebih pasti bu.”

Gue               : ” Tapi itu KAAAAN GUEDHUEEE BHAAANGGHETT mba suster,, bu dokter” *bersiap-siap untuk mewek nangis mbeker2 *
Mba Suster  : ” erm,,, eh, gak salah bu? Masa sih segini gede bu?”

Sambil memegang alat catokan curly iron itu ,, yang gue sebut sebagai the real vaginator, si Mba suster melirik ke arah Masku yang sedang duduk menanti dibalik gordyn.. Maksud looooh? Mau ngebandingin? *wataaaa hadeziiig,,, awas kalo berani2 coba ngambil penggaris*

~~~~ Bisa dipastikan Masku anteng2 aja, mungkin sekarang dia sedang liat foto2 dr. Dewi, liat kalender di meja, liat plakat2 dan pajangan kliping berbagai media di dinding yang berisi dokumentasi dr. Dewi. Atau mungkin Masku sedang menatap ke langit2 berharap ada cicak main pedang-pedangan numpang lewat ~~~~

Gue menunggu tegang. Akhirnya besi atau vaginator atau apapun itu namanya, masuk ke dalam tubuh gue.

HHYOOOONGAALAAAH !!!….

Nyet,,, gak enaaak banget!

Dr. Dewi   : ” Ibu, pahanya jangan tegaang..!!”
Gue           : ” Iya ini dok, ini mencoba gak tegang..” ( sepertinya badan gue kejhat-kejhet )
Dr. Dewi   : ” Pahanya jangan dikencengin,,, susah masuknya ya Bu. ”
Gue           : ” Iya dok, saya juga maunya begituuuuu..” ( bentar lagi gue bakal nari kejang )

sibuk uthak uthik

Dr. Dewi   : ” Pantatnya jangan diangkat2..”
Gue           : ” Saya ngga nyuruh ngangkat dok, dia sendiri yang maunya begituuu ” (badan sudah pleyat – pleyot kesana kemari )
Dr. Dewi   : ” Nanti waktu melahirkan kayak gini loh, jangan diangkat2 yah pantatnya ”
Gue           : ” Huhuhu Iya dok, ini maunya gak diaangkat2,, tp dia gak nurut emang, dasar bandel ”

Dokter masih sibuuuuuuuk aja berusaha setenang dan sehalus sehingga senyaman mungkin memasukkan si vaginator ke dalam tubuh gue,,

Mulai saat ini, gue benci kalo denger prosedur ‘periksa dalam’ BENCIIKK BENCIIIK…GRRHHHMBLLLL!!

Akhirnya vaginator sudah terpasang pada tempatnya. Masku dipanggil masuk untuk melihat ke layar komputer. Tampak dilayar komputer,, sesosok trapesium,, eh kok trapesium,, seperti jajaran genjang,, eh salah lagi,, aduh geometri gue parah banget sih,, yang bentuknya kayak tangkuban perahu tuh apaan yah? jajaran genjang? belah ketupat? trapesium? segitiga emas atau malah pinang dibelah dua, tuh

Dan hanya kalimat dari dr. Dewi inilah yang masih terpatri dengan kuat dalam ingatan gue..

“Bapak ibu, selamat yah,, sudah ada kantong janinnya nih,, Tampaknya kandungannya kuat.. Kandungan Ibu bersih, tidak ada mioum atau kista.. Dan dilihat dari USG ini, usia kehamilan Ibu sudah masuk 8 minggu,, sekali lagi selamat ya Bapak, Ibu. “

Seperti biasa, gue meweeeek… *entah karena melihat layar USG atau karena memikirkan bagaimana si vaginator ini keluar dari tubuh gue*

Seingat gue dari film2 yang gue tonton, novel dan komik yang gue baca, majalah yang gue lihat, buku pelajaran yang gue lempar, contekan yang gue buat, sampai di adegan sinetron yang gue howek2 howekkan, kata HAMIL berarti sebentar lagi gue akan menjadi Ibu.

