Dunia dalam Drama korea.

Emang apa sih bagusnya drama korea? Bukannya ceritanya hanya tentang kisah cinderella dan suka ngga masuk akal yah? Lah emaaaang iyaaaa… Kalau masuk akal bukan drama korea namanya, tapi drama kehidupan..

Tapi meskipun sukak, gue pun sempat kok mengalami masa jenuh. Baru lihat drama korea lagi dua tahun yang lalu sewaktu ada serial That Winter The Wind Blows.. Itulah awal gue balik maning ke hobi lama.

Saking selonya, gue suka googling Korean Artist before-after-plastic-surgery. Kesimpulannya. Ya sutralahyaa dimaklumi saja. Selama wajah yang dari sononya sudah ganteng dan cantik boleh kok diperbaikin sana sini.. Tapi kalau make overnya sampai benar benar berbeda dengan aselinya, yang ada gue lihatnya ngilu.. Kayaknya artis-artis ini kok jadi susah gerakkin muka, belum lagi rahangnya sampai digerus. Ouuch

Kembali fokus.

Jadi sekarang suka lagi nih dengan drama korea? Iya, sejauh ini sih favorit gue masih yang bergenre romantic comedy dengan OST yang satu frekuensi. Sudah capek kakak kalau masih harus nangis lihat permasalahan yang ada di dalam drama korea. Maunya yang bikin ngakak-ngakak aja, oh iya dan pemerannya harus yang sudah eksis sejak 15 tahun yang lalu ya. Jadi hei kau artis muda jebolan para idols, kecuali kau Lee Min HO.. dada babay dulu yaa..

Satuu lagi, gue ngga menyarankan semua harus suka sama drama korea. Tapi kalau kalian mulai suka dengan drama korea, ingatlah ada satu resiko yang harus dihadapi. Apalagi kalau bukan …

… BEGADANG …

cr. to dramatroll.net

Lanjutkan membaca Dunia dalam Drama korea.

Apa Nama Anak Perempuanku?

Lagi browsing sana sini sampai akhirnya nyasar kesini iiiih… foto-foto baby girl-nya kiyuuuut-kiyuuuut deh… Jadi pengen banget punya anak cewek untuk adiknya Aidan a.k.a Ottoboy.

Belajar dari pengalaman, sebelum menjadi orang tua seharusnya gue sudah mempersiapan diri secara fisik-mental-emosional untuk menjadi ibu. Tapi apa daya, selain belajar kehamilan gue malah sibuk cari nama bayi.Ya iya sih, cari nama untuk anak harus serius gak asal-asalan kayak yang pernah gue posting disini. tapi yang penting jangan melupakan belajar ilmu parenting. Padahal pada kenyataannya nama anak itu ternyata berdasarkan ‘rasa’.

Iya, perasaan yang muncul tepat ketika kita melihat si baby terlahir ke dunia. Jadi walaupun nama yang kita siapkan adalah Justin Bieber, misalnya, tapi ketka baby lahir kita merasa seharusnya menjadi Farhat Abass.. ya sah sah sajaaa… kalau mau menggunakan itu.

Terus, buku-buku alternatif nama bayi itu untuk apa? Ya untuk mempermanis perjalanan gue menjadi orang tua… #ceileeeeh #langsung_berubah_jadi_Ibu_teladan
Dan percayalah, dibandingkan anak cowok, nama-nama anak cewek itu buanyuaaak lucu-lucu dan bagus bagussss deh.. Alasan cupu kenapa gue suka dengan anak perempuan, ya karena namanya keceh-keceh.. Kalau gue diberi kepercayaan untuk hamil kembali dan diberikan anak perempuan, trimester pertama yang gue lakukan mungkin tetap lihat-lihat nama anak cewek.
Maaf ya bukan maksud apa, tapi pada kenyataannya sudah pasti dong nama anak-anak masa kini, terutama perempuan pasti keren-keren dengan pelafalan yang susah. Rasanya jarang ya baby perempuan bernama khas Indonesia seperti
  • Sukmini, Ngatini, Mardiah, Tukinem (era 50-an),
  • Tuti, Widyawati, Melati, Puspa, Camelia (era 60-70-an)
  • Desi, Lia,  Dewi, Santi, Rini (era 70-80an) . Eh ini 2 yang terakhir sih nama mbak-mbakku
  • Kayla, Nabila, Shafina, Nayla, Thalita, (era 2000-an)

