I’m no Supermom..

Halo semuanyah.. yang lagi leha-leha waktu bocil tidur, mana suarahnyaa??!!
Kali ini gue mau berbagi kabar ah, sebagai emak yang rempong gak punya asisten cerah ceria bahagia pengen deh ah nulis cerita yang serius bikin murus2 sampai keluar ingus, tapi kok gak kurus2..
Beberapa hari yang lalu, tiba-tiba gue ingat OST Scrub yang judulnya I’m no Superman..
Apa hubungannya coba dengan gue.. Yang pasti walaupun kami memiliki kesamaan rambut kriwil, bedanya dia ganteng banget,, gue ganteng ajah. Maksudnya memang gue bukan superman, secara:
  • Gue nggak pakai celana dalam diluar, dan jubah gordyn masih rapi nempel di jendela.
  • Ukuran baju gue L dengan lemak pathing pechothot kemana-mana. Superman? Noh.. mentang-mentang size S aja ngguayaa dipajang segede gambreng.
  • Terakhir gue cek, gue gak punya u’ul.. apa itu u’ul? yaaagituuudeh…
Kembali lagi ke dunia #emaklebay.
Tulisan ini hanya sebagai saluran rekreasi hati, bukan mau ngajari siapa-siapa. Idih, siapa gueh jadi emak aja belum ada 3 tahun… Tidak sedang ingin membahas pola pengasuhan anak itu sepeti apa, rencana sekolah dimana, mau kasih les apa, anak mau digimanain kedepannya, kurikulum seperti apa… apalagi pertanyaam abad ini yaitu : Kapan mau beranak lagi? Hhhhhh ntar dulu ah. #pretek-pretekkinjari #gakbisadipretekkin #abisjarinyamiriplengkoas
Orangtua mana sih yang tidak ingin anaknya tumbuh sempurna seperti anak2 yang jadi model iklan susu atau iklan popok di tvc? Definisi sempurna disini biasanya seperti layaknya yang kita tahu, anak sehat, pintar, gemuk, soleh, baik hati, ceria, tidak rewel, gampang diatur, kreatif, inovatif, inisitatif dan tif tif lainnya bukan tifatul sembiring tapinya. Yang menurut gue sesungguhnya semua itu demi ‘ego’ sang ortu (iya, termasuk gue).
Hasilnya pasti dong, semua yang terbaik akan diberikan dari awal kehamilan hingga tumbuh kembang sang anak. Mulai dari ASI eksklusif, MPASI homemade no gulgar, stimulus yang sempurna dan segala macam yang terbaik untuk anak.

 

Seharusnya siiih begitu….

Setelah melahirkan idealisme gue cuma satu, maunya semua-semua dikerjakan sendiri. Widiiiiih keren ya kalau gue bisa menjadi ibu yang sempurna bila semuanya gue kerjakan sendiri, mulai dari masak, mengasuh anak, dan lain sebagainya tinggal mpok harian aja yang beberes. #teruspingsan
Oiya, satu hal lagi, selain urusan anak, pasti keinginan semua mama adalah tampil cantik, menarik, langsing, dan awet muda selayaknya sebelum hamil . Hayolo, ngaku deh! Nilai bonus apabila sang mama masih memiliki peran di masyarakat atau diakui eksistensinya sebagai dirinya sendiri, tidak hanya sebagai Nyonya (isi nama suami) atau Mama (isi nama anak).. Intinya emak necis anak pun beres.
Iya, ngarepnya begini
atau yang kayak mba Angie deh

GUE JUGA PENGENNYA BEGITUU #adalahsesuatuhil #yangmustahal.

Tapi pada kenyataanya, ada pada suatu masa gue malas keluar walau hanya sekadar lunch bareng teman-teman (yang tidak membawa bocil) karena ini wajah kok ngelumut sekali. Sudah bukan era muka tembok, tapi tembok derita inimah. Sementara itu mommy-mommy kece seperti ini banyak dijumpai dimall-mall ciamik. Mama anggun berjalan dengan anak batita-balitanya yang cute tanpa ada kerepotan dan kekacauan sama sekali. Iya, dibalik mama kece terdapat barisan mbak squad yang membantu kelancaran rumah tangga.

 

 …. lalu kembali ngemil koko crunch…

Sekarang ini gue gak punya asisten,, Dirumah saja dengan bocil dan suami. Apa bener gue sanggup mengerjakan semuanya sendirian?

