
Penekanan sekali lagi… Sebelum. Gue. Memiliki. Anak… Setelah memiliki anak, semuanya berubah total.
#emaklebay resign dari kantor
Menjadi working mom terutama ketika baby masih ASI eksklusif ternyata beraat. Gue sempat mencobanya sebelum akhirnya menyerah.
Banyak sekali faktor yang membuat gue memutuskan untuk resign:
- MACET. Berhubung rumah gue ada di Sewenjen Sawangan macet city. Gak usah diceritain, udah enegh duluan. Pokoknya jijay bajay najis buncis.
- Malas pumping asi.. karena.. pumpingnya… di… TOILET (iyuuuuhh)
- Babysitter berada di opsi paling akhir. Iya, gue parnoan.
- Berhubung berat gue waktu hamil seperti beruang kutub, jelas saja masuk kantor badan ini gedenya masih mak HO-HAH. Babon bison aja lebih bahenol. HUH.
- Gue tidak bisa multitasking. Sering apa yg sedang gue pikirkan dirumah rancu sama urusan pekerjaan gue.
Pernah suatu hari gue menelepon rumah menanyakan bagaimana kabar bocil. Baydeway ada aturan di kantor setiap mau telpon harus disambungkan melalui operator,, jadi ada jeda beberapa saat sebelum tersambung dengan si penerima telpon.
Lagi enak2 bengong membayangkan makan enak tapi badan menjadi kurus, tiba2 telepon gue diangkat,,
gue : Halo, selamat siang.. eh apa kabar Bu? (Lupa gak tau mau telpon siapa)
si mbak : ya halo bu (pasti heran kenapa si Ibu kok jadi formal banget)
gue : eh tolong ecariin iklan? eh salah cariin taksi dong.. eh tunggu ini gue sedang ngapain ya?
si mbak : bu… Ibu gak kenapa2 kan? (dan si embak pun bingung)
Jika ditanya sekarang sibuk apa, jawabannya sesimpel “dirumah saja”. Simpel ya.. Tapi kenyataanya, kok gue lebih sibuk dan capek dibanding waktu masih ngantor yah? Bahkan dengan beban pekerjaan gue yang paling berat sekalipun.
Apalagi dirumah saja dengan bos kecil yang pada waktu itu belum bisa bicara jadi nggak ngerti apa maunya dia.
Bos kecil : ” Amenyaaa menyamenyaaaaa…” (tunjuk2)
Gue : ” Mau apa? Main?” (masih sabar)
Bos kecil : “ Mantemanteman temaaan,,, AAAAAKKK…” (gebrak2 mejanya)
Gue : ” Teman-teman?… teman-teman apaaan?”
Bos kecil : ” Tekeetekek tekeeetekekkk…”
Gue : ” Heh? Ketek naik gethek?” (oh Tuhan tolooong)
Bos kecil : ” AAAAAKK….brep..ammbrrr” (lalu nangis mbeker-mbeker)
Gue : –> frustasi
#emaklebay ngajarin bocil toilet training
Kalau berurusan dengan buang air kecil, bocil tidak terlalu menghebohkan. Kalau pipis dilantai, tinggal diganti celana sambil diajak membersihkan genangan air pipisnya. Dan jika bocil sedang pipis di kamar mandi, gue tinggal menjadi cheerleader yang paling heboh sedunia.. mirip2 para Chibi2 laah cuma harus di zoom in 300%.
Gue : (sedang melangkah gontai ke dapur)
Bocil : “Mammiii… mandii..” ( gelisah… jalan mondar mandir.. pose gaya ngeden)
Gue : “Ekok tumben? biasanya harus ngajak mainan bedhol desa ke kamar mandi”
Bocil : ” Mamiii… Mandi,,, I’ik.. Be’ul” (geret2 baju gue dan menunjuk kamar mandi)
Gue menemani dia duduk di toilet sambil mengejan.
Gue jongkok menghadap toilet.
Jarak Gue dengan toilet hanya beberapa inchi
BHUHUHUHUHU mimpi apaa gue semalam? Demi apaaa gue harus harus berjarak 6 cm dari toilet? Ni toilet tinggal minta dicium ini mah.

Sekarang jika bocil minta ditemani poop gue sudah punya trik khusus. Membayangkan saja toilet itu sebagai Jim Sturgess. Lumayan kan selama beberapa menit close up dengan mas Jim Sturgess….
Plakeplakkeplak Plakeplakeplaaak…. Yakalik si JimStu mau disama’in sama toilet.
Rutinitas sehari-hari #emaklebay dan si bocil

Berhubung ilmu ndapur gue masih sedangkal kubangan kodok, maka banyak bahan2 makanan yang baru gue kenal saat memberikan makanan pendamping ASI/MPASI ke bocil. Ini contohnya:
- Bit. Kalau lagi pengen bocil merah belepotan seperti edward cullen, sajikan menu bit yang merah menggelenyar ini.
- Misoa. Ih baru tau, kalau suami bs dimakan 😀
- Butternut pumpkin yang sekelas dengan Kabocha. Ish gue kan gak pernah masak begonoan. Pernah beli buternut pumpkin di supermarket dan alamakjaang ajigilek jabang boker. Mahal banget!! Beli sebuah, eee akhirnya yang terpakai cuma sejempit,,,
- Zuchini. Benda apaaaa ituuu? Ternyata zuchini ini adalah terong jepang. Hati2 salah beli ya karena bentuknya beda tipis dengan timun jepang.
Suatu hari terjadi percakapan dengan Mbak Ida, PRT mertua gue, ketika gue masak di rumah mertua.
#emaklebay melatih bocil belajar makan


Untuk mempertahankan konsentrasi bocil makan gue perlu usaha ekstra untuk membuat dia tidak bosan. Begini kronologisnya:
Bocil : “Aaaakkk,,, maamama mamammm” (semangat mangap di tiga suapan pertama)
sepuluh menit kemudian
Gue : ” Aaamm,, aaaakk” (bersemangat padahal tampilan makanan di mangkuk sudah nggak mbejaji)
Bocil : “mmmmm” (melirik bosan dengan mulut terbuka hanya membentuk garis tipis)
Gue : (mengeluarkan perlengkapan makan lengkap dengan isinya)
Bocil : “Aweyaa,, weyaweyaweyaaa,,,”
Gue : ” Hyongalah thole leee.. kamu lagi mandi kembang?” (menghela nafas dengan berat, seberat badan gue. Mungkin bocil sedang terinspirasi oleh Ponari)
Ilustrasi yang terjadi kemudian adalah bocil makan sendiri. Dalam artian makanannya diublegh-ublegh, air minum jadi kobokan. Makanannya di pegang-diremat-dihayati rasanya-lalu dimasukkan ke gelas. Tidak lupa airnya diminum, setelah dirasa nggak enak, kobokan itu berakhir untuk mengguyur kepala dan mukanya.
Tetangga : “Ya ampuuuunn keren aidan masih mau ya duduk dikursi. Eh Itu koran buat apaan?”
Gue : ” Buat alas kalau bocil mulai bermanuver”
Tetangga : “Jadi mirip karjo-nya mertua gue” (ngakak)
Gue : ” Siapa Karjo? Hari gini masih ada baby yang namanya Karjo?”
MAMAAAKK… mirip sesi makan burung mertuanya tetangga gue.
ngakak gueeeeeeee…
SukaSuka
cepeee.. aahaaayy
ngakak kan? pasti mirip-mirip ama Tura kan? (hidih nyari temen)
SukaSuka