HOREEE.. gue hamilHOREEE HOREEE!!

Karena gue adalah calon Ibu, berarti setelah ini, segala tindak tanduk yang gue lakukan harus gue lakukan secara berhati-hati. Gue harus turun dengan anggun. Berjalan perlahan, membuka tirai sambil menyibakkan rambut ala iklan2 shampoo di televisi.
,,Baru juga jalan tujuh per delapan langkah,,

Mba Suster : ” Ibu,, ada yang ketinggalan”
Gue              : ” Apaan Mba, saya lagi fokus hati-hati bawa calon janin. Takut jatoh.” *gue sudah berjalan pelan dengan langkah seperti seekor macan kelaparan tapi mangsanya gak punya gizi.
Mba Suster : ” Anu’, bu.. itu”
Gue              : ” Iya sus,, saya berhati2 kok. Kalau perlu saya berjanji kalau perlu saya tiap lima menit jalan pasti berhenti utk berdoa sebelum makan.”
Mba Suster : ” Anu,, ini bu,, Ibu kelupaan pakaian dalamnya Ibu ketinggalan Bu”
Gue              : “…..”

 

Ciiiih ah – gue mau pingsan dulu,,

~~ postingan yang ini, diambil berdasarkan tret plurk yangini~~

 

I’m pregnant..

Hallo multiply apa kabar? maafkaaaan ya sudah lama gak menyambangi dirimu,,. Maklum selain karena gue sedang terbujuk rayu utk microblogging-an, twitter-an, sampe coba2 beli domain, yang paling utama adalah selama hampir setahun ini gue disibukkan denganperubahan yang terjadi sama diri gue,,

iyaa…


gue hamil.. hihihi


Alhamdulillah sekarang sudah berjalan 7 bulan (kalau gak salah, eh gue cek dulu deh USG-nya). Un
tuk cerita lebih lanjut lagi, nanti ya,, sekarang mau update foto2 keriaan sama sahabat-sahabat ketika kandungan gue masih 5 bulan (iya gue tau, emang gede banget sih) ,,
Yang mau berkorban mengerjakan project ini  (  erm, mau berkorban dew?):
  • tukang dandannya : febry 
  • tukang foto (dan yg punya kaos) : Tewe
  • tukang bantuin megangin lampu : jessica, Mbot dan kadek
  • Yang punya gelang : Imbi
Bumil Narsis butuh Eksis  

this is the day,,

 

I just wanna say that I looove this day..

the hour is 12:34:56,
the date is 07 08 09 ,,

and the best part is : we have been married for 2 years, 2 weeks and 2 days..

..so it must be 123456789 for the best triple 2..

coincidence, see?

My Husband’s nightmare,,


Just another my Bedtime story,,
SUdah menjadi kebiasaan sewaktu tidur gw melingkarkan tangan ke suami gw..     Tapi dalam tidur gw malam kemarin, ada yg aneh … tiba-tiba tangannya secara refleks menepiskan tangan gw.. dan itu tidak dilakukan hanya sekali melainkan berkali2.. Hidiiiih, apa-apaan nih? Kok gw dilepehhin?!!



 
 

Akibatnya, sudah pasti aku ngambek dan langsung memunggunginya kemudian melanjutkan tidur, biasalaaah kebiasaan seorang Istri yang sedang merajuk,,,berharap sang suami untuk segera mencolek dari belakang dan mengucapakan kata maaf tapi harapan tinggal khayalan karena ternyata sampai bangun tidur di pagi hari pun, hal ini tidak ia lakukan … suamiku tetap tertidur pulas seperti bayi hhhhhhh..

Paginya, ketika kesadaran gw sudah terkumpul, maka dengan tekat bulat, seperti bulatnya muka gw…gw bertanya atas apa yg dia lakukan semalam,,

Gw        : ” Mas, semalam kamu kenapa ?”
