Kembali bersama Backstreet Boys.

Hai blog.

Di masa pandemi nan menyedihkan ini gue berniat untuk kembali blogging. Dimulai dengan menyelesaikan draft tulisan yang sudah mangkrak hampir dua tahun. Tentunya masih tentang hal yang menghibur gue, fangirling. Dan kali ini gue ingin bercerita tentang salah satu grup musik favorit gue, Backstreet Boys. .

Mari kita kembali ke pertengahan tahun 90-an.

Jaman duluu, ketika gue masih jadi anak remaja daerah, seperti remaja pada umumnya, gue juga kepengen gaul. Konon katanya tanda gaul itu kalau sering baca majalah remaja ibukota. Tapi seperti biasa di mana ada niat, di situ pasti ada kata-kata mutiara yang tidak memotivasi. Salah satunya “Selera terbentur salary (orang tua)” #halaah.

Jadi, mana ada itu yang namanya langganan majalah. Sekalinya ada pasti harus antri dengan kakak-kakak gue.

Tapi meski di rumah rebutan majalah, gue masih berterima kasih ke orang tua yang memfasilitasi rumah dengan parabola, si payung kebalik yang nangkring nggak manis di atap rumah (~tapi tetap terlihat oleh tetangga, ehe~). Karena dari parabola dan channel MTV-nya gue bisa mengenal boyband. Yunaauu.. hanya boyband yang kualitas lagunya bisa masuk ke radar vokal gue yang diam-diam bagus ini. Alias kalau diam saja, suara gue lebih bagus. Ngenes.

Nah, masalah boyband ini, seringnya wajah tidak sebanding dengan kualitas vokal. Jadi biasanya dari satu grup, hanya satu-dua orang yang menjadi vokal utama.. Selebihnya hanya pelengkap penggembira yang tugasnya senyum sambil putar-putar kamera dan bersenandung “AaaaaaAAAaaa…”.

Tapi ada satu grup yang berbeda.

Hari itu sepulang sekolah, gue, yang sehari-harinya sibuk berkutat dengan jerawat, melihat 5 pemuda dengan rambut belah tengah sedang joget-joget di TV. Eh, kok lagunya enak sih?

Langsung screening dengan kecepatan jempol netizen. Ooo namanya Backstreet Boys. Weits, anggotanya cakep-cakep!! Eh, hanya dua orang, dhing.

backstreet boys GIF
Atas Nick-Kevin.
Bawah Brian-Howie-AJ

Awalnya yang menarik perhatian gue Kevin dan Nick. Sisanya? AJ-Brian-Howie Wajah-wajah yang sekilas, menurut gue, hampir serupa.

Kevin.

Kupikir dia semacam pangeran tampan berkuda putih. Taaaapi.. sepanjang lagu, suara dia yang mana, Jatmiko? Pasti dia join ke paguyuban anggota boyband garis-cengar-cengir-ganteng.

Nick Carter.

Gue merasa kedekatan batin dengan anggota paling muda karena kami hampir seumuran. Ciyee.. Tapi begitu dia nyanyi, suaranya meeeeeen…. Merdu? Kagak! Sember, cempreng, macam bebek ngebut kejepit.

Bagus dong, jodoh kami makin dekat kan kami setipe suaranya. Hanya beda di nasib. Gue bisa nyanyik, dia bisa nangis dengernya.

Meskipun gue biasa saja dengan fisik mereka, tapi hampir semua lagu-lagu BSB adalah favorit gue.

Salah satunya album Millenial. Pokoknya, single apapun yang diunggulkan pasti hits.

backstreet boys GIF

Bagi gue pribadi, album Millenial ini seperti soundtrack awal kepindahan gue ke Jakarta. Ketika masih culture shock dengan gegap gempita kemacetan Ibukota, lokasi yang serba jauh, belum ada teman, pun sering home sick dengan kota Solo.