Nih ya sebagian Idealisme versi gue:
  1. Idealnya No TV buat anak tuh sampai 2 tahun. Tapi itu hanya berlaku sampai usia setahunan.. ya gimana nggak, supaya gue bisa masak.. (anak gue belum waktunya untuk ikut bermain-main didapur) akhirnya gue setelin TV. Seringkali gue midnight cooking. Tapi tetep aja kalau anak gue sedang dapat inspirasi pengen GTM, akhirnya sambil nonton TV deh..
  2. Idealnya makanan anak tuh homemade dan no gulgar sampai 2 tahun. Aduh, aselik gue gak sanggup dengan para supermom diluar sana. End up, di usianya yang belum menginjak 3 tahun anak gue sudah kenal yang namanya makanan mall.
  3. Idealnya tuh no gadget buat anak gue. Lebih tepatnya sih karena keteledoran gue,, 2 laptop hampir kritis nyawanya karena ketimpa anak gue yang sibuk eksplorasi.
  4. Idealnya tuh gue pengen kece, rambut indah tergerai dan tidak tampak gurat-gurat kelelahan serta kantong mata sebesar kantong doraemon. Apadaya rambut lebih sering gue uwel-uwel gak karuan lagi bentuknya.
  5. Idealnya tuh, bunda punya waktu me time untuk bertemu teman-temannya diluar urusan domestik. Tapi susah beroooh, karena biasanya kalau ketemuan, anak gue selalu mengintili. Pernah tuh waktu ngobrol dengan teman, gue malah seperti sedang nerima rapor, bocil akan diinterview bagaimana kemampuan intelegensianya secara social-linguistik-motorik endeswei endeswai. Oh kemon,, nggak bisa ya kita hanya sekadar ngobrol…walau kenyataannya gak bisa fokus ngobrol juga si.
Terus dengan semua-muanya gue kerjakan sendiri, apa dampaknya buat Aidan?
Kalau gue sedang berkutat dirumah apakah dia protes, nggak.. dia nggak protes karena bila dia menginginkan, gue selalu ada disampingnya, nemenin main, beraktivitas selayaknya anak2. Tapi apakah hati gue ada untuknya, apakah bocil hanya mendapatkan sisa waktu, tenaga dan pikiran gue yang sudah keburu kelelahan?
Seringnya yang terjadi walaupun gue ada disebelahnya, tapi mata dan tangan gue sibuk dengan handphone. Terus kalau begitu, apa bedanya gue yang dirumah saja kurang rekreasi hati dengan gue yang masih bekerja kantoran?
Terkadang timbul perasaaan bersalah ketika melihat bocil tidur, begitu baiknya dia mau menemani gue sehari-hari dan tidak pernah protes walaupun muka gue udah kayak kain pel kucel yang belum diperes.
Jadi banyak pelajaran yang sudah gue dapat dari ketidaksempurnaan gue sebagai istri dan ibu. Intinya yasudah laaah yaaa, simpelkan semua persoalan yang ada… Emang gue bukan supermom kok, tapi paling nggak gue harus happy dengan diri gue sendiri sebelum anak dan suami happy berada didekat gue.
Apa yang perlu dibuat simpel? :
Jo In Sung yang selurup-able
  • Kalau lagi bencik banget dengan penampilan, lakukan make over.  Selamat tinggal rambut yang sering kesangkut-sangkut kalau lagi gendong bocil. Tapi berhubung rambut gue mirip brokoli kurang pupuk akhirny gue minta model rambut anti jambak. Lumayan sudah gak mirip Joey NKOTB tapi lebih mirip sama abang Jo In Sung.
  • Masak? Kalau gue malas masak, sekarang gue menggunakan jasa katering rumahan. Bukan apa-apa gue  masaknya gak seberapa, dapur gue meledaknya mirip dapur umum kalau lagi ada kenduren. Kenduren gak tau? itu loh Ibu kota Sulawesi Tenggara,, eh itu Kendari ya,, maksud gue Kenduren itu kena duren,, #tapibukandudakeren #dadah-dadahkeMikeLewis
  • Cuci-setrika. Halo laundy kiloan.
  • Permintaan gue sama suamik adalah dipersering liburan,, walau itu hanya sekadar mudik ke Lampung berenang dipulau Kelagian. Yang belum tau pulau Kelagian, silahkan berkunjung kesini ya. Lebih jelas dan bagus foto-fotonya dibanding punya gue
Ya begitulah cerita gak penting kali ini. Kesimpulannya I’m no Supermom .. tapi I’m hot Mama in the kitchen yoooo *definisi: Emak didapur kepanasan yoo*

Untuk pengingat bahwa gue memiliki bocil yang perlu didampingi tumbuh dewasa, gue mau kutip puisi dari bukunya Anak Juga Manusia. Sebagai pemilik shio hati sensitif dan zodiak cengeng, gue berkaca-kaca membaca puisi ini. Gue tulis ulang untuk pengingat seandainya gue mulai berubah menjadi Vampir Bella Cullen,, eh salah maksudnya berubah jadi mamak-mamak monster.