Sekarang.. Apapun namanya yang penting minimal tiga suku kata dimana konsonannya harus lebih banyak jumlahnya. Kalau berbau arab, latin atau barat lebih sempurna.

~~~ Nah bayangkan ketika sedang antri untuk pembuatan KTP, betapa selain fakir miskin dan anak terlantar kita perlu mengasihani petugas pencatatan sipil ~~

edisi namanya panjang banget
 Petugas       : “Nama siapa?”
cewek           : ” Lady Gaga Tolong SayaDicintaiTidakUntukDisakiti”
Petugas        :  …. (ini nama apa hestek alay galau?)


edisi namanya pendek tapi susah banget 
Petugas                      : “Nama?”
cewek berikutnya       : “Laetitzhsia RhashyahaqueShaskiyash”

….. lima jam berikutnya….

edisi nama penonton Inbox sama Dahsyat
Petugas                        : “Nama”
cewek antrian ke-100   :  ” Citralalatrilili Lalala Yeyeye Wekawekaweka..
Petugas                        : …. (tampar aku mas, tampar aku)

~~~ demikian salah satu kronologisnya, mohon maaf apabila ada kesamaan nama dan kisah~~

Nah dalam pencarian nama untuk anak, biasanya gue berdua suami akan sama-sama sibuk mencari alternatif nama. Walaupun pada kenyataannya keputusan berada di tangan gue dan suami harus nurut dong:

Hingga terjadi salah satu percakapan antara istri yang kurang kerjaan dan suami yang sibuk nanggepin istrinya yang sedang kurang kerjaan:

Gue             : ” Kalau kita punya anak cewek, aku  mau kasih nama yang berbau Rusia.”
Suami         : ” Siapa Fretilin, Putin, Pilin-Pilin?”
Gue             : ” Hhuoopoooh,,, aku pengen kasih nama Tatjana.. Keren ya,, Nanti pelafalannya Taaatiaaanaa.. Kayanya cewek yang namanya Tatjana itu. Cantik misterius gituuukaaan.. Yakaaan?”
Suami         : “….”  Terdiam
Gue             : ” …”  Yess! Usul sepertinya diterima nihh
Suami         : “…”  sepertinya masih mikir

Yailaah kok lama banget, padahal hamil aja nggak ...

Gue           : ” Oiii.. Mas? Kepriben?”
Suami       : ” Ooo.. mmm Tatjanaaa.. Tatianaaa.. boleh aja sik…”
Gue           : ” Iya kaan,, cocok tu jadi adiknya Aidan. Aidan dan Tatjana. Nanti Tatjana jadi balerina..”
Suami       : ” Nah nanti panggilannya Tatik loh ya.. Jadi kayak temen kantorku yang suka ngurusin absen, namanya Mba Tatik… ”
Gue           : “…..” #errrr #uasemmm_tenaaan

Siya’ul. Jadi buyar imaginasi gue

Meet the Ottoboy

Halo,,, maaf ya kalau gue rada2 susah untuk mulai menulis lagi. Terlepas saking lamanya hiatus dari blogging, masuk ke blogspot setelah bedol desa dari multiply tetap aja kagok. Dengan adanya rumah kontrakan baru ini gue berniat kelarin draft2 postingan yang mangkrak sejak jaman kuda belum bisa gigit jari.

Q : Apa kabar sekarang? Gimana kabar kehamilan?
A : Doyan banget makan. Dalihnya sih over jackpot, padahal sebenarnya pembenaran gue untuk boleh makan apapun. Berat badan gue naik 26 kg dengan penuh semangat.. Hororrr banget. Kalau pernah ketemu gue pasti “Senggol langsung ngglundhung”. Badan seberat Bison, walau sepertinya si bison keberatan juga disama’in ama gue.   
 
Q : Persalinan?
A : Karena kurangnya info, gue tidak mencari RS yang pro kelahiran normal dan IMD. Jadi proses melahirkan yg gue lalui adalah separo persalinan normal, sisanya SC (iyak jadi gue dapat sakit dua-duanya). Saat yang paling menderita adalah ketika tiba saat harus diperiksa dalam,, padahal betapa bencinya gue dengan proses itu. Kesan pertama waktu ketemu alat vaginator saja sangat menyakitkan,, apalagi ini diobok2 melulu ciiiih ciiihh cuiiiih deh 
 
Q : Proses pencarian nama?
A : intermezzo
Nama suami gue Ottoman, sangat tidak lazim untuk nama pria Indonesia. Entah berapa episode dalam kehidupannya dia mempertanyakan arti namanya ke mertua gue,, 
jawaban mertua gue?
 