Hingga gue kuliah serta menjalani ospek paling absurd sekaligus paling tak terlupakan.

Ospek selama hampir satu semester lamanya yang mewajibkan kami, mahasiswa baru cupu, berkelompok membuat berbagai program TV, Iklan, sampai Yel-yel. Ketika ospek inilah, gue bertemu Tri, sahabat sekaligus fans BSB. Dan sudah bisa ditebak, kelompok ospek kami pun cosplay jadi BSB dengan I Want It That Way-nya (andweeee…brb, muntah dulu).

***

Nah, keseruan menjadi fangirl BSB lumayan bertahan beberapa tahun sebelum poros minat gue bergeser ke Asia Timur.

Kupikiir yaa.. BSB bernasib sama dengan boyband bulai lain yang tidak bubar, tapi comeback juga kagak. Atau seperti yang sudah-sudah, hanya satu-atau dua orang solois yang berhasil bertahan.

Apalagi di tahun 2005, ketika Nick pacaran dengan Paris Hilton. Itu awal dari keenganan gue dengan BSB. Lalu AJ yang terjebak dunia alkohol dan drugs. Belum menjadi junkie saja dandanannya halahyung, ini lagi ketambahan mabok. Bayangkan, dia sudah dua kali over dosis. DUAK KALIK. Terakhir, ketika Kevin keluar. Dah lah…

Tapi meski hanya berempat, AJ, Howie, Nick dan Brian tetap membuat 1 album dan melakukan tur dunia.

~~Bicara tentang konser, jujur, gue anaknya bukan konser banget.

Perjalanan gue nonton konser musisi luar masih bisa dihitung dengan jari. Itupun tidak lebih dari satu tangan. Boro-boro konser Kpop, tiga di antaranya adalah konser Backstreet Boys.

Kumerasa telah lulus wajib belajar Backstreet Boys.~~

Konser BSB formasi empat, tahun 2009.

Tahun 2009 mereka mengadakan world tour. Indonesia salah satunya. Akhirnyaa..

Berhubung jarak antara venue dekat kantor, ya sudah, cusss gue dan Tri memutuskan mendadak konser. Sampai di JHCC.. Wow, lengang ya bund.. Kita masih bisa lesehan di lantai. Rasanya tidak banyak kenangan yang berkesan selain setting panggung seperti menghadiri seminar motivasi. Mungkin karena gue tidak update dengan album terbaru mereka, maka konser ini terasa biasa-biasa’ saja.2.

Konser NKOTBSB, tahun 2011

Kali ini adalah koalisi dua fandom yang berjaya pada masanya. NKOTB dan BSB. Sepertinya tidak pernah terbersit sedikit pun di benak gue untuk menontonnya. Kala itu Aidan masih bayi dan full ASI. Dahlah. Ribet.

Tapi, setiap hari gue selalu dihadapkan opsi, mending menyesal sudah datang ke konser atau menyesal tidak menonton?

Akhirnya pada hari H. Jumat jam 5 sore, waktu itu gue, suamik dan bayik sedang berenang di sport house dekat rumah. Sambil kecipak-kecipuk zonk, gue curhat..

Gue          : “Hari ini NKOTBSB konser pi.. Aku pengen nonton, tapi belum beli tiketnya juga sih.” ~seperti biasa suamik pasti nggak ngerti~
Suamik   : ” Ya udah, nontonlah. Kapan sih?”
Gue          : “Nanti malam. Jam 8 di Ancol.”
Suamik   : “HAAAAA!! Kenapa baru bilang sekarang?”
Gue          : “HHHHH. Yhaaa…*angkat bahu* namanya juga in the name of...”
Suamik   : “Kamu pengen banget? Ya udah siap-siap sana.”
Gue           : “BENERAN?!!”

Ini suamik kesambet apa ya? Penunggu kolam renang? Mas-mas tiket, maksudnyaa..