Suami  (belum begitu sadar) : “Eh…semalam?…emang aku kenapa?”
Gw    : ” AKU, KAMU TOLAK!! .. Teganya.. Teganya..kamu ngelepehhin aku berkali2..!!” Semangat gw sudah hampir mirip ketua Kelompencapir yg lagi demo sama pak Kades-nya..
Suami (bengong) : ” Oooh..aku ingat, yah ampun dhek, Aku mimpi buruk”
Gw (Eh kaget, secara di rumah lebak bulus ada yg mimpi horor...) : ” Heh? emang mimpi buruk kenapa Mas….” (peran gw dari ketua demonstrasi tiba2 beralih sebagai seorang Istri yang bersimpati, patut mendapat ganjaran piala Citra )
SUami (mengumpulkan keberanian utk bercerita)  : “Aku mimpi buruk Dhek, ada yg salah sama badan aku..” Ooouuuw…gw pikir mimpi buruk dikejar kuntilanak..

dan kami berdua pun menatap kosong menekuri langit-langit kamar…


Intermezzo   

Dalam kebengongan… teringat waktu kecil dulu, gw sempat membaca (dan ngapalin dikit) intisari dari primbon Jawa… Saat ini, gw berusaha keras utk mengingat-ingat kembali arti dari beberapa simbolis mimpi buruk… tapi yg keinget cuma ” KALO MIMPI DIGIGIT ULAR, BERARTI MAU KETEMU JODOH, …TAPI KALO MIMPI KETEMU JODOH, BERARTI MAU DIGIGIT ULAR…”  … walhasil, waktu dulu tiap malam sebelum tidur gw mantengin Indosiar cuma nungguin serial Legenda Ular Putih, berharap mimpi ketemu ular Putih-nya…haaalllaaaah…


Oke, Intermezzo selesai, dan skg kembali lagi ke cerita….


… kami berdua masih menatap langit2 kamar…

Gw (tersadar)  : “Eh, gimana2? Apa yang salah ama badan kamu?”
Suami      : “HHHHHH…Dhek, dalam mimpi…Ada yg salah dengan perut ku…”
Gw             : ” …..” berpikir keras lagi, apa ya arti dr mimpi sakit perut?
Suami      : ” Perut ku tuh kok jadi gedhe..kayak buncit gitu…”
Gw             : “……..” ( melirik ke perutnya *sigh, memang buncit sih Mas*)
Suami       : “Trus, di perut bagian kanan aku tuh..ada yg aneeh, kayak bengkak”
Gw             : ” HAAAH Bengkak?” … mengulang kalimatnya..
Suami      : ” Iyaa..Bengkak..terus Merah..”
Gw             : ” HAAAH? merah?” … mem- beo kalimatnya..
Suami      : ” Iyaa, seperti ada bekas melepuhnya”
Gw             : ” HAAH? ada melepuhnya?” … Mm, Kayaknya dah mulai nyebelin ya?
SUami      : “…………………………………………..”  diam yg sangat laaamaaa

(eh Mas…kok berhenti? … Mas … eh .. Heloouuw .. Yuhuuuu EH IYAAA…kebanyakan ngomong “Haah” ternyata gw belum sikat gigi yak, masih bau jigong ups)

Sepertinya reaksi sudah sangat berlebihan .. refleks dia mem-pause-kan ceritanya, mengatupkan bibirnya, hidungnya kembang kempis dan sekarang melotot ke arah gw…

*Btw Mas kamu lagi lomba tahan napas yak?*

Seriously, sekarang kembali lagi ke cerita…

…Eh…. Sampai dimana ya kita tadi?


Gw            :” Terus gimana akhirnya? happy ending gak?”
Suami (mengurut-urut dada *prihatin*)  : ” Jadi,,,perutku gak enaak banget, tak periksa..tak lihat-lihatin..tapi bengkak dan merahnya gak ilang2 ”
Suami      : ” Terus aku tanya dokter..kena penyakit apa Dok?”
Gw            : “Dokternya cowok apa cewek…”
Suami      : ” …..”

* Dan suami gw kembali spt sedang lomba tahan nafas, ditambah sekarang kayaknya dia abis makan naga … *


Suami   : ” Dokternya periksa..dan dia gak tau ini penyakit apa”
Gw         : ” Di mimpi aja kamu kena penyakit misterius ya Mas?”
Suami : “Perutku berat….Uuughh….pengen gerak…tapi badanku kaku gak bisa gerak kayak ketindihan..”
Gw (shock)  : “Benarkah ROberto? eh salah…Benarkah Mas Otto? Astaga, ketindihan kan artinya kamu sedang ditindihi sama jin mas…”

Intermezzo lagi, boleh yah…

Jadii..yg aku denger, ketindihan waktu tidur, sebenernya ada sesosok jin yg tidur menindihi kita, umumnya kaum perempuan..makanya di cerita2 misteri ada anak lahir mirip jin..cuma yg gw heran kenapa harus suami gw  yg tindihan ya, secara dia kan laki2..


Intermezzo sekarang selesai…

Suami : “Nggak ketindihan jin sih dhek…tidurku rasanya resah gelisah (menunggu disini) kayak ada sesuatu yang berat, bengkak di perutku, dan jadinya badanku nggak bisa gerak…..”
Gw        : “Artinya apa ya Mas?” gw sudah Yakin prihatin mau nanya ke orang pintar..
SUami : ” Yaaah, akhirnya aku tau artinya sih ..”
Gw        : ” APa Mas? Gak ada apa2 sama kamu kan?..”

Suami gw menghela nafas berat..

kemudian memandanganku dengan sepenuh arti..

Suami : ” Ternyata … mimpi buruk waktu perutku bengkak dan badanku nggak bisa gerak, semuanya karena perutku sedang ketindihan sama BETIS-mu yang guueedhe itu, Dhek..”

AARRRGGGHHH, AKUU SEBAAAAALLLL!!!!!

Aku Neleeen duuitt…

Dalam perjalanan menuju kantor di pagi hari, gw lumayan rajin mendengarkan radio. Hanya permasalahannya, channel radio di mobil hanya bisa menangkap frekuensi ganjil, dan sedihnya diantara frekuensi2 ganjil itu yang tertangkap adalah:

  • radio2 berita
  • radio yang mengabarkan trafic jam jakarta di pagi hari
  • radio lagu mandarin (kalo lagunya masih top 40 sih gak papa, masalahnya ini lagu2 cina spt jaman kejayaan komunis tahun 60an gitu..)
  • Woman radio buat ibu2 muda (cerita ttg perkembangan anak, tips2..)
  • Kiss fm yang seakan membawa gw kembali ke tahun 80an,
  • radio2 dangdut dgn penyiarnya yang sgt bersemangat (“ Nyeeaakk Baabyee…Encyeaang Encyeiiing..Si Entiees dari Jagakarsa minta lagu neeech ..lagu dangdut berikutnya apaan niiy byaaang??..” Dan gw yakin bgt kalo yg bicara itu Mpok Atik..dengan suara seraknya, yg berteriak2 bikin pengaang..)
    radio yang ngomoooong terus, nada datar tanpa intonasi tapi berita gak jelas Lanjutkan membaca Aku Neleeen duuitt…

Day 3 : Resepsi

fb_img_1454172102319.jpg

Sunday, July 22 2007. 10.00 – 13.00 PM, Auditorium PTIK Building:

Today we begin the rest of our life. Together forever as husband and wife. Our dreams come true, with love and more adventures to have and the world to explore.

We share our joy, we share our sorrows. We can already see many bright tomorrows. We share our family and friends too, and you are part of that special crew.

Thank you for celebrating our wedding day. As we share our vows, we just want to say : These wedding memmories will become a treasure, and seeing you here is part of pleasure.