Nama kaisar Turki nak, selain itu karena kamu lahir di bulan Oktober dan putranya papa-Sulaiman,, Mama gabungin deh jadinya Ottoman.” 
 
Berangkat dari itu, kita berdua coba menggabungkan nama-nama kami,, siapa tau cocok untuk si baby. Dan hasilnya, bikin gak semangat:
  1. Deot    : kalo nanti peot, gimana?
  2. Odette : nama salah satu tokoh Barbie. Sementara itu, anak gue cowok. Ya gak papa sih kalau mau jd ballerina,, tp kan berabe kalo dia rebutan pengen jd Black Swan
  3. Ode     : errrr…. kenapa terintegrasi jadi overdosis ya?
  4. Detto   : beda tipis yah sama sabun higienis
  5. Tode   : misalnya nama panjangnya jadi Toderojing terojing terojing,, terorerorejing torejing torejing *nyanyik*
Berbagai variasi singkatan nama lainnya yang makin lama semakin maksain :p. Hingga pada suatu hari, suami gue sepertinya mendapatkan satu inspirasi:
 
Suami  : ” Dhek,, aku dah ketemu ide buat nama anak kita”
Aku       : ” Siapa mas?” (lagi sibuk gegoleran di tempat tidur, bisa bolak tapi gak bisa balik)
Suami  : “Kalo Bapaknya Superman, anaknya Superboy kan yah.” 
Aku       : ” Jadiik, mau ngasih nama superotto yaaa? Hyooongalah jangan to mas,, nanti adeknya Supermi loooh.”
Suami   : “BUkan, nih ya bapaknya Ottoman,, kalau anak cowok namanya Ottoboy, dan kalo cewek namanya Ottogirl. HeHe.”
Aku       : ” HEEEEHHHH????” (gue yakin bahkan si baby di perut pun mendadak terjondhil-jondhil)
Suami  : “Setuju kan? Perlu cari kostum dari sekarang.. kalau perlu yang kancut merahnya diluar ya Dhek.”
Aku       : ….*mendadak kontraksi*
 
Q : Apakah kemudian namanya jadi Ottoboy?
A : Tentoe saja tidak,, Walau nickname-nya Ottoboi, kami membuat nama yang sebenarnya beberapa saat sebelum deadline akte kelahiran anak gue harus dibuat. 
 
Demikian postingan kilat ini selesai dibuat,, draft ini sebenernya sudah ada sejak Aidan masih ASIX sekitar setahun yang lalu,, sekarang mah sudah toddler,, sudah melangsing tidak seperti bayi (sementara emaknya masih sibuk sering disangka hamil lagi).

 

radila rezani copy

 

Mommyhood eps : Meet the real Vaginator,,

Setelah menikah, gue pikir pertanyaan “Kapan Menikah” dan sejenisnya akan berhenti dengan sendirinya. Ternyata salah! Pertanyaan selanjutnya yang telah menunggu adalah
” Kapan nih punya momongan?“. Grrhhh…
Hampir selama 2,5 tahun gue mendapatkan pertanyaan yang itu-ituu saja. Berbagai jawaban2 pun sudah gue sampaikan, mulai jawaban diplomatis, cengar-cengir, pura2 gak denger, senyum kecut sampai pura2 lihat bintang di langit siapa tau ada Supermoon, terus gue kabur, sudah pernah gue lakukan.
Tapi memang belum juga bunting, terus mau diapain? Sampai kemudian..
***
  • Rumah Ampera, Februari 2010

Sekembalinnya gue dari trip ke Vietnam dan Kalimantan gue merasakan badan gue lelah luar biasa. Lelaaah sekali. Gue merasa ngga enak sepertinya ada sesuatu yang berbeda.

Kekhawatiran gue terutama karena gue menyadari sudah lebih dari satu setengah bulan gue belum mendapatkan haid. Walaupun gue sudah terbiasa mendapati jadwal haid yang mundur, tapi kali ini gue lebih berdebar-debar. Ketika gue mencoba untuk membeli test pack 2 buah, hasilnya benar2 membuat shock!

  • Shock liat test pack tahap 1 :

Testpack HCG. Subuh. Toilet kamar. Suara Gedubrak. Dan gue nangis

Gue           : ” HOUHUHOUU.. Byuh byuh duh Biyungee.. HUAA HUHOUHOUHA. ”

Suamik     : (kaget terjondhil-jondhil dan bergegas ke toilet) ” HAH KENAPA DEK? ”

Gue           : HOUHOUHOUHU mas… Ini lihat, masak tandanya positif bhuhuhu..

Suamik    : (masih kaget dengan rambutnya yang lebih mirip rambut-alay-gak-beres, yang pengen niru rambut Zac Efron-tapi-kena-badai-satu-si si) ” Ya ampun, kok bisa positif? Baca petunjuknya yang benar. siapa tau salah. Tuh kan 99% akurat, kali aja kamu yang 15-nya. Iya. Pasti begitu.”

Gue masih menangis, dan masku bingung harus gimana..

  • Shock lihat test pack tahap 2:

Testpack Sensitif. Subuh. Samping tempat tidur. Lihat hasil garisnya, gue nangis lagi (untung gak jatoh kayak dulu):

Gue         : ” MAAAASSS INI LAGI GARISNYA DUAA!!!.. BHOUHOUOHUHOU

Suamik  : *aduh ini kenapa bini gue nangis lagi?* ” Ntar dulu.. mungkin hasilnya salah juga.. eh tapi garis duanya nyata banget yah..”

Gue        : ” Terus gimana dong.. Aku hamil huhuhuuaaaaaa…”

Suamik  : ” Eh apa kita beli lagi test pack yang baru,,, Nanti aku yang coba test,, kali aja hasilnya juga positif. ”
Gue        : ” ….. Mas, oii! kamu lagi ngelindhur opo piye? ”

***

  • RS. Puri Cinere, Depok

Sesudah mencoba test pack, sudah saatnya kami menemui Obgyn. Berhubung rumah sakit terdekat dari rumah gue yang nun jauh di Sawangan adalah RS. Puri Cinere, maka meluncurlah kami ke RS itu untuk menemui dr. Dewi Prabarini SpOg.

dr. Dewi    : ” Tanggal berapa hari pertama Ibu terakhir kali haid? ”
Gue            : ( bengong bentar ) ” Lupa tepatnya kapan, dok. Anu’ pokoknya yang pasti ya Dok, akhir tahun 2009 pas lagi malam tahun baru itu loh dok, yang banyak kembang apinya,, eh tiap tahun ada kembang api ya Dok? Haha.. Pokoknya saya lagi di Sawangan, nah yang pasti saya haid dok, waktu malam tahun baru itu ,, tapi lupa hari pertamanya kapan? ”
dr. Dewi    : ( terpana) ” Sudah pernah ada riwayat keguguran? ”
Gue            : ” Belum dok, tapi yang pasti kucing saya sudah dok.. dan kucing saya aja ,lebih sering melahirkan dibanding saya majikannya tuh dok. Haha,,,
dr. Dewi    : ( kayaknya mulai mengurut2 pelipisnya,, untungnya masih mesem2)

Hyoosss!! Ini saatnya. Gue akan diperiksa seperti layaknya Ibu hamil. Sambil dipandu Mba suster menuju bilik  periksa di balik tirai, gue membayangkan suasana pasangan muda berbahagia yang sedang diperiksa perutnya dan tersenyum penuh bahagia melihat sang calon jabang bayi.

Dan ketika gue masuk ke bilik kontrol, gue melihat dipan yang biasa digunakan kala persalinan. Eh. Aku ngga disuruh melahirkan sekaran, kan? Gue benar2 gak punya pengalaman dengan obgyn. Pengalaman gue dengan rumah sakit hanya waktu ketika gue nelen duit dan waktu harus menjalani operasi pencabutan kuku-jempol-kaki waktu SMP *ini kenapa penyakit gak ada yang beres sih?*. Tapi kan dulu waktu tidur yg diutak atik cuma kerongkongan sama jempol kaki ajah,, Lah kalau yg sekarang?

Kemudian gue disuruh membuka ‘undies’ gue dan naik di atas dipan. Ih untung aja yah, hari itu kebetulan gue pake undies yang agak bener.

Tidak berapa lama, Mba Suster menaikkan paha gue yang berat2 ini ke sandaran paha dan diatur sedemikan rupa sampai posisi ‘ngangkang’ gue sudah pada tempatnya.

Ketika sedang menikmati semriwing-nya angin yang berhembus sepoi-sepoi, tiba2 dr. Dewi dan si Mbak suster datang lengkap dengan sarung tangan karet warna ijo

AIIIH MATEKOOONN… JEROAN GUE MAU DIOBOK-OBOOK PAKAI SARUNG TANGAN KARET ITU??

Lalu si Mba Suster, mengeluarkan alat,, yang dari penampakannya saja sudah menyeramkan mirip Catokan curly iron merk Babyliss yang ada banyak di salon2. Entahlah apa yang dilakukannya sekarang, mungkin sedang memberikan lubrikan ke curly iron itu.

Eh beneran deh, sekarang gue gak sedang nyasar ada di salon kan?

Kalaupun sedang ada di salon, catokan curly iron adalah alat terakhir yang gue harapkan untuk diterapkan di rambut gue yang brindhil bin trondhol ini..
Tapi sekarang? Itu besi segede itu ada di depan mata guee???

Gue               : “AUJUBILEEEE JABANG BAYEK.. APAAN ITU SUSTER??

dr. Dewi       : (tersenyum ala Marissa Haque) ” Iya Ibu, kita akan mau periksa kandungan Ibu.. Tenang dan santai ya bu.”

Gue               : ” TAPI ITU APAA? YAKIN ITU CURLY IRON SEGEDE GABAN MAU DIMASUKKIN? Ke mana? Ke itu..’anu’ saya?”

dr. Dewi       : ” Iya bu, ini namanya prosedur pemeriksaan dalam.. supaya lebih pasti bu.”

Gue               : ” Tapi itu KAAAAN GUEDHUEEE BHAAANGGHETT mba suster,, bu dokter” *bersiap-siap untuk mewek nangis mbeker2 *
Mba Suster  : ” erm,,, eh, gak salah bu? Masa sih segini gede bu?”

Sambil memegang alat catokan curly iron itu ,, yang gue sebut sebagai the real vaginator, si Mba suster melirik ke arah Masku yang sedang duduk menanti dibalik gordyn.. Maksud looooh? Mau ngebandingin? *wataaaa hadeziiig,,, awas kalo berani2 coba ngambil penggaris*

~~~~ Bisa dipastikan Masku anteng2 aja, mungkin sekarang dia sedang liat foto2 dr. Dewi, liat kalender di meja, liat plakat2 dan pajangan kliping berbagai media di dinding yang berisi dokumentasi dr. Dewi. Atau mungkin Masku sedang menatap ke langit2 berharap ada cicak main pedang-pedangan numpang lewat ~~~~

Gue menunggu tegang. Akhirnya besi atau vaginator atau apapun itu namanya, masuk ke dalam tubuh gue.

HHYOOOONGAALAAAH !!!….

Nyet,,, gak enaaak banget!

Dr. Dewi   : ” Ibu, pahanya jangan tegaang..!!”
Gue           : ” Iya ini dok, ini mencoba gak tegang..” ( sepertinya badan gue kejhat-kejhet )
Dr. Dewi   : ” Pahanya jangan dikencengin,,, susah masuknya ya Bu. ”
Gue           : ” Iya dok, saya juga maunya begituuuuu..” ( bentar lagi gue bakal nari kejang )

sibuk uthak uthik

Dr. Dewi   : ” Pantatnya jangan diangkat2..”
Gue           : ” Saya ngga nyuruh ngangkat dok, dia sendiri yang maunya begituuu ” (badan sudah pleyat – pleyot kesana kemari )
Dr. Dewi   : ” Nanti waktu melahirkan kayak gini loh, jangan diangkat2 yah pantatnya ”
Gue           : ” Huhuhu Iya dok, ini maunya gak diaangkat2,, tp dia gak nurut emang, dasar bandel ”

Dokter masih sibuuuuuuuk aja berusaha setenang dan sehalus sehingga senyaman mungkin memasukkan si vaginator ke dalam tubuh gue,,

Mulai saat ini, gue benci kalo denger prosedur ‘periksa dalam’ BENCIIKK BENCIIIK…GRRHHHMBLLLL!!

Akhirnya vaginator sudah terpasang pada tempatnya. Masku dipanggil masuk untuk melihat ke layar komputer. Tampak dilayar komputer,, sesosok trapesium,, eh kok trapesium,, seperti jajaran genjang,, eh salah lagi,, aduh geometri gue parah banget sih,, yang bentuknya kayak tangkuban perahu tuh apaan yah? jajaran genjang? belah ketupat? trapesium? segitiga emas atau malah pinang dibelah dua, tuh

Dan hanya kalimat dari dr. Dewi inilah yang masih terpatri dengan kuat dalam ingatan gue..

“Bapak ibu, selamat yah,, sudah ada kantong janinnya nih,, Tampaknya kandungannya kuat.. Kandungan Ibu bersih, tidak ada mioum atau kista.. Dan dilihat dari USG ini, usia kehamilan Ibu sudah masuk 8 minggu,, sekali lagi selamat ya Bapak, Ibu. “

Seperti biasa, gue meweeeek… *entah karena melihat layar USG atau karena memikirkan bagaimana si vaginator ini keluar dari tubuh gue*

Seingat gue dari film2 yang gue tonton, novel dan komik yang gue baca, majalah yang gue lihat, buku pelajaran yang gue lempar, contekan yang gue buat, sampai di adegan sinetron yang gue howek2 howekkan, kata HAMIL berarti sebentar lagi gue akan menjadi Ibu.

HOREEE.. gue hamilHOREEE HOREEE!!

Karena gue adalah calon Ibu, berarti setelah ini, segala tindak tanduk yang gue lakukan harus gue lakukan secara berhati-hati. Gue harus turun dengan anggun. Berjalan perlahan, membuka tirai sambil menyibakkan rambut ala iklan2 shampoo di televisi.
,,Baru juga jalan tujuh per delapan langkah,,

Mba Suster : ” Ibu,, ada yang ketinggalan”
Gue              : ” Apaan Mba, saya lagi fokus hati-hati bawa calon janin. Takut jatoh.” *gue sudah berjalan pelan dengan langkah seperti seekor macan kelaparan tapi mangsanya gak punya gizi.
Mba Suster : ” Anu’, bu.. itu”
Gue              : ” Iya sus,, saya berhati2 kok. Kalau perlu saya berjanji kalau perlu saya tiap lima menit jalan pasti berhenti utk berdoa sebelum makan.”
Mba Suster : ” Anu,, ini bu,, Ibu kelupaan pakaian dalamnya Ibu ketinggalan Bu”
Gue              : “…..”

 

Ciiiih ah – gue mau pingsan dulu,,

~~ postingan yang ini, diambil berdasarkan tret plurk yangini~~

 

Foto di pernikahan tetangga..

Salah satu hal yang tidak begitu gw sukai dari mewakili kehadiran Ibuk di resepsi pernikahan tetangga adalah yang lebih sering akrab-ikrib-ukrub biasanya sesama Ibu2 di komplek yang notabene tergabung dlm Perkumpulan Arisan RT, Perkumpulan Ibu2 Pengajian, Perkumpulan Ibu2 Kumpul-Pagi2-di-Tukang-Sayur-yg-Mangkal-di-pengkolan-atas, Perkumpulan Ibu2 Senam-Poco2-tiap-Minggu-Pagi, Ibu2 Gerombolan si Berat (maafkan aku tante2, tp memang tante2 berbadan berat2 )…

Jadinya gw merasa, garing banget deh kalo ikutan join didalamnya,,

 
Tibalah hari Resepsi Itu…
Aaaoouurrrgggghhh (kok jadinya mengaum?)…Rasanya aku malas sekaliiii, ada beberapa fakta yang terjadi di hari minggu siang itu yang seakan mendukung gw untuk tidak beranjak ke tempat resepsi tetangga gw,,
  • Hari itu minggu jam 11-13 siang, aku sangat mengantuk,,
  • Hujan sedang deras bgt (semakin ingin  merapatkan selimut),,
  • Hubby gw sedang ada acara di luar..sudah minta ijin untuk gak bisa nemenin
  • Aku harus pergi ke resepsi itu – sendirian – hujan deras pula..
Setelah gw bandingin daftar datang-atau-nggak-datang-ya? ternyata masih panjangan list dimana gw (diwajibkan secara moral) untuk harus datang..
Karena malasnya itu, gw berencana untuk secepat mungkin masuk dan keluar dari resepsi itu ,,, sptnya rencana yg mudah …