Langsung dengan kekuatan fangirling, kami gedabrukan memasukkan semua kerempongan bayik ke mobil. Jumat malam, rush hour, 1,5 jam menjelang konser pulak. Udah gila..

Untung saja, jalur kami arus balik. Suamik nyupir udah macam pedagang dikejar satpol PP. Apalagi kami hanya mengandalkan aplikasi waze.. yang dibaca weiis.. alias, weiiss.. mase ngebuuut...

Eh, ternyata tidak terlambat loh. Magic.

Yang paling berkesan tentu saja NKOTB. Mungkin karena mereka idola Dewi kecil, di mana sewaktu minta nonton NKOTB ditolak Bapak Ibuk. Huuuuu..

Nah, sepulang konser, ketika bermacet-macet menuju pintu keluar, kami bersisian dengan bus berisi para personel NKOTBSB. Mereka ternyata bisa seperti kita. Sama-sama menatap hampa ke arah antrian mobil di sekitarnya. 🤣🤣🤣🤣. Kok penonton dan yang ditonton sama-sama menyedihkan begini sih? Again, dahlah..

***

Tahun-tahun pun berlalu.

Tahun 2013, gue dikejutkan ketika mendapati video klip terbaru Backstreet Boys dengan lagu In World Like This.

Maygaaat!!

Kevin is Back. Mereka kembali dengan formasi semula. YAAAAAYY!!!!!!

Aduh, lagunyaaaa.. membuat semangat sekali. Mereka bertambah gemuk ya. Iya, selebar gue, fansnya.. Tapi gue suka sekali dengan Backstreet Boys di usia 30-an ini. Para pria-pria ini telah menjadi Hot Daddy in World Like This, yunaauuu..

Kevin makin matang. Berbeda dengan dulu, kini porsi solo dengan suara bass-nya semakin banyak.

Nick, masih menjadi pria tampan dan cempreng di group. Brian yang ternyata pernah memiliki masalah dengan vokalnya ternyata masih sempuna. Howie akhirnya kembali dengan rambut normalnya yang gak direbonding.

Tapi, mata gue tertuju ke AJ. Rasanya dia yang paling sukses metamorfosisnya. Mengingat dia adalah satu-satunya personel BSB yang paling bad boy. Kalau dulu, ih jauh-jauh deh.

Trivia, tahukah teman-teman, siapa tokoh yang berhasil menyadarkan AJ untuk kembali ke jalan yang benar?

Kevin.

Iya, Kevin yang menurut gue paling tidak ada perannya sama sekali ternyata dia yang menjadi kakaknya cowok-cowok ini. Selain itu, dia yang membawa Brian, sepupunya, sebagai anggota terakhir BSB. Itu adalah satu-satunya hal yang paling disyukuri dan diamini oleh semua anggota BSB.

Tapi seperti biasa perkembangan mereka hanya sebatas ada di dalam playlist Youtube gue.

***

Maret 2019, ada informasi Backstreet Boys akan melakukan world tour.

Lalu gue melihat harga tiket pre-salenya. Alamak, harganya membuat mata ini mencelat keluar malas balik lagi.

Tapi berhubung gue penasaran menyelesaikan wajib belajar BSB sebelum jadi nenek-nenek, maka hayoklah. Kembali, gue dan Tri, si duo minions yang buta konseran datang ke konser BSB.

***

Karena dirasa masih kurang begadang, akhirnya 2 minggu sebelum konser, gue, si budhe-budhe ini ingin menambah pundi-pundi uban di rambutnya. Caranya gue buat beberapa design kaos yang rencananya akan dipakai di konser nanti. Ingat, kalau mau alay jangan tanggung.

Fix sudah selesai, dan kubaru tau, ternyata Joice the teacher juga akan nonton dan kita rencananya memakai kaos yang sama. Yay.

***

Hari konser tiba. Setelah drama tiga minggu yang mblokek ini akhirnya mamak-mamak butuh hiburan ini berangkat.

Gue sudah sampai di venue pukul 17.30.

Seharusnya gue-Tri bertemu Joice dan temannya di gate, tapi karena Tri belum sampai, akhirnya Joice masuk ke dalam.

Sambil menunggu Tri, gue jajan di “kantin”nya. Rencananya ingin membeli beberapa snack yang akan gue selundupkan ke dalam. Padahal gue tahu pasti ada pemeriksaan. Thanks loh brain..

Pukul 18.30

Akhirnya gue bertemu Tri dengan gojeknya yang kesasar entah ke mana. Haduuuh, antrian sudah mengular.

Tapi tidak ada yang mengalahkan eforia buaaahaaaagiaaaaak ini. Baru bertatapan dari jarak beberapa juta cahaya lampu saja kita sudah loncat njerit-njerit cekikikan kegirangan.

Sambil berjalan ke gate, sebelumnya foto dululah dengan banner BSB seperti rakyat kebanyakan. Mayan, biar sosial media ada kontennya.

Tapi antriaannya naujuubilaaahh..

Berhubung kami sudah memasuki waktu Indonesia bagian malu-foto-foto-sambil-dilihatin-orang, akhirnya kita pergi melenggang mencari spot banner lain yang lebih sepi.

End up foto dengan poster larangan membawa benda-benda ke venue. Pantesan sepi, Madonnaaa.. Tapi tetap, foto iya, memperhatikan informasi, tentu tidak.

Sampai di gerbang pemeriksaan. Lupak kalau tidak boleh bawa masuk botol minum. Langsung sebotol air mineral kita habiskan di tempat sambil berdoa semoga nggak kepuyuh-puyuh.

Selesai dengan air mineral. Masih semangat masuk gate.

Blaiik.. Lupa. Ada pemeriksaan snack.

Padahal gue dan Tri sudah saling mengingatkan untuk menyembunyikan snack. Kalau bisa, di lipatan ketek paling dalam. Sudah foto dengan bannernya pulak. Tapi, mamak-mamak ini malah memposisikannya tepat di permukaan. Jadi, ketika tasku dibuka.. tadaaaa, haeee mbaaa.. Itu coklat memanggil mbak-mbaknya dengan nelongso.  Dasar sawi layu.

Lalu Tri? Tidak hanya kacangnya disita, dia pun diinterograsi memakai bahasa Inggris. “Dew, apa gue mirip imigran gelap ya?” Aseli ngakak nyembur dengarnya.

***

but first elfie. pret, ini situasiyon ketika semua sudah disita

Begitu sampai dalam kami berusaha merangsek maju ke depan mencari Joice yang posisinya di samping kanan panggung. Tapi di depan sudah padat, Akhirnya, kami mentok dan berdiri di depan tribun VIP. Anggap saja kita VIP jalur jelantah.

Satu jam berlalu yang rasanya seperti satu jam lamanya.

Selama itu pembahasan yang terjadi apalagi kalau bukan, kabar anak-anak. #eaak

Sudah ngobrol sana-sini, check.
Sudah diketawain mbak-mbak di sekitar karena ternyata banyak yang senasib seper-emak-kabur-liat-konser-sebentar, check.
Sudah nguping kanan-kiri, check.
Sudah jadi bintang tamu stories warga IG di depan kami, check.
Sudah pegel berdiri dan menyesal nggak bawa koyo, check.

Mati gaya, akhirnya pandangan kami mengamati balkon VIP.

Jika tribun VIP dipenuhi mbak-mbak cantik siap masuk IG dengan hestek OOTD, yodalahyaa.. sudah biyasa. Tapi di samping kami ada beberapa penonton yang… yah.

Tri       : ” Dew, liat arah jam tiga lo.. Itu, nah itu mas-mas itu.” Seketika kami berdua cekikikan karena mendapati dua orang mas-mas di samping kami yang jauuuuh sekali dari gaya-orang-mau-nonton-konser. Lebih mirip penampilan menantu sedang dihukum mertua. BAHAHAHAHAHHA duh mas mending kursinya buat kita aja.
Gue     : ” Tri, liat arah jam 1?”
Tri       : ” Iye gue tau.. iya gue tau” Ini pembahasan kami ke arah Ibu-Ibuk yang secara penampilan pasti akan sibuk memberi dakwah bahwa musik apalagi menonton konser itu haroomm harooom…🤣🤣🤣🤣

Soalnya kita tidak bisa menilai kadar iman dan intelegensia para penonton VIP yang rela merogoh Rp 5 juta untuk 2 jam menikmati konser. Mau nggak mau, kami menilai berdasarkan tatapan-tatapan hampa mereka. Dan menemukan mereka yang, entah mengapa gue bisa nyasar di sini, kan memberikan hiburan tersendiri..

Pukul 20.00

Setelah pembukaan yang diawali dengan lagu Indonesia Raya, tiba-tiba lampu seluruh hall padam. Lampu laser mulai menari-nari acak. Suara menggelegar. Masing-masing profil ditampilkan macam tokoh2 Avenger End Game. OMG, bahkan dari sound system dan permainan lighting-nya saja sudah jauuuh lebih bagus dari dua konser BSB sebelumnya. 

Seperti biasa, jeritan-jeritan cempreng (termasuk akiyuh, tentu saja) membahana, tangan-tangan dengan HP menyala sudah sibuk mengudara. HHHHH. Ya sudahlah. Mari bergabung dengan mayoritas yang ikut merekam konser meskipun hanya mampu sebentar karena ternyata… ya labu siaam.. pueegeel mbokneeee.

Rasanya konser ini adalah 2 jam terbaik selama karir BSB gue.

Mungkin karena ini konser comeback sekaligus merayakan 26 tahun BSB. Tidak pernah kukira ternyata gue bisa menitikkan air mata.

33 lagu, 2 jam, koreo apik, suara yang prima, didukung sound sistem jernih. Begitu nyaman mendengar harmonisasi suara mereka menyanyikan hampir semua lagu hits. Stamina yang juara tapi vokal gak kemana-mana. Belum lagi lighting yang hanya bisa membuat kami hooh haahh… hooo.,. haah...Haahh. Aselik, mirip kang jual keong.

Terutama ketika mereka accapela. Gue akhirnya menyadari BSB ini bukan sekadar boyband yang ‘lumayan’.

26 tahun adalah bukti bahwa mereka ini adalah sekelompok pria yang bisa bernyanyi. Suara-suara mereka sangat berbeda tapi karakternya begitu menyatu. Tipe suara cempreng, bass, dan tinggi ternyata jika digabung bisa sangat enak sekali didengar.

Belum lagi koreografi dance mereka. Jangan dibandingkan dengan Boyband KPop apalagi di puncak usia mereka ya. Tapi minimal, sebagai pria usia 40-an, gerakan mereka dance mereka masih nyaman dilihat. 

***

Sungguh konser 25 tahun yang melebihi ekspektasi.

Senang, puas, kami keluar tertib dengan hati bahagia.

Akhirnya ketemu Joice. 

Demikian cerita sekaligus pembukaan kembalinya aku ngeblog. Aseli kaku sekali rasanya. Sebagai penutup, gue sangat merekomendasikan teman-teman untuk mendengarkan mereka bernyanyi akustik di Youtube.

Semoga di masa menyedihkan seperti saat ini bisa sedikit terhibur dengan lagu-lagu BB ya. Sebagaimana gue mendapat sedikit semangat dan kebahagiaan hanya dengan mendengarnya..

Diterbitkan oleh

dewi

Traditional dancer dan Illustrator yang aselinya malas nonton drama korea, pengennya masak-cuci piring aja..