LIHATLAH AKU
Mami, Papi, tolong jangan risaukan apa yang belum dapat kulakukan, lihatlah apa yang sudah dapat kulakukan, lihatlah lebih banyak kelebihanku.
Mami, Papi, aku memang belum bisa berhitung, tetapi lihatlah, aku bisa bernyanyi dan selalu tersenyum ceria.
Mami, Papi, jangan keluhkan aku tidak bisa diam, lihatlah energiku ini, bukankah kalau aku jadi pemimpin aku butuh energi sebesar ini.
Mami, Papi, jangan kau bandingan aku dengan anak lain, lihatlah, aku tidak pernah membandingkanmu dengan orangtua lain, aku hanya satu.
Mami, Papi, jangan bosan dengan pertanyaan-pertanyaanku, lihatlah besarnya rasa ingin tahuku, aku belajar banyak dari rasa ingin tahu.
Mami, Papi, jangan bentak-bentak aku, lihatlah, aku punya perasaan, seperti engkau juga memilikinya, aku sedang belajar memperlakukanmu kelak.
Mami, Papi, jangan ancam-ancam aku, seperti engkau juga tidak suka diancam orang lain, lihatlah, aku sedang belajar memahami keinginanmu.
Mami, Papi, jangan lihat nilaiku yang rata-rata, lihatlah, aku mengerjakannya dengan jujur, lihatlah, aku sudah berusaha.
Mami, Papi, aku memang belum dapat membaca, tetapi lihatlah, aku dapat bercerita, pada saatnya aku akan bisa, aku butuh engkau percaya.
Mami, Papi, aku memang kurang mengerti matematika, tetapi lihatlah, aku suka berdoa, dan aku senang sekali mendoakan yang terbaik untukmu.
Mami, Papi, aku memang banyak kekurangan, tetapi aku juga punya kelebihan, bantu aku, agar kelak kelebihanku berguna bagi sesama.
Mami, Papi, hubungan kita sepanjang zaman, bantu aku mengenalmu dengan ara aku belajar bagaimana engkau mengenalku.
Mami, Papi, aku ingin mengenangmu sebagai yang terbaik, ajari aku dan lihatlah yang terbaik dariku sehingga aku bangga menyebut namamu.
Mami, Papi, semoga kita punya cukup waktu untuk saling mengenal dan memahami, aku belajar melihatmu dari cara engkau melihatku. 

Diterbitkan oleh

dewi

Traditional dancer dan Illustrator yang aselinya malas nonton drama korea, pengennya masak-cuci piring aja..

4 tanggapan untuk “I’m no Supermom..”

  1. Ah, bagus banget puisinya! Jadi semakin mengingatkan supaya sy bisa berusaha jadi Ibu yg baik utk 2 anak sy.
    Btw, anak Dewi namanya Aidan, samaan kita! Anak sy yg ke 2 namanya Aidan 😃

    Suka

    1. iyaaa utk reminder yaa,, smoga kita bisa terus belajar jadi ortu yg lebih baik lagi..

      waaaaah samaaan!!berarti kita memang keren (yeee, apaasiiih?).. salam kenal ya adek Aidaaan…

      Suka

  2. Hiks bener banged mba, saya juga kelelahan mengikuti & menerapkan definisi ideal pada anak pertama, ASIX, nyetok ASIP, MPASI no gulgar, naik tekstur, umur sekian boleh makan apa ya, dan rajin browsing materi kemampuan anak sesuai usia. Nah pas anak kedua malah lebih rileks & santai, ga baper klu dikomentarin, ada cheating juga soal susu & gulgar tapi jauhh lebih enjoy. Karena anak sehat & ceria berawal dari ibu yang bahagiaahh

    Suka

    1. Hai mba Deasy.. (bener kan namanya).

      Ih aku lupa loh pernah nulis beginian, pasti jaman galau baper dulu kala.. Iya mba, bener.. stres kalau mau diikutin yang ideal itu hihi.. (pdh anak baru satu, dan masih sering baper juga hihi)

